10 Posisi Menyusui yang Baik dan Benar, Mana yang Paling Pas Bun?
Selain agar Bunda dan bayi nyaman, posisi menyusui juga memengaruhi aliran ASI. Cek di sini!
Posisi menyusui bisa jadi kunci keberhasilan dalam proses menyusui (breastfeeding). Pelekatan yang benar antara payudara ibu dengan mulut sang bayi juga menentukan jumlah asupan air susu ibu (ASI) yang masuk ke dalam tubuh bayi. Walau terlihat mudah, sebenarnya menyusui adalah proses yang cukup kompleks dan penuh tantangan.
Setiap ibu diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Ibu juga harus mengetahui posisi menyusui senyaman mungkin agar dapat membuat bayi minum dengan aman dan nyaman. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik.
Berdasarkan laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan atau attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring.
Di bawah ini, ada beberapa rekomendasi posisi menyusui yang baik dan benar. Coba simak dan cari mana yang pas untuk Bunda dan si bayi, ya!
Daftar isi
Posisi Menyusui Mana yang Paling Pas untuk Anda?
Untuk ibu yang baru pertama kali memiliki bayi, menyusui adalah keterampilan khusus yang perlu dipelajari. Beberapa hari pertama setelah melahirkan adalah masa belajar untuk menyusui bayi dengan baik dan benar, agar bayi mendapat suplai ASI yang cukup. Ketika pertama kali melakukannya, tentunya kita masih “kaku” karena belum terbiasa. Tetapi setelah beberapa minggu, kita akan lebih terlatih dan sudah mendapatkan posisi menyusui yang nyaman.
Posisi menyusui yang baik memengaruhi perlekatan yang baik pula. Kesalahan pelekatan dapat membuat puting terasa sakit ketika dihisap oleh bayi. Selain itu, pelekatan yang tidak baik dapat mengganggu aliran ASI.
1. Posisi Cross Cradle
Posisi ini tampak bayi dalam buaian ibunya. Cocok dilakukan sejak bayi baru lahir, karena bayi didukung penuh pada lengan ibu yang berlawanan. Ibu juga memiliki kontrol lebih besar atas posisinya, dan dapat menggunakan tangan lain yang bebas untuk membentuk atau memegang payudara.
Sebagai contoh, bayi akan disusui pada payudara kiri. Posisikan kepala bayi pada payudara kiri, dengan tangan kanan menopang tubuh bayi dan leher bayi. Tangan kiri memegang payudara, sambil sering memijatnya ke arah puting agar ASI lebih mengalir dengan baik.
Posisi ini bagus digunakan bila :
- Ibu baru mulai belajar menyusui
- Ukuran bayi kecil (bayi baru lahir)
2. Posisi Cradle
Posisi ini termasuk dalam kriteria posisi menyusui klasik. Karena sebagian besar ibu baru akan melakukan posisi menyusui ini.
Meskipun ini adalah posisi yang sangat populer, tetapi itu tidak selalu mudah dengan bayi baru lahir karena tidak memberi bayi dukungan sebanyak yang dipegang lainnya. Penyangga atau bantal di belakang tubuh ibu dan bantal menyusui di pangkuan dapat menopang bayi serta lengan ibu. Selain itu, bantuan ini dapat memberi lebih banyak dukungan, dan menghindari ketegangan pada punggung atau bahu ibu.
Jika ibu menggunakan bantal menyusui, pastikan bantal itu tidak mengangkat bayi terlalu tinggi. Sementara payudara harus tetap pada ketinggian istirahat alaminya untuk menghindari puting yang sakit dan perlekatan yang tegang.
Kita ambil contoh, bayi akan disusui pada payudara kiri. Pada posisi ini, tangan kiri menopang seluruh tubuh bayi. Sedangkan, tangan kanan ibu dapat menopang bagian pantat dan kaki bayi.
Posisi ini digunakan bila ibu sudah terbiasa menyusui dengan baik.
3. Posisi Tidur Miring
Posisi ini adalah posisi yang hampir didambakan para ibu. Pasalnya, ibu dapat menyusui bayinya sembari merebahkan badannya di tempat tidur. Idealnya, posisi menyusui ini dilakukan di malam hari saat tidur atau sedang santai di atas sofa.
