Seorang bocah perempuan berinisial GS (5) mengaku diperkosa oleh 7 orang teman mainnya secara bergiliran. Para pelaku sendiri masih merupakan anak di bawah umur, bahkan dua diantaranya sama-sama masih berusia 5 tahun. Bagaimana kronologi perkosaan anak di bawah umur yang mengenaskan ini?
Kronologi perkosaan anak di bawah umur oleh 7 teman yang juga masih kecil
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono mengatakan, terduga pelaku tersebut adalah SF (12), FR (7), EG (5), BK (5), IK 96), RD (7), dan HR (10). Juga ada 1 tersangka lagi berinisial DF (8), tapi dilaporkan hanya diminta SF untuk menjaga agar tak ada orang masuk.
“Kemarin orangtua korban sudah membuat laporan di Unit PPA Polres Jakarta Timur. Kami juga langsung melakukan visum kepada korban dan orangtuanya kami mintai keterangan,” ujar Awi seperti dikutip Kompas.com, Jumat (21/10/2016).
Menurut penuturan Awi, pemerkosaan anak tersebut diketahui setelah GS mengeluh sakit di bagian alat vitalnya kepada orangtuanya. Ketika ditanya, GS mengaku telah diperkosa oleh ketujuh temannya tersebut.
Sempat dilakukan upaya mediasi oleh pihak RT RW setempat, tapi Awi mengatakan tak ada kata mufakat, hingga orang tua korban melapor ke polisi. “Soalnya para pelaku itu anak lingkungan RT RW situ,” kata Awi.
Seperti dilansir JPNN, kejadian mengenaskan itu terjadi tanggal 2 Oktober lalu pada pukul 14.00 di sebuah rumah kosong di Gang Remaja, Cibesut, Jatinegara, Jakarta Timur.
Untuk menindaklanjuti laporan keluarga korban, Awi mengatakan akan segera memanggil pelaku beserta orangtunya.
Pihak kepolisian juga akan berkerja sama dengan beberapa pihak terkait untuk penanganan kasus ini, karena melibatkan banyak anak di bawah umur.
“Kami akan koordinasi dengan lembaga terkait, seperti KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia),” jelas Awi.
Baca juga:
Bagaimana Menjauhkan si Buah Hati dari Pelecehan Seksual?
Pelecehan seksual mungkin memang merupakan momok yang harus selalu diwasapadai oleh orang tua. Maraknya kasus pelecehan seksual membuat orang tua menjadi was was akan pergaulan anak dengan lingkungan bermainnya. Kejadian seorang anak berusia lima tahun diperkosa secara bergiliran oleh 7 orang temanya mungkin menjadikan orang tua tidak bisa tenang membiarkan anak bermain. Mari simak kronologi perkosaan anak di bawah umur berikut.
Kronologi Kejadian Anak yang Diperkosan 7 Orang Teman
Seorang anak perempuan yang berinisial GS berusia lima tahun telah mengaku diperkosa oleh 7 orang teman mainya secara bergiliran. Para pelaku sendiri masih merupakan anak di bawah umur, bahkan dua diantaranya msih berusia lima tahun. Kepala Bidang Huma Polda Metro Jaya, Kombes Awi mengatakan terduga pelaku adalah SF (12), FR (7), EG (5), BK (5), IK (6), RD (7) dan HR (10).
Menurut kombes Awi masih ada satu terangka lagi berinisial DF (8), namun menurut laporan dari SF ia hanya diminta untuk menjaga agar tidak ada orang yang masuk. Awi menjelaskan bahwa orang tua korban telah melakukan laporan di Unit PPA Polres Jakarta Timur. Laporan tersebut kemudian ditanggapi oleh Polda Metro Jaya dan langsung melakukan hasil visum kepada korban dan orang tua yang dimintai keterangan.
Masih menurut Awi, perkosaan anak di bawah umur ini diketahui setelah GS mengeluh sakit di bagian vitalnya kepada orang tuanya. Ketika ditanya mengapa bisa vaginanya terluka, GS mengaku telah diperkosa oleh ketujuh temannya tersebut. Pihak RT RW pun sudah melakukan upaya mediasi guna menyelesaikan perkara dengan kekeluargaan.
Tak Ada Kata Mufakat dalam Mediasi
Namun dalam mediasi tersebut tak ada kata mufakat dari masing masing pihak. Hingga akhirnya orang tua korban melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Pelaporan tetap dilakukan karena memang korban berada di satu wilayah lingkungan RT RW setempat. Kejadian mengenaskan ini terjadi pada 2 Oktober lalu pada puku dua siang di sebuah rumah kosong di Gang Remaja, Cibesut, Jatinegara Jakarta Timur.
Untuk meindaklanjuti laporan keluarga korban, Awi mengatakan akan segera memanggil pelaku beserta orang tuanya. Pihak polisi juga akan bekerja sama dengan beberapa pihak terkait untuk penanganan kasus ini karena melibatkan banyak anak di bawah umur. Dalam sesi terakhir wawancara Awi akan melakukan koordinasi dengan lembaga terkait seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Kisah memilukan ini tentu menjadi pelajaran bagi orang tua korban untuk memberikan pelajaran seks sejak usia dini. Pemberian pembelajaran seks sejak usia dini akan menjauhkan anak anak dari aksi yang tidak sesuai dengan nalar dan norma. Anak juga bisa lebih berhati hati untuk melindungi organ vitalnya agar tidak sembarang di sentuh oleh orang yang tiak dikenal atau mungkin selain keluarga dekatnya sendiri.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.