Komunikasi tentu saja menjadi salah satu kunci dalam menjaga keharmonisan hubungan suami istri, termasuk dalam hal seksualitas. Bicara seks dengan pasangan bisa menjadi cara untuk mengetahui apakah kehidupan seksual yang dijalani sudah saling memuaskan. Atau, justru perlu ditingkatkan dan diperbaiki?
Menariknya, menurut survei yang dilakukan Reckitt Benckiser (RB) Indonesia, bicara seks secara terbuka dengan pasangan justru cenderung berisiko menurunkan kepuasan saat bercinta.
Apa alasannya?
Hasil Survei: Pasangan menikah bisa terbuka bicara seksualitas, namun bila salah satu kena IMS perilaku komunikasi berubah
RB Indonesia melalui merek kondom Durex, sempat melakukan sebuah survei online dengan target peserta survei yang masih berstatus sebagai pengantin baru. Survei ini dilakukan di 5 kota besar di Indonesia.
Tujuan survei ini sendiri dilakukan untuk mengetahui pandangan mereka tentang peran alat kontrasepsi terutama sebagai metode pencegahan HIV/AIDS pada pasangan yang baru menikah.
Kabar baiknya, temuan survei tahun 2019 tersebut memperlihatkan kalau para pengantin baru di Indonesia sudah menyadari peran masing-masing dalam menentukan kesehatan seksual pasangan, juga kepuasan seksual mereka sendiri dalam pernikahan tersebut. Mereka juga mengaku bisa terbuka dan nyaman bicara seks serta masalah kesehatan reproduksi dengan pasangan mereka.
Akan tetapi, ketika salah satu dari pasangan mengalami infeksi penyakit menular seksual, ada perubahan perilaku komunikasi. Keterbukaan tidak lagi ada, orang yang terinfeksi IMS memilih berkonsultasi dengan dokter tanpa jujur pada pasangannya soal infeksi yang dialami.
Sementara itu, sebagian besar responden survei ini sepakat bahwa setia pada satu pasangan seksual merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah dan melindungi diri mereka dari penularan penyakit menular seksual.
Beberapa data temuan hasil survei:
- 52% responden memilih terbuka dengan pasangan apabila dirinya terkena infeksi menular seksual
- 39% memilih pergi ke dokter tanpa memberitahu pasangan saat dirinya kena infeksi menular seksual
- 34% responden yang telah menikah mengaku pernah berselingkuh.
- 84% pasangan pengantin baru memahami pentingnya bicara seks dan kesehatan reproduksi secara terbuka dengan pasangan
- 94% pengantin baru merasa nyaman berdiskusi masalah seksual dengan pasangan
- 74% responden merasa puas setelah bicara seks dengan pasangan, sisanya merasa tidak puas. Hal ini menandakan adanya kesenjangan natara espektasi dan kenyataan yang ada dalam hubungan mereka.
Mengapa Bicara Seks Secara Terbuka Menurunkan Kepuasan?
Inez Kristanti, M.Psi., Psikolog klinik Angsamerah menuturkan, ada beberapa alasan mengapa kepuasan seksual bisa menurun setelah bicara terbuka dengan pasangan mengenai espektasi dan apa yang didapatkan saat bercinta.
“Ketika bicara seks dengan pasangan terkait kepuasan, hal ini cukup tricky. Karena tidak semua orang nyaman dikasih feedback tentang performa seksualnya. Bisa jadi suami merasa sudah melakukan yang terbaik, namun istri merasa kurang,” tutur Inez.
Menurut Inez, hal inilah yang menjadi faktor mengapa kepuasan seksual menurun setelah membicarakan seksualitas secara terbuka dengan pasangan. Inez juga menambahkan, bicara seks dengan pasangan harus ada seninya, karena itu merupakan hal yang sensitif.
“Perlu ada empati, pahami perasaan pasangan, pengertian. Kurangi kata-kata tuduhan, sehingga komunikasi soal seksualitas bisa menghasilkan outcome yang positif dan bukan negatif,” papar Inez.
“Karena, seharusnya bicara seks bisa meningkatkan kehidupan seksual bersama pasangan. Kita harus nyaman dan percaya dengan orang yang kita ajak bicara soal seks. Komunikasi ini perlu dibangun lewat hubungan yang hangat,” tutupnya.
Untuk mencegah komunikasi atau bicara seks menimbulkan masalah, ada dua hal yang perlu Anda perhatikan, apa saja?
- Bicara seks tentu saja membutuhkan keterampilan, dan al ini perlu diasah terus menerus. Jika komunikasi secara verbal dinilai kerap menimbulkan masalah atau konflik, tak ada salahnya untuk membicarakannya lewat komunikasi non verbal.
- Selanjutnya, Anda bisa membuat daftar apa saja yang ingin Anda lakukan atau sukai saat melakukan hubungan intim. Harapannya, daftar ini juga bisa membuat kedua belah pihak saling memahami kebutuhan satu sama lain
Itulah ulasan mengenai hasil survei yang menyatakan bahwa komunikasi seksual bisa menurunkan kepuasan. Namun, jangan membuat Anda takut untuk mengungkapkan masalah seksualitas dengan pasangan ya! Bagaimanapun, komunikasi secara terbuka dengan pasangan sangat penting dalam pernikahan. Termasuk masalah seksual.
Semoga informasi ini bermanfaat.
***
Baca juga:
Ingin pernikahan lebih harmonis? Jangan lupa lakukan perbincangan seks secara rutin
5 Kunci Komunikasi dengan Pasangan, Cegah Terjadinya Konflik yang Bikin Pusing
Mengenal Teknik Komunikasi 'I Message' untuk Cegah Konflik dalam Keluarga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.