Ibu dan bayi perlu berbaring menyamping satu sama lain, menempelkan perut ke perut.
Posisi menyusui ini digunakan bila :
- Ibu merasa terlalu sakit untuk duduk
- Ibu ingin sambil beristirahat
- Ibu memiliki payudara besar
- Ibu pasca melahirkan secara caesar, sehingga luka jahitan tidak tergesek-gesek bayi.
Artikel Terkait: Amankah menyusui sambil tiduran? Berikut penjelasannya!
4. Posisi Sepakbola
Dinamai posisi sepakbola karena dalam posisi ini, ibu duduk dengan bayi yang beristirahat di sepanjang lengan bawah atau ketiak ibu. Posisi menyusui ini tampak seperti ibu sedang membawa bola sepak di dekat ketiak.
Ini adalah posisi menyusui awal yang membantu karena ibu dapat menopang bayi dengan baik, sambil memberi banyak kontrol dan pandangan yang baik dari wajahnya. Berada di dekat tubuh ibu akan membantu bayi merasa aman juga. Ibu yang pernah menjalani operasi caesar, kembar, melahirkan bayi prematur, atau memiliki payudara lebih besar mungkin juga menyukai posisi ini.
Kita ambil contoh, bayi akan disusui pada payudara kiri. Maka posisikan kaki bayi di samping kiri pinggang kita dan kepalanya pada payudara kiri.
Gunakan tangan kiri untuk menopang tubuh dan leher bayi. Tangan kanan dapat memijat payudara agar aliran lancar.
Posisi menyusui ini digunakan bila :
- sesuai untuk ibu yang baru belajar menyusui
- bila ukuran bayi kecil
- bila ukuran payudara besar
- bila puting sakit
- bila puting datar
- cocok untuk ibu yang melahirkan secara caesar.
5. Posisi Santai
Posisi menyusui yang santai, juga dikenal sebagai pengasuhan biologis. Sering kali, posisi menyusui ini dilakukan pertama kali oleh para ibu baru. Posisi ini juga dapat memberikan kontak skin-to-skin ibu dan bayi yang mampu membantu merangsang naluri makannya.
Posisi ini mirip dengan posisi saat inisiasi menyusui dini (IMD), di mana bayi diletakkan di perut ibu sembari merangkak atau bergerak mencari puting ibu untuk menyusui.
Posisi menyusui ini digunakan bila :
- Ibu sudah terbiasa menyusui
- Usia bayi sudah lebih dari 1 bulan.
6. Posisi Terlentang setelah Operasi Caesar
Ibu yang menjalani operasi caesar sering dianggap bukan ibu sejati. Namun sebenarnya, ibu yang melahirkan dengan proses ini memiliki perjuangan yang tiada tandingannya dan tidak boleh dipandang sebelah mata. Pasalnya, ibu yang menjalani operasi caesar terkadang belum dapat bergerak bebas, termasuk untuk menyusui bayinya.
Namun, ada posisi menyusui santai yang cocok untuk ibu pasca melahirkan caesar, yaitu posisi terlentang. Di mana, ibu berbaring terlentang biasa, kemudian tubuh bayi diletakkan di bahu ibu untuk mencari puting atau minum ASI.
Posisi ini sangat cocok untuk ibu setelah melahirkan melalui operasi caesar, karena membuatnya nyaman tanpa beban dan tekanan pada perut.
7. Posisi Tangan Penari
Jika bayi kesulitan untuk tetap menempel atau memiliki tonus otot yang rendah, posisi menyusui ini tampaknya cocok untuk mereka.
Mulailah dengan menangkupkan payudara dengan tangan di bawah, jari di satu sisi dan ibu jari di sisi lain. Kemudian ulurkan tangan ke depan sehingga ibu jari dan jari telunjuk membentuk bentuk ‘U’ tepat di depan payudara. Tiga jari ibu yang tersisa harus terus menopang payudara di bawahnya.
