Apa yang Parents pikirkan jika melihat sang buah hati enggan memakan sesuatu, khususnya makanan pokok? Tentunya sedih dan bingung, bukan? Itulah yang mungkin dirasakan oleh pengunggah video asli tentang bocah berusia 5 tahun yang trauma makan nasi.
Trauma Makan Nasi, Bocah Ini Hanya Makan Wafer dan Snack
Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @rumpi_gosip, seorang bocah 5 tahun bernama Rendra tampak trauma makan nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan.
Apa yang kemudian disantap? Video tersebut menjelaskan bahwa Rendra sehari-hari hanya makan wafer dan jajanan lainnya.
Menjalani Hipnoterapi Khusus Agar Lancar
Dalam video tersebut, seorang hipnoterapis melakukan sebuah terapi kepada sang anak melalui sebuah gerakan tertentu.
Hipnoterapis kemudian meminta Rendra melihat nasi dan menghitung. Awalnya Rendra masih sedikit takut, tampak ragu dan melihat ke arah sang hipnoterapis.
Rendra diminta untuk mengambil 1 bulir nasi, tetapi wajahnya masih ketakutan!
Namun hipnoterapis meminta Rendra untuk menghitung 1 hingga 5, kemudian meletakkannya kembali ke tempat makan.
Hipnoterapis pun mengapresiasi keberhasilan Rendra untuk berhasil memegang nasi. Selanjutnya video berganti kepada Rendra yang sudah mau makan nasi meskipun perlahan.
Hal ini membuktikan bahwa bocah usia 5 tahun yang trauma nasi ini berhasil melawan ketakutannya perlahan-lahan!
Artikel Terkait: 8 Cara yang Saya Lakukan Mengatasi Drama GTM
Tidak Hanya Nasi, Buah Pun Perlahan-lahan Sudah Mulai Dipelajari
Selain nasi, Rendra juga menjalani hipnoterapi untuk buah dan sayur.
Serupa dengan metode hipnoterapi saat makan nasi, Rendra diminta untuk melihat dan memegang, kemudian berhitung dari 1 hingga 5.
Usai menghitung, Rendra kemudian melahap buah tersebut tanpa rasa takut. Hebat sekali, Rendra!
Mengapa Kondisi Ini Bisa Muncul?
Sejatinya, kasus bocah trauma makan nasi adalah salah satu permasalahan anak yang enggan makan makanan tertentu.
Namun kurang bijak bila Parents melabeli sang anak mengalami trauma.
Bisa jadi, anak tersebut mengalami beberapa permasalahan, seperti:
- Tidak merasa lapar
- Mulai mengenal rasa
- Bosan
- Mencari perhatian
- Ingin eksplorasi
- Sakit
- Lebih menyukai makanan instan
- Mau makan satu makanan saja
Namun, kondisi trauma bisa muncul ketika orang tua memberikan makanan sebagai paksaan atau dilakukan di kondisi yang tidak nyaman.
Contohnya ketika orang tua memukul atau melakukan kekerasan fisik anak ketika makan makanan tertentu.
Anak sudah pasti akan takut dan tidak nyaman karena setiap kali melihat makanan tersebut, yang diingat adalah perasaan tidak nyaman.
Artikel Terkait: 7 Abon untuk Bayi Pilihan 2022 yang Aman, Solusi untuk Anak GTM
Bagaimana Mengatasi Trauma Makan?
Kunci utama mengatasi anak yang tidak mau makan adalah membuat suasana yang menyenangkan. Anak memiliki alasan tersendiri mengapa dia susah makan, sehingga Parents justru memiliki peran untuk mencari tahu alasan di baliknya.
Parents juga bisa mulai memberikan perlengkapan makanan yang unik, lo! Dengan begini suasana makan akan jadi menyenangkan.
Salah satu tips lainnya adalah mengajak anak dalam menentukan menu makanannya. Dengan mengajak anak ikut mempersiapkan makanan, maka anak bisa belajar bahwa makanan tersebut aman dan tidak berbahaya!
Semoga kisah Rendra bisa membantu Parents untuk lebih memahami anak dalam mempersiapkan makan, ya!
***
Baca Juga:
Menghadapi Anak Tantrum, Ini 6 Hal yang Harus Parents Pahami
Saltum Bikin Tantrum, Ini Cerita Fitrop Menangani Sada yang Menangis Setengah Jam!
Mengajarkan 20 Bahasa Isyarat Bayi, Cegah Tantrum dan Bantu si Kecil Belajar Bicara