Di balik wajahnya yang imut dan lucu, bayi juga bisa marah, lo. Lantas kalau marah, bagaimana dia menunjukkannya, ya, Bunda? Berikut ini tanda dan penyebab bayi marah. Pelajari, yuk!
Penting untuk Parents Ketahui: Tanda dan Penyebab Bayi Marah
Apakah bayi bisa marah? Tentu saja bisa. Pada dasarnya, marah merupakan perasaan atau tindakan emosional yang bisa dialami semua orang berapa pun usianya.
Sama dengan orang dewasa, saat merasa marah, bayi pun bisa memperlihatkan berbagai reaksi. Saat menghadapi sesuatu hal yang tak disukainya, respons yang diberikan ternyata juga tergantung pada kepribadiannya.
Akan tetapi, sebenarnya, bagaimana pun kepribadian bayi, saat mereka merasa frustrasi, mereka pasti mengekspresikan amarahnya dengan menangis.
Tanda Umum Bayi Marah
Berapa usia bayi Anda saat ini? Apakah Parents sudah belajar mengenali makna ekspresi si kecil, terutama saat ia marah? Dengan mengenali ekspresinya, itu akan membantu Bunda mengendalikan suasana hati.
Berikut ini beberapa tanda umum yang mengisyaratkan bayi sedang kesal atau marah:
- Menunjukkan ekspresi marah dan kesal dengan jelas.
- Ia menangis tapi pelan dan sambil bubbling tanpa henti.
- Kedua tangannya mengepal.
- Tangisannya panjang dan hampir berteriak sambil menghentakkan kaki dan tangannya.
Segera Cari Tahu Penyebabnya
Ada apa dengannya? Apakah aku berbuat salah? Apa yang harus kulakukan agar ia berhenti menangis? Demikian biasanya respons ibu baru saat menghadapi tangisan bayi.
Untuk mencari tahu pemicu tangisannya, yuk, lakukan investigasi kecil. Ini cara sederhana yang bisa Bunda lakukan:
- Siapkan catatan.
- Ingat setiap momen yang dilakukan anak sebelum ia menangis.
- Nilai tingkat kemarahannya pada skala 1-10.
- Perhatikan pola tangisannya: pelan, keras, berteriak, panjang, dan lain sebagainya. Apa yang membuatnya kemudian terdiam.
Poin-poin yang berhasil Bunda kumpulkan akan membantu mengevaluasi pemicu dan mencari tahu cara menanganinya.
Jangan Panik dan Balik Memarahi Bayi
Mungkinkah bayi menangis tanpa alasan, Bunda? Enggak, ya. Ketika bayi marah, pasti ada alasannya, meski ia sekadar bosan. Saat itu terjadi, jangan cuek, Bunda, dan lakukanlah beberapa hal berikut ini:
- Berikan ia atensi. Ini menunjukkan Bunda peduli perasaan (ada empati) dan kebutuhannya.
- Takutnya jika Bunda abai saa ia marah, bayi akan berperilaku dan melampiaskan secara agresif: menyakiti diri sendiri atau merusak benda di sekitarnya.
- Dan, jangan juga memarahi bayi ketika ia menangis dan agresif. Ia melakukan itu karena ia belum belajar cara yang lebih baik untuk berperilaku.
- Bantu ia menyalurkan emosinya dengan lebih baik agar bayi tumbuh menjadi anak yang lebih sehat secara emosional.
Penyebab Umum Bayi Menangis
Pastinya bayi menangis karena ada sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman: fisik atau emosional. Berikut beberapa penyebab yang sering menyebabkan bayi marah dan menangis:
1. Merasa Bosan
Cek apakah bayi mengucek-ngucek matanya? Apakah ia menguap atau melakukan tindakan hiperaktif seperti menunjukkan kontrol fisik yang lemah? Hmm, bisa jadi lelah dan mengantuk.
Bantu dengan: Gendong bayi ke kamarnya, ajak ia beristirahat. Jika belum waktunya tidur siang, baringkan saja tubuhnya di kasur agar ia bisa bersantai sejenak. Temani sambil menyanyikan lagu berirama lembut atau mengajaknya mengobrol, Bunda.
2. Kelaparan
Tak hanya orang dewasa, ada beberapa bayi yang juga sensitif terhadap gula darah rendah. Itulah mengapa ia mudah marah jika perutnya kosong.
Bantu dengan: Jika belum masuk waktu makannya, susui bayi atau beri camilan buah atau biscuit. Pilih yang tinggi protein dan karbohidrat ya, Bunda. Ini membantu melepaskan energi lebih lama dan lebih lambat.
Sebaliknya, jenis makanan berkarbohidrat tinggi atau bergula akan dimetabolisme tubuh lebih cepat dan menyebabkan penurunan gula darah. Namun kalau sudah jam makannya, buru-buru beri ia makan sebelum tangisnya semakin kencang.
Salah satu tanda dan penyebab bayi marah bisa karena bayi lapar.
3. Mungkin Frustrasi
Dialami ketika bayi tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, dan sering kali terjadi pada bayi yang lebih besar (12-18 bulan). Satu contoh begini, bayi tidak bisa mengambil mainan di lantai karena ‘terjebak’ di baby chair.
Ia frustasi dan menangis. Atau saat ia sedang mencoba berjalan sambil memegangi sofa di sampingnya. Bunda memeganginya karena takut ia terjatuh, tapi ia tidak suka. Bayi pun kesal, lalu menangis. Pikirnya, Bunda terlalu protektif dan menghambat keinginannya.
