Dunia anak adalah dunia bermain. Tak mengherankan jika si kecil memiliki rasa ingin tahu yang besar dengan bermain dan mengeksplorasi lingkungan sekitar. Misalnya saja lewat bermain pasir.
Tak hanya menyenangkan, bermain pasir juga memiliki manfaat untuk tumbuh kembang anak, salah satunya bisa membantu melatih kemampuan sensori anak, meningkatkan kreativitas, bahkan bisa melatih bersosialisasi saat si kecil bermain pasir dengan temannya.
Meskipun begitu, sebagai orangtua kita tentu perlu memerhatikan dan mengawasi si kecil saat bermain pasir. Biar bagaimana pun pasir merupakan material yang kotor dan mengandung bakteri dan virus dalam jumlah yang banyak.
Penelitian yang telah dirangkum dalam jurnal Zoonoses and Public Health menyebutkan kalau pasir mengandung bakteri berbahaya, yaitu Clostridium Difficile atau C.diff.
Menurut peneliti utama, Dr. Jose Blanco, bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi usus, sehingga membuat penderita mengalami diare berat. Jenis bakteri ini bisa ditemukan pada pasir di mana pun tempatnya.
Tak hanya itu, selain terpapar bakteri ketika anak main pasir juga berisiko terinfeksi cacing tambang. Setidaknya fakta ini telah dipaparkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, di mana ada beberapa spesies cacing tambang bisa masuk ke tubuh manusia melalui pasir dan tanah yang telah terkontaminasi.
Cacing tersebut ada di pasir ketika hewan seperti kucing dan anjing buang kotoran di pasir atau tanah tersebut. Pada kotoran hewan terdapat telur cacing tambang yang kemudian menjadi larva.
Ketika anak bermain pasir yang sudah terkontaminasi telur cacing tambang yang kemudian menjadi larva, cacing tersebut bisa menembus kulit dan hidup di dalam kulit. Tidak percaya?
Risiko ini telah dialami seorang anak yang berusia 6 tahun, saat bermain pasir ternyata ada cacing tanah yang masuk ke dalam telapak tangannya.
Tangan seorang bocah 6 tahun kemasukan cacing akibat bermain pasir
Belum lama ini, tepatnya pada Sabtu, 30 Maret 2019, seorang ibu bernama Dina Rasyid yang tinggal di Palangka Raya membagikan pengalaman puteranya melalui laman Facebook miliknya. Ia menulis kronologi anaknya yang tak sengaja kemasukan cacing di telapak tangannya. Hal itu terjadi karena sang anak sering bermain pasir yang ada di dekat rumah.
“Penampakan cacing tambang yang hidup di bawah kulit si abang (6 tahun). Akibat sering main pasir ke tanah tetangga sebelah yang lagi bangun rumah,” ungkap sang ibu melalui akun Facebook pribadi.
Awalnya, ibu tersebut tidak menyangka jika ada cacing yang masuk ke dalam tangan sang anak. Bahkan, ia mengira benjolan di tangan anaknya lantaran melepuh akibat obat nyamuk.
“Tapi kok jadi merah, sakit, katanya gatal dan makin panjang. Dipegang teksturnya padat dan bergelombang, meliuk-liuk seperti ular, nggak tahunya itu cacing,” jelas sang ibu bercerita.
“Cacingnya ada 3 di telapak dan pergelangan tangan. Mulai membesar,” imbuhnya.
Ketika mengetahui ada cacing tambang yang masuk ke dalam tangan sang anak, sang ibu pun langsung membawa anaknya ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, saat hendak mengatasi kondisi tersebut, ada sedikit kendala yang dihadapi karena obatnya sedang tidak ada.
“Kata dokter, cacing ini nggak tahan dingin, dikompres sekuatnya nanti mati sendiri. Mau disemprot, pas obat spray nya kosong,” katanya.
Dihubungi theAsianparent Indonesia, Dina Rasyid mengatakan, “Nanti cacingnya itu memang bisa hancur sendiri, diserap sama kulit, lalu kulit kering dan mengelupas sendiri. Tapi, kalau cacing itu dibiarkan begitu saja di tangan dan nggak diobati, saya nggak tau pasti bagaimana nanti kondisinya, kemarin nggak nanya sama dokter,” paparnya.
Parents harus waspada ketika anak bermain pasir
Berdasarkan pengalaman ini, Dina pun memberikan imbauan agar para orangtua bisa lebi waspada ketika anak mereka bermain pasir.
“Hati-hati ya ibu-ibu, sebaiknya larang tegas saja anak-anak kita main pasir, daripada nanti seperti ini, kan. Ngeri jika cacing dibiarkan, bisa makin panjang dan pindah ke mana-mana di bawah kulit,” tulisnya di Facebook.
Penting untuk diketahui, infeksi cacing tambang ini tidak hanya bisa didapatlan saat seseorang berjalan tanpa alas atau sedang bermain pasir dan tanah. Risiko yang sama bisa terjadi saat seseorang mengonsumsi makanan menta atau sayuran yang telah terkontaminasi telur cacing tambang.
Biasanya, infeksi cacing tambang ini akan diatasi lewat pemberian obat anti cacing yang perlu dikonsumsi 1 hingga 3 hari. Obat ini bisa mencegah penyerapan mencegah penyerapan glukosa oleh cacing, sehingga cacing kehabisan energi dan pada akhirnya mati.
Lewat pengalaman ini, setidaknya kita sebagai orangtua diingatkan untuk bisa menjaga memantau si kecil ketika ia sedang bermain, termasuk saat bermain pasir. Setidaknya, setelah bermain pastikan agar anak segera cuci tangan atau mandi untuk mencegah terinfeksi cacing tambang.
Baca juga :
Anak cacingan? Ini caranya memilih obat cacing yang tepat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.