Hadirnya anak di kehidupan keluarga Parents biasanya akan memberikan nuansa lain dalam berumah tangga. Walau adanya bayi yang mengubah keadaan di keseharian Parents, jangan lupa untuk tetap memperhatikan hubungan antara suami dan istri.
Yang tadinya hanya berdua saja, sekarang ada bayi yang juga butuh perhatian. Karena itu harus tetap bisa seimbang menjaga cinta untuk pasangan dan juga cinta untuk sang bayi.
Dengan tetap memperhatikan pasangan masing-masing, anak akan diasuh bersama-sama dengan baik. Seperti kata pepatah parenting, buatnya berdua berarti merawat juga berdua. Berikut salah satu kisah bunda yang menceritakan begitu berharga hadirnya bayi yang mengubah keadaan. Yuk disimak cerita lengkapnya ya Parents!
Saya Si Sulung yang Percaya Diri, Termasuk Dalam Mengasuh Anak
Saya yakin kalau setiap orang tua akan setuju dengan pendapat saya, bahwa memiliki bayi benar-benar mengubah banyak hal. Saat masih hamil, saya selalu beranggapan bahwa memiliki dan mengasuh anak itu adalah hal yang sangat mudah. Apalagi saya seorang anak tertua di keluarga yang sering merawat adik-adik, jadi ketika mempunyai anak pasti akan bisa melaluinya dengan baik.
Setiap orang yang bertanya apakah saya siap menjadi seorang Ibu selalu saya jawab dengan tegas dan selalu mengatakan bisa. “Ya saya bisa. Saya sejak kecil sudah terbiasa menjaga saudara yang lebih kecil dan sudah sangat terbiasa untuk merawat bayi”.
Kepercayaan diri saya sangat tinggi, apalagi dukungan suami yang selalu percaya kalau saya nanti pasti bisa melakukannya dengan baik.
Akhirnya Masa Itu Tiba, Bayi yang Mengubah Keadaan Sudah Hadir Dalam Pelukan Saya
Dan akhirnya tibalah masa persalinan yang sudah dinanti-nanti. Saya melahirkan anak sulung dan ternyata harus merawat bayi sendiri tanpa bantuan keluarga kecuali suami yang selalu memperhatikan saya. Saat itulah saya mulai menyadari, kalau merawat bayi yang mengubah keadaan ini tidak mudah untuk dilakukan. Benar, tidak semudah yang saya harapkan.
Apalagi putri sulung saya saat itu memiliki ketidakcocokan golongan darah. Kami harus bermalam di rumah sakit selama lima hari untuk memastikan bayi benar-benar sehat untuk dibawa pulang. Namun mengingat ketidakcocokan golongan darah tersebut, di hari ke-2 putri saya mengalami penyakit kuning (Jaundice) karena bilirubin yang sangat tinggi. Sehingga membutuhkan alat fototerapi neo natus bayi selama 24 jam.
Anak Saya Harus Fototerapi atau Terapi Sinar Bayi Kuning
Fototerapi atau biasa disebut dengan terapi sinar adalah metode perawatan yang memang umum dilakukan pada bayi yang mengalami penyakit kuning. Biasanya ditandai oleh warna kulit bayi yang menjadi kuning karena peningkatan kadar bilirubin. Rata-rata bayi mengalami terapi sinar selama 2 hingga 4 hari.
Artikel Terkait : Normalkah Bayi Kuning karena ASI? Simak Penjelasan Ini, Bun!
Fototerapi pada bayi harus dilakukan untuk mengubah bilirubin di kulit yang tak larut dalam air menjadi larut dalam air hingga bisa dibuang lewat urin atau keringat. Selama penyinaran, mata bayi ditutup dengan semacam karbon untuk menghalangi sinar agar tak masuk ke mata. Selain terapi sinar, biasanya juga dilakukan pemberian ASI secara bertahap untuk menghindari bayi kuning.
Ternyata Mengasuh Bayi Baru Lahir Sangat Tidak Mudah, Apalagi Harus Difototerapi
Saat melalui malam kedua setelah persalinan, saya mulai merasa kalau bayi yang mengubah keadaan dalam banyak hal itu benar adanya.
Saya dan suami mulai mendapat ujian saat merawat putri kami di rumah sakit. Saat malam hari rasanya kami tidak tidur demi menjaga bayi yang masuk dalam tabung sinar fototerapi. Kami sangat merasakan sakit dan sedih, ketika bayi menangis kencang saat akan meletakkannya dalam keranjang bayi untuk sesi fototerapinya.