Kondisi ini disebut juga ‘temper tantrum’ klasik, kondisi di mana bayi mengalami kesulitan mengatasi kekecewaan mereka.
Bantu dengan: Mudah sebenarnya mendeteksi penyebab kemarahan anak yang ini, karena di usia ini bayi sudah mampu menyampaikan keinginannya –dengan menunjuk-nunjuk atau mengucapkan satu dua kata. Dengan lembut tanyakan apa yang diinginkannya, dan terangkan kalau Anda hanya ingin membantunya.
Penyebab Khusus Bayi Menangis
1. Tertular Perasaan Bunda
Cek bagaimana perasaan Anda. Apakah Anda sedang kesal atau habis marah-marah? Kemungkinan bayi menangis karena ikut merasakan apa yang bundanya sedang rasakan.
Bantu dengan: Tarik napas dalam, lalu buang amarah Anda. Setelah itu, luangkan banyak waktu bersama anak untuk sekadar memeluk dan menciumnya. Dijamin perasaan bayi pun akan segar kembali!
2. Bisa Jadi Overstimulasi
Ada beberapa bayi yang tidak suka berada di tempat yang terlalu terang, berisik, atau di antara orang yang tidak dikenalnya. Hal-hal seperti itu mengusik kenyamanannya. Biasanya, respon yang akan bayi berikan adalah tampak bingung, gelisah, mudah tersinggung, dan menangis.
Bantu dengan: Pindahkan bayi ke tempat yang lebih adem, tenang, dan tidak terlalu terang (destimulasi) untuk membantu melepas kemarahannya. Alihkan perhatiannya dengan menyuguhkan mainan favorit, menyusui, atau mandi air hangat jika memungkinkan. Umumnya ini terjadi pada bayi sensitif atau berada pada spektrum autisme.
Cara Meredakan Amarah/Tangisan Bayi
Jika Bunda mengenali tanda amarahnya lebih awal, buru-buru hampiri dan tenangkan sebelum ia semakin marah. Namun, jika ia sudah mengamuk, coba lakukan ini:
- Bicara dengan lembut dengan mengatakan hal-hal seperti, “Kenapa, Nak?” “Cerita sama Bunda, yuk!” “Bunda sayang Adek”. Ini membantu mengidentifikasi alasan ia marah. Meski ia belum bisa bicara, minimal ia akan merasa tenang karena Anda peduli kepadanya.
- Peluk sambil usap-usap punggungnya.
- Alihkan perhatiannya dengan sesuatu yang dia sukai.
- Cek perut dan kepalanya lalu pijat dan elus lembut, mungkin perut atau kepalanya sakit.
- Cek apakah ini sudah waktunya ia makan atau tidur. Bisa jadi ia menangis karena lapar, haus, atau mengantuk.
- Perhatikan suasana sekitar bayi: terlalu berisik, ramai, atau terang? Beberapa bayi sangat sensitif dan merasa tak nyaman berada di antara wajah baru, terlalu berisik, atau ruang dengan cahaya terlalu terang. Segera jauhkan bayi dari sana.
Bunda Tenang Saja, Jangan Ikut Panik Saat Bayi Marah
Ada beberapa anak yang kalau sudah marah dan menangis lamaaaaa sekali. Mengatasi yang seperti ini benar-benar menguras energi dan kesabaran. Sabar, Bunda. Jika Anda ikut kesal, bayi akan merasa tidak terhubung dengan Anda.
Lakukan ini untuk membantu Bunda menenangkan diri:
- Tetap tunjukkan perhatian dan kesabaran Bunda pada si kecil dengan menggendong, mengajak bicara, bernyanyi. Apapun untuk meredakan tangisnya.
- Beri bayi beberapa waktu menyelesaikan tangisnya agat ia puas melampiaskan perasaannya. Terkadang seseorang butuh menangis dan itu cukup untuk melepaskan rasa frustasi dan kebosanannya.
- Jangan lelah mengatakan betapa Anda sangat mencintainya.
- Jika merasa lelah, minta bantuan suami atau anggota keluarga lain untuk bergantian menangani bayi.
- Sejenak tinggalkan bayi dan pergilah ke ruangan lain –tapi pastikan ada yang menemani bayi di kamarnya. Segarkan diri dan pikiran Anda di sana selama beberapa menit, lalu temui bayi lagi.
- Sebelum memutuskan untuk marah, lakukan butterfly hug: silangkan kedua tangan di dada dan tarik napas dalam hitung sampai sepuluh, lalu katakan pada diri sendiri “Ayo, kamu bisa! Semua akan baik-baik saja. Semangat!”
- Istirahat sebanyak mungkin –meski kadang sulit. Sering kali, kurang istirahat dan tidur mudah membuat Bunda menjadi hilang kesabaran dan mudah marah.
Dengan mengetahui berbagai alasan yang menyebabkan bayi marah, kini sudah tidak perlu panik dan khawatir lagi, ya, dalam menghadapinya.
Baca juga:
Bayi menangis susah ditenangkan? Penelitian berikut memberikan solusinya!
Mengenal Kontrol Impuls Anak: Perkembangan, Jenis Gangguan, hingga Cara Melatihnya
6 Perilaku anak yang Tidak Boleh Diabaikan oleh Orang Tua
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.