Padahal baru seminggu vaksin campak, kok, malah campak? Apa iya bayiku kena campak?
Ya, seminggu setelah vaksin campak, bayiku mendadak demam tinggi di malam hari. Panasnya naik turun selama 3 hari dan suhunya ketika naik dan terlebih di malam hari bisa mencapai 39.3 C.
Saya sebagai new mom baru pertama kali mengalami suhu demam tersebut. Ya, ini kedua kalinya anak saya demam setelah sebelumnya demam karena vaksin DPT, namun suhu demamnya kurang dari 38 C. Teori sudah pernah saya baca sebagai persiapan jika anak demam, namun pada praktiknya tetap saja saya panik.
Apakah Benar Bayiku Kena Campak?
Pertanyaan demi pertanyaan saya ajukan ke beberapa teman yang lebih berpengalaman dan juga tak lupa saya bertanya pula kepada sesepuh seperti mama sendiri, mama mertua, dan juga nenek dari suami.
Mereka hanya kebingungan kenapa bisa setelah vaksin campak malah terkena gejala seperti campak, dan juga tidak ada yang memiliki pengalaman seperti saya. Juga tak lupa saya searching di internet apakah setelah vaksin campak bisa terkena campak?
Jawabannya ya, memang bisa namun demam yang dirasakan tidak setinggi anak saya, hanya demam ringan.
Oleh karena demam berlangsung 3 hari berturut-turut dan tidak hilang dengan paracetamol, akhirnya saya dan suami membawa anak saya ke Dokter Spesialis Anak (DSA).
Gejala yang Dialami Anakku
Gejala yang dimiliki demam tinggi naik turun 3 hari berturut-turut dan tidak nafsu makan serta tidak ada gejala lain yang spesifik sehingga dokter menyarankan untuk tes lab.
Hasil tes lab anak saya menunjukkan adanya infeksi virus, namun jenisnya apa belum diketahui karena belum muncul gejala yang spesifik. Kemudian DSA pun memberikan obat antivirus dan suplemen makanan berupa vitamin penambah nafsu makan.
Kemudian, keesokan harinya demam pun mereda, suhu tubuh anak saya tidak lebih dari 37,5 C dan berangsur turun ke suhu tubuh normal. Meredanya suhu tubuh bersamaan dengan munculnya ruam merah.
Tak lupa saya memberikan calamine lotion untuk menghilangkan ruam dan mengurangi rasa gatal. Apakah ini campak karena muncul ruam-ruam merah di tubuh? Orang rumah sepakat dan mengatakan kalau bayiku kena campak.
Lalu saya diwejangi agar jangan lupa memberikan bedak gatal. Namun, ruam merah ini tidak disertai dengan rasa gatal karena anak saya tidak pernah menggaruknya.
Bayiku Kena Campak atau Roseola?
Saya pun langsung mencari kebenaran lewat berbagai macam artikel. Yang saya temukan, anak saya mengalami sakit yang disebut dengan roseola. Ya, penyakit semacam campak namun berbeda dan berbeda pula virus penyebabnya.
Dikutip dari beberapa sumber artikel kesehatan, penyebab dari penyakit roseola adalah Human Herpes Virus 6, tapi juga bisa disebabkan oleh virus herpes lainnya seperti Human Herpes Virus 7.
Roseola tidak menyebabkan bahaya dan mereka yang mengalami penyakit ini adalah bayi dengan usia 6 bulan sampai 2 tahun.Umumnya penyakit yang dikenal sebagai roseola infantum ini dapat reda dengan sendirinya dalam satu minggu.
Roseola biasanya terjadi karena infeksi virus herpes tipe 6 atau tipe 7 (HHV/human herpesvirus 6/7) yang penyebarannya sama dengan penularan flu, yaitu melalui batuk atau bersin dari anak lain yang lebih dulu terinfeksi. Selain itu, virus juga bisa menular setelah menyentuh barang yang disentuh penderita.
Masih banyak yang meyakini penyakit roseola adalah campak. Sekali lagi ini berbeda.
Jika dilihat dari jarak dekat, ruam pada roseola berbentuk bintik-bintik merah muda atau kemerahan yang dimulai dari punggung atau perut, lalu menyebar ke bagian wajah, lengan dan kaki. Sedangkan ruam pada campak berbentuk bercak benjolan berwarna merah atau coklat kemerahan yang dimulai dari wajah lalu turun ke bagian bawah.
Dalam waktu satu seminggu (sudah termasuk saat demam), kondisi anak saya membaik, sudah hilang ruamnya. Namun, nafsu makan yang tidak kunjung pulih padahal sudah diberika vitamin penambah nafsu makan.
Hal tersebut dikarenakan adanya sakit tenggorakan yang dialami saat terkena roseola. Jadi, tidak hanya demam yang disusul dengan ruam saja.
Gejala Umum Jika Terkena Roseola:
- Demam tinggi dengan suhu >39°C selama 3–5 hari
- Batuk
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Hilang nafsu makan
- Kelenjar getah bening di leher membesar
- Diare
- Kelopak mata membengkak
- Muncul ruam pada kulit (eksantema subitum) setelah demam mereda
Untuk mengobati sakit tenggorokannya saya berikan air putih dan juga ASI dengan rutin sehingga banyak cairan yang masuk ke dalam tubuh anak saya. Jangan lupa agar anak diberikan istirahat yang cukup untuk mengembalikan imunnya.
Ada pertanyaan dari beberapa kerabat “Padahal kesehariannya hanya dirumah dan teras depan rumah, namun mengapa bisa terkena roseola?” Biasanya kami melakukan vaksin secara drive thru, hal ini sudah dilakukan saat vaksin di usia 2 bulan dan berlangsung hingga sebelum vaksin campak.
Namun, dikarenakan saya harus memajukan hari vaksin yang mendadak dikarenakan suata alasan maka pelaksanaan vaksin berlangsung di poliklinik. Kemungkinan terbesar, anak saya tertular saat di poliklinik anak.
Jadi disarankan lebih baik pelaksanaan vaksin secara drive thru jika di rumah sakit karena lebih aman dengan menghindari kontak orang yang lalu lalang.
Ditulis oleh Tania Fitri, VIPP Member theAsianparent ID
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.