Letakkan rahang bayi di ibu jari dan jari telunjuk saat ia menyusu, dengan dagunya di bagian bawah ‘U’. jempol ibu dengan lembut memegang salah satu pipinya dan jari telunjuk yang lain. Pegangan ini memberi bayi banyak dukungan dan ibu mengontrol posisinya, serta pemandangan perlekatannya yang bagus.
Posisi menyusui ini digunakan bila :
- Bayi lahir prematur
- Bayi memiliki kelainan, seperti Down syndrome.
8. Posisi Menggendong Koala
Posisi tegak atau menggendong koala sering kali merupakan posisi menyusui yang paling nyaman untuk bayi yang menderita refluks atau infeksi telinga. Posisi menyusui ini juga dapat bekerja dengan baik pada bayi yang memiliki ikatan lidah atau otot rendah.
Dalam posisi tegak atau menggendong koala, bayi duduk mengangkangi paha atau di pinggul ibu. Sementara, tulang belakang dan kepala bayi tegak saat ia menyusu.
Posisi menyusui ini digunakan bila :
- Bayi baru lahir
- Bayi sudah bisa duduk sendiri tanpa bantuan
- Ibu sedang duduk di dalam mobil.
9. Posisi Makan Menggantung
Seperti namanya, posisi ini tampak seperti makanan bayi yang menjuntai alias payudara ibu yang menggantung. Pada posisi ini, bayi tidur terlentang, sementara ibu berbaring menunduk atau berlutut di atas bayi dengan puting menjuntai ke mulut bayi.
Sebenarnya, posisi ini cukup melelahkan bagi ibu. Bahkan, beberapa ibu mengatakan melakukan ini untuk waktu yang singkat.
Posisi menyusui ini digunakan bila ibu mastitis dan tidak ingin payudara mereka untuk tergencet atau disentuh. Ada klaim yang menyatakan bahwa gravitasi membantu mencabut saluran susu yang tersumbat.
“Saya menggunakan posisi menyusui ini beberapa kali, ketika saluran ASI saya tersumbat dan metode lain untuk menghilangkan benjolan di payudara saya tidak berhasil. Sepertinya ini membantu. Saya pikir karena gravitasi menguntungkan saya, dan karena sudut dan posisi bayi saya sangat berbeda dengan menyusui normal kami sehingga dia mengeringkan payudara saya secara berbeda,” kata Ellie, ibu dua anak di Inggris, dikutip dari laman Medela.
10. Posisi Menyusui dalam Gendongan
Mungkin perlu sedikit latihan untuk melakukan posisi ini. Ibu dapat menyusui dengan semua jenis sling, termasuk bungkus elastis, ring sling, dan gendongan depan. Apa pun yang dipilih, pastikan ibu selalu dapat melihat wajah bayi dan dagunya tidak menempel di dadanya.
Akan tetapi menyusui bayi dengan gendongan bisa menjadi nyaman saat bepergian, merawat anak yang lebih besar, atau bahkan melakukan pekerjaan ringan. Posisi menyusui ini juga berguna, jika bayi tidak suka diturunkan atau sering disusui.
Namun perlu dicatat, posisi ini hanya boleh dilakukan pada bayi yang sudah dapat mengangkat kepalanya sendiri dan otot lehernya mampu menopang tubuhnya.
Artikel terkait: Berbagai Cara KB Untuk Ibu Menyusui
Tips Menemukan Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir
Terlepas dari beberapa posisi tersebut, ibu wajib mengetahui beberapa cara menemukan posisi menyusui yang tepat. Pastikan pelekatan yang baik agar puting dan payudara ibu tidak sakit dan jauh dari ketidaknyamanan.
Melansir laman What to Expect, ada beberapa tips menemukan posisi menyusui bayi baru lahir, yaitu:
- Gelitik lembut bibir bayi dengan puting
Cara ini akan membuka mulut bayi sangat lebar, seperti menguap. Beberapa konsultan laktasi menyarankan untuk mengarahkan puting ibu ke hidung bayi dan kemudian mengarahkannya ke bibir atas untuk membuka mulut lebar-lebar. Ini mencegah bibir bawah terselip selama menyusui. Jika bayi berpaling, usap lembut pipi di sisi yang terdekat dengan. Refleks rooting akan membuat bayi berbalik ke arah payudara.
