Menghindari sikap boros mungkin menjadi hal yang sulit bagi sebagian orang. Terkadang tanpa disadari pengeluaran sudah membengkak ketika kita menghitung kembali anggaran belanja di akhir bulan. Apa yang menyebabkan sikap boros tidak bisa terkontrol? Apa pula dampak negatifnya serta bagaimana mengatasinya?
Menurut KBBI, pengertian boros sebagai sikap adalah berlebih-lebihan dalam pemakaian uang, barang, dan sebagainya. Sikap boros ini kerap kali kita jumpai pada sebagian orang, atau bahkan pada diri kita sendiri, terutama ketika baru saja gajian atau menerima uang saku.
Penyebab Kebiasaan Boros
Menurut Shahram Heshmat Ph.D, melansir dari psychologytoday.com, ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang terlalu sering melakukan pemborosan, terutama dalam hal keuangan. Salah satunya adalah sikap abai terhadap esensi fungsi barang yang dibeli.
Sering kali seseorang tidak terlalu paham untuk apa ia membeli barang tertentu. Ia hanya membelinya karena alasan lain yang sebenarnya tidak penting, misalnya karena merek terkenal, potongan harga, atau barang edisi terbatas.
Kurangnya perhatian terhadap rencana masa depan, serta lebih mementingkan kepuasan di masa sekarang juga bisa menjadi penyebab seseorang melakukan pemborosan. Misalnya, seorang yang memiliki rencana untuk membeli rumah sebagai rencana jangka panjang, tetapi karena kurangnya perhatian terhadap masa depannya, ia lebih memilih untuk melakukan liburan atau jalan-jalan yang biayanya mahal.
Alasan-alasan lain penyebab terjadinya pemborosan bisa disebabkan oleh momen spesial, seperti ulang tahun, kemudahan melakukan belanja dengan kartu kredit, seseorang yang mengidap kecanduan belanja, dan masih banyak lagi.
Artikel terkait: Resign dan Biarkan Suami Kerja Sendiri, Ini Pengalamanku Kompromi soal Keuangan
Dampak Negatif Bersikap Boros
Dampak negatif bersikap boros tentu saja adalah membuat keuangan memburuk. Selain itu, kebiasaan tersebut secara tidak langsung juga memengaruhi kesehatan. Keadaan keuangan yang memburuk dapat memicu stres yang dapat memengaruhi nafsu makan, suasana hati, fokus, serta meningkatkan tekanan darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Bersikap boros juga dapat berdampak buruk terhadap hubungan dengan orang lain, terutama keluarga. Sikap pemborosan ini sering kali menjadi penyebab pertengkaran dengan pasangan. Misalnya, perencanaan pendidikan anak menjadi berantakan disebabkan sikap pemborosan salah satu pasangan, sehingga memicu pertengkaran.
Sikap ini juga dapat berdampak buruk pada karier. Salah satu contohnya dapat menyebabkan stres yang dapat membuat performa kerja anda menurun.
Artikel terkait: Anti Kalap, Ini 4 Tips Hemat Berbelanja Secara Online
Cara Menghindari Sikap Boros
1. Pahami Penyebabnya
Kebiasaan negatif ini sering kali dipicu oleh aspek-aspek emosi dan psikologi, seperti mood. Misalnya seorang yang sedang kesal akan mencari hiburan dengan berbelanja sesuatu. Lingkungan, tekanan dari teman, serta gaya hidup juga menjadi pemicu kebiasaan tersebut.
Dalam banyak kasus, mencegah pemborosan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi pemicunya. Jika pemicunya ditiadakan, godaan untuk membelanjakan uang lebih banyak dapat diminimalkan.
2. Mengatur Kebiasaan Berbelanja
Dengan melakukan pengaturan kebiasaan berbelanja, pemborosan dapat dihindari. Beberapa hal yang harus Parents lakukan sebelum mengeluarkan uang berbelanja adalah menentukan anggaran belanja dan mematuhinya. Utamakan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti membayar tagihan listrik dan air, biaya transportasi, makanan, kesehatan, dan lain-lain.
Sebelum pergi berbelanja, Parents juga harus sudah memiliki tujuan apa yang harus dibeli. Pastikan membuat daftar belanjaan sebelum pergi ke pusat perbelanjaan.
Saat hendak belanja bahan makanan, pastikan hanya membeli apa yang dibutuhkan atau yang tertera di resep. Memiliki tujuan saat berbelanja akan menghentikan Anda dari pembelian spontan.
Artikel terkait: Tips Belanja Bulanan Lebih Hemat
3. Jangan Tergoda Diskon
Potongan harga atau diskon tidak selalu berarti Parents telah menghemat lebih banyak uang. Justru dapat bermakna sebaliknya jika barang yang dibeli sama sekali tidak diperlukan atau barang yang dibeli dalam jumlah banyak karena iming-iming diskon.
Oleh karena itu, sebelum membeli barang diskon, pikirkan terlebih dahulu apakah barang tersebut benar-benar diperlukan. Jika tidak, sebaiknya tinggalkan.
4. Lebih Sering Makan di Rumah dan Membawa Bekal
Makan di luar bisa menjadi penyebab anggaran belanja membengkak, terutama jika sering dilakukan. Salah satu cara menghindari pemborosan adalah dengan membatasi kegiatan makan di luar rumah.
Misalnya hanya dilakukan seminggu sekali dan kemudian secara bertahap, menjadi sebulan sekali. Parents juga bisa mulai membiasakan membawa bekal ke tempat kerja agar lebih hemat.
5. Meninjau Ulang Pengeluaran
Rutin melakukan peninjauan terhadap pengeluaran juga bisa meminimalisasi kebiasaan boros. Parents dapat mengelompokan anggaran belanja berdasarkan kategori kebutuhan dan keinginan, kemudian memeriksanya serta meninjaunya kembali. Sehingga, dapat menjadi acuan untuk rencana anggaran belanja berikutnya.
****
Nah, itulah ulasan mengenai penyebab, dampak negatif, hingga cara menghindari kebiasaan boros. Jangan lupa diterapkan, ya, Parents!
Baca juga:
Kakeibo, Cara Atur Keuangan Ala Jepang Ini Bikin Parents Tidak Boros
7 Channel YouTube Tentang Keuangan dan Investasi untuk Pemula