Bagaimana tidak sedih yang tadinya sedang saya susui, ternyata si bayi harus kembali disinar lagi agar cepat sehat dan tidak kuning.
Hubungan Saya dan Suami Sedang Diuji di Suatu Malam
Saat itu, perasaan emosi kami berdua naik turun seperti roller coaster. Masih lekat dalam ingatan saya, di suatu malam ketika saya sedang menyusui bayi tiba-tiba saya menangis.
Dalam pikiran saya, beberapa malam kurang tidur menjaga bayi sangat melelahkan dan saya sangat sedih melihat si bayi dimasukkan dalam tabung fototerapi. Iya, saya sangat lelah. Saat melihat suami, saya juga merasakan kalau dia juga sangat kelelahan, capek dan sedih.
Artikel Terkait : Tips Mengatasi Sedih dan Kesepian akibat Baby Blues Pasca Melahirkan
Saya jadi merasa sebagai orang yang harus disalahkan mengapa semua hal ini terjadi. Ketika saya menangis dan sedih itu, suami menghampiri lalu menghibur saya. Dia mengatakan kalau dia baik-baik saja. Padahal saya tahu dia juga lelah dan kesulitan untuk merawat bayi kami. Apalagi di rumah sakit benar-benar menguras tenaga kami berdua.
Walau saya tahu dia sebenarnya ingin menangis juga, tapi dia menahan diri karena melihat saya yang sudah sangat emosional. Malam demi malam akhirnya terlewati, putri kami akhirnya sehat dan bisa berada di tengah-tengah kami.
Berkat malam yang penuh emosional itu, saya dan suami jadi makin mesra. Hubungan kami pun jadi semakin terbuka satu sama lain dan menjadi lebih kuat dibandingkan sebelumnya.
Berusaha Menghargai dan Menikmati Waktu Bersama Suami dan Anak
Sebenarnya saya merindukan melakukan banyak hal sama suami seperti dulu sebelum lahirnya bayi. Seperti perjalanan makan malam, jalan-jalan travelling ke beberapa kota, tidur seharian sepanjang hari, pergi ke bioskop kapan saja kami berdua mau dan hal-hal lainnya yang dulu sering kami lakukan bersama.
Artikel Terkait : Psstt… Ini Kunci Kepuasan Seksual Suami Istri yang Jarang Disadari
Tapi jangan salah paham, karena putri tercinta kami adalah berkah terbesar dalam hidup kami berdua yang tidak bisa disia-siakan. Jadi kami berdua sepakat saling menguatkan untuk menikmati momen-momen kebersamaan anak. Apalagi ternyata waktu itu berjalan begitu cepat dan momennya tidak bisa diputar kembali, sedangkan anak sudah mulai dewasa. Kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan waktu bersama-sama mengasuh dan membesarkan anak-anak kami.
Kami yakin bisa melakukan semua hal itu lagi saat bayi sudah mulai dewasa. Dan untuk saat ini prioritas kami adalah bersama-sama merawat dan membesarkan anak. Bahkan sekarang hal-hal seru itu bukan hanya bisa dilakukan berdua, tapi jadi bertambah dengan hadirnya putri tercinta saya.
Hadirnya putri kami memang sangat berharga, saya dan suami pasti akan memiliki waktu bersama yang sangat panjang dari waktu ke waktu.
Memiliki anak memang suatu anugerah terbesar Tuhan yang harus Parents jaga, karena itu kehadiran bayi yang mengubah keadaan dalam beberapa hal pasti ada. Tapi dalam masa adaptasi menjadi orang tua, nanti Parents akan memahami betapa berharganya memiliki seorang anak dalam kehidupan pasangan suami istri. Nikmati masa-masa berharga bersama anak dan pasangan dengan memberikan porsi perhatian yang seimbang pada keduanya. Agar perjalanan mengasuh dan merawat anak bersama pasangan menjadi sangat menyenangkan. Selamat mencoba!.
Bunda punya kisah menarik lainnya mengenai kehidupan keluarga, kehamilan, atau seputar Parenting lainnya? Yuk share cerita Bunda di aplikasi TheAsianparent.
Artikel ini diterjemahkan dari tulisan Paula Tajuna di TheAsianParent Filipina.
Baca Juga :
id.theasianparent.com/jam-tidur-bayi-baru-lahir
6 Tips Aman Melakukan Photoshoot Bayi Baru Lahir, Jangan Asal!
id.theasianparent.com/penyakit-bayi-kuning