- Bawa bayi ke payudara ibu
Jangan gerakkan payudara ibu ke arah mulut atau memasukkan puting ke dalam mulut bayi yang tidak mau menyusu. Alih-alih biarkan bayi yang mengambil inisiatif, mungkin perlu beberapa kali percobaan sebelum bayi membuka mulutnya cukup lebar untuk menempel dengan benar.
- Pastikan mulut bayi menutupi puting dan sebagian areola
Mengisap puting saja tidak akan menekan kelenjar susu. Malahan, cara tersebut dapat menyebabkan payudara sakit dan puting pecah-pecah. Namun di tempat yang tepat, mulut, lidah dan bibir bayi akan memijat susu keluar dari kelenjar susu saat mengisap seluruh puting dan sebagian areola ibu.
- Pastikan bayi dapat bernapas saat menyusu
Setelah si kecil menempel dengan benar, ibu dapat menekan payudara dengan jari dengan lembut untuk menjauhkannya dari hidung bayi. Mengangkat bayi sedikit juga dapat memberikan sedikit ruang bernapas. Tetapi saat ibu bergerak, pastikan untuk tidak mengendurkan cengkeraman bayi pada areola.
Artikel Terkait: Ingin Sukses Menyusui? Parents Jangan Abaikan 7 Tahap Persiapan Ini
Dampak Posisi Menyusui yang Tidak Benar
Menyusui memang membutuhkan keterampilan khusus dari sang ibu. Untuk itu, ibu harus terus belajar dan mengenali kebiasaan bayi. Bayi yang bertambah usia akan memiliki berbagai macam cara untuk menyusu, sehingga ibu harus bermanuver dengan mengubah posisi menyusui sesuai keadaan bayi.
Kendati demikian, pelekatan antara puting ibu dan mulut bayi harus benar. Pasalnya, posisi menyusui yang tidak benar dapat memberikan dampak buruk bagi ibu dan bayi, seperti:
- Leher bayi terputar dan cenderung ke depan
- Badan bayi menjauh badan ibu
- Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
- Hanya leher dan kepala tersanggah
- Tidak ada kontak mata antara ibu dan bayi
- Menyusui berpotensi tidak memuaskan bayi
- Bayi jarang buang air kecil
- Puting dan payudara ibu terasa sakit karena perlekatan yang tidak benar.
Artikel Terkait: Sukses ASI Eksklusif, Begini Teknik Menyusui Bayi yang Benar
Pertanyaan Populer Terkait Posisi Menyusui yang Benar
Bahayakah Menyusui Bayi dengan Posisi Tidur?
Menyusui sambil tidur miring atau berbaring boleh saja dilakukan kok, Bun. Asalkan, saat menyusui, pastikan Bunda tidak tertidur dan memerhatikan pelekatan dengan benar. Apabila tertidur, ini dikhawatirkan bayi terjatuh atau tersedak.
Kapan Bayi Bisa Menyusui Sambil Tiduran?
Bayi bisa menyusui sambil tidur sejak bayi baru lahir, asalkan dilakukan dengan posisi yang benar.
Bagaimana Posisi Tidur Bayi agar Tidak Muntah?
Agar tidak gumoh, bayi sebaiknya tidur dalam posisi telentang. Ini membantu susu masuk ke dalam perut dan tidak kembali ke esofagus atau kerongkongan yang berisiko membuatnya muntah.
Terlepas dari posisi menyusui yang tepat untuk bayi, ada baiknya Parents untuk memeriksa durasi bayi buang air kecil atau pipis. Pada bayi yang menyusu dengan benar, ibu akan melihat gerakan yang kuat, stabil, dan berirama. Artinya, posisi dan pelekatan berhasil.
Semoga informasi di atas membantu ya, Bun!
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Yulia
How to breastfeed
11 different breastfeeding positions
www.medela.com/breastfeeding/mums-journey/breastfeeding-positions
Breastfeeding Positions
www.whattoexpect.com/first-year/breastfeeding/positions/
5 Common Breastfeeding Positions to Try
www.verywellfamily.com/common-breastfeeding-positions-431648
Baca Juga:
4 Posisi Menyusui Setelah Operasi Caesar yang Perlu Bunda Ketahui