Bolehkah Ibu Menyusui Saat Hamil & Apa Saja yang Harus Diperhatikan?
Mengapa harus berhenti, jika masih bisa tetap menyusui? Simak penjelasannya berikut ini!
Menyusui saat hamil, bolehkah?
Anak masih menyusu dan belum disapih karena belum berusia 2 tahun. Namun, tiba-tiba alat tes kehamilan menunjukkan hasil positif Bunda hamil lagi!
Lalu, apakah Bunda boleh menyusui saat hamil?
Pertanyaan di atas sering menimbulkan perdebatan. Banyak ibu yang khawatir nutrisinya tidak cukup untuk si janin dan juga si sulung.
Benarkah demikian? Kali ini, kami akan membahasnya untuk Anda.
Bolehkah Menyusui Saat Hamil?
Ya, mengapa harus berhenti menyusui saat hamil?
Banyak ibu tidak hanya menyusui saat hamil, tetapi juga menyusui kedua anaknya ketika si bungsu sudah lahir. Hal ini dikenal dengan istilah ‘tandem. nursing’
Beberapa alasan untuk terus menyusui, antara lain:
- ASI baik untuk kesehatan anak. American Academy of Pediatrics menganjurkan setiap ibu menyusui anaknya minimal 1 tahun, sedangkan WHO menganjurkannya hingga 2 tahun.
- Menyusui dapat membuat si kakak lebih cepat beradaptasi dengan kehadiran si adik baru.
- Saat menyusui Anda dapat mengistirahatkan tubuh Anda yang sedang hamil. Si kakak yang kini sudah balita tentunya aktif bergerak dan menghabiskan energi Anda bukan?
Artikel terkait: 10 Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu dan Bayi, Bunda Wajib Tahu
Bagaimana Kecukupan Nutrisi Bunda jika Menyusui Saat Hamil?
Bunda tidak perlu khawatir kekurangan nutrisi untuk si jabang bayi, karena tubuh kita sangatlah ajaib.
Ikuti saja apa ‘kata tubuh Anda’.
Makanlah makanan yang bergizi bila merasa lapar, dan minumlah bila merasa haus.
Makanlah berbagai variasi makanan sehat, agar kelengkapan nutrisi selalu terjaga.
Perubahan Apa yang Terjadi jika Menyusui Saat Hamil?
Bila ibu menyusui saat hamil, beberapa perubahan yang mungkin Anda alami adalah:
1. Kondisi Payudara
Puting dan payudara Anda bisa menjadi lebih lembek saat hamil.
2. Produk ASI
Bunda akan mengalami produksi ASI yang sedikit berkurang.
3. Rasa ASI
Rasa ASI Anda sedikit berubah saat hamil tua hingga beberapa hari setelah melahirkan. Sebab, payudara memproduksi kolostrum untuk si bayi.
Artikel terkait: Bagaimana Aturan Jarak Pemberian ASI dan Susu Formula? Ini Penjelasan Ahli
Apakah Stimulasi pada Puting Dapat Sebabkan Bayi Lahir Prematur?
Pertanyaan ini juga sering kali membuat ibu hamil khawatir dan tidak ingin menyusui si sulung lagi.
Apakah anggapan tersebut benar?
Stimulasi pada puting merangsang terciptanya hormon oksitoksin yang merangsang produksi ASI.
Di sisi lain, oksitoksin juga memicu terjadinya kontraksi rahim.
Akan tetapi, dalam kondisi normal, banyaknya hormon oksitoksin yang diproduksi tidaklah cukup untuk membuat kontraksi persalinan.
Kecuali, bila Anda termasuk bumil yang berisiko mengalami kelahiran prematur atau sedang bedrest.
Sebuah penelitian yang dikutip NHS UK menyatakan, lebih dari 73 persen ibu di Inggris menyusui anaknya.
Ada beberapa alasan mengapa ibu memilih untuk menyusui anak, yaitu:
- ASI memang dirancang dengan sempurna untuk bayi Anda
- ASI melindungi bayi dari infeksi dan penyakit,
- Menyusui akan memberikan manfaat kesehatan bagi ibu.
ASI tersedia untuk bayi kapan pun bayi membutuhkannya.
Sebagian besar ibu memilih untuk menyusui karena dapat membangun ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi.
Susu formula tidak memberikan perlindungan yang sama dari penyakit dan tidak memberi ibu manfaat kesehatan.
Makanan untuk Bantu Bunda Penuhi Nutrisi dalam Produksi ASI
Makanan ini mengandung lemak sehat, vitamin, mineral, fitonutrien, dan antioksidan yang sangat ideal untuk ibu menyusui, sebagaimana dikutip dari laman Parents.com:
1. Buah Alpukat
Alpukat adalah pembangkit tenaga untuk ibu menyusui.
Keluhan umum ibu menyusui adalah mereka sering sangat lapar karena meningkatnya permintaan kalori dan ibu hanya memiliki sedikit waktu untuk menyiapkan makanan.
Alpukat mengandung hampir 80 persen lemak dan membantu menjaga rasa kenyang lebih lama.
Alpukat memenuhi asupan lemak sehat untuk jantung dan menjadi sumber vitamin B, vitamin K, folat, kalium, vitamin C, dan vitamin E.
2. Kacang-kacangan atau Legum
Nutrisi lainnya adalah kacang-kacangan yang mengandung banyak mineral penting seperti zat besi, kalsium, dan seng, serta vitamin K dan vitamin B.
Kacang-kacangan juga merupakan sumber asam lemak esensial dan protein yang sehat.
3. Sayur-sayuran Hijau
Sayuran berdaun hijau mengandung fitoestrogen, yang telah terbukti memiliki efek positif pada produksi susu.
Banyak ibu khawatir, mengonsumsi sayuran hijau seperti brokoli atau kubis akan membuat bayi rewel. Namun, mitos itu tidak benar.
Artikel terkait: 11 Macam Sayuran Pelancar ASI yang Penting untuk Kebutuhan Nutrisi Ibu Menyusui
Kondisi Bunda Harus Menghentikan Pemberian ASI atau Menyusui Saat Hamil
Melansir dari laman Pregnancybirthbaby.org.au, apabila Bunda berisiko mengalami persalinan prematur, atau jika sedang hamil anak kembar, serta pernah mengalami keguguran di kehamilan sebelumnya, lebih baik hentikan dulu pemberian ASI kepada si Kecil.
Bunda pun disarankan untuk meminta saran kepada dokter.
Demikian informasi seputar menyusui saat hamil. Semoga bermanfaat, Bunda. Semangat mengASI-hi!
NHS
www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/breastfeeding/benefits/
BabyCenter
www.babycenter.com/pregnancy/health-and-safety/is-it-safe-to-breastfeed-during-pregnancy_8935
Kellymom
kellymom.com/pregnancy/bf-preg/bfpregnancy_safety/
Pregnancy Birth & Baby
www.pregnancybirthbaby.org.au/breastfeeding-while-pregnant
Baca juga:
Amankah Asam Mefenamat untuk Ibu Menyusui? Ini Penjelasan Dokter
Contoh Jadwal Pumping Ibu Bekerja dan Hal yang Harus Bunda Perhatikan