Bayi lahir di dunia dengan segala kelebihan dan keunikannya. Salah keunikan itu adalah tentang kebiasaan bayi gampang kaget. Namun, apakah hal itu berbahaya? Dan apa penyebab hal ini? Berikut ini penjelasannya untuk Anda.
Penyebab bayi gampang kaget
Bunda tentu pernah melihat bayi yang tiba-tiba kaget ditengah tangis atau bahkan tidurnya. Kaget ini ditandai dengan kedua tangan dan kaki bayi yang tiba-tiba terangkat dan kembali ke posisi semula.
Bunda tak perlu terlalu khawatir bila melihat hal itu. Sebab, ini merupakan salah satu hal yang wajar dan normal dialami oleh setiap bayi baru lahir.
Para ahli menyebut kondisi itu sebagai refleks moro. Refleks ini sudah ada sejak bayi baru dilahirkan dan bahkan sering diuji oleh dokter pada saat bayi baru dilahirkan.
“Refleks mengejutkan yang dikenal dokter sebagai refleks Moro, biasanya disebabkan ketika kepala bayi Anda berubah posisi atau jatuh tiba-tiba, ketika dia mendengar suara keras atau suara yang tidak biasa,” jelas Rallie McAllister, MD, MPH, seorang dokter keluarga dan penulis pendamping The Mommy MD Guide to Your Baby’s First Year.
McAllister mengatakan, refleks moro biasanya muncul pada bayi baru lahir hingga dia berusia dua bulan. Refleks ini umumnya akan menghilang dengan sendirinya ketika bayi berusia tiga hingga enam bulan.
Sebab pada usia tersebut bayi sudah bisa memiliki kontrol lebih besar atas gerakan mereka. Jadi, mereka tidak akan mudah kaget atau tersentak lagi.
Cara mengatasi bayi yang gampang kaget
Refleks moro adalah salah satu refleks yang normal dari perkembangan bayi. Ini dapat membantu mereka berfungsi dengan baik di kemudian hari.
Namun dalam beberapa kasus, refleks ini dapat membuat bayi menjadi merasa tidak nyaman dan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Untuk itu, cobalah beberapa cara ini untuk mengatasinya:
a. Dekatkan bayi dengan tubuh Anda saat hendak meletakannya. Biarkan mereka berada sedekat mungkin dengan tubuh Anda sebelum Anda melepaskannya.
Setelah itu, letakan bayi dengan lembut setelah punggung mereka menyentuh kasur. Ini dapat mencegah mereka merasakan sensasi terjatuh dan kaget.
b. Bungkus bayi Anda dengan kain atau selimut untuk membuatnya merasa nyaman dan aman. Ini akan membuatnya merasa tenang seperti berada di dalam rahim.
Caranya:
- Gunakan selimut besar atau tipis.
- Letakan selimut di permukaan yang rata.
- Lipat sedikit salah satu sudut selimut.
- Perlahan-lahan, letakan bayi Anda di atas selimut dengan posisi kepala di ujung sudut yang terlipat.
- Bawa salah satu sudut selimut ke tubuh bayi dan selipkan di bawahnya.
- Lipat bagian bawah selimut.
- Pastikan Anda menyisakan sedikit ruang untuk tangan dan kakinya bergerak.
- Biarkan bagian leher dan kepalanya tetap terbuka.
- Periksa secara teratur apakah bayi bisa bernafas dan tidak merasa kepanasan.
c. Penelitian menyarankan bahwa sebaiknya orangtua menggendong dan menenangkan bayi dengan suara halus ketika dia sering kaget akibat refleks moro. Sebab, bisa jadi refleks tersebut terjadi karena dia merasa takut atau tidak nyaman.
d. Lakukan latihan peregangan untuk memperkuat pernapasan dan kekuatan otot-otot bayi. Namun, ingat bahwa tubuh bayi masih rentan terhadap cedera sehingga lakukan peregangan dengan lembut dan aman.
Hal yang harus diperhatikan
Beberapa tenaga medis umumnya melakukan tes refleks moro pada bayi yang baru lahir. Untuk melakukan tes refleks moro, tenaga medis biasanya akan membaringkan bayi ditempat yang nyaman.
Setelah itu, kepala bayi diangkat dengan tubuh bayi yang masih dibaringkan di tempat tidur. Kepala bayi akan sedikit dijatuhkan untuk kemudian segera ditangkap lagi.
Bayi yang normal biasanya akan langsung mengangkat kedua tangannya ke atas karena kaget. Bila bayi tidak memperlihatkan refleks yang normal maka bisa jadi dia mengalami masalah kesehatan yang cukup serius.
Misalnya, ketika bayi hanya mengangkat sebelah tangannya saat tes bisa jadi sisi tubuh lainnya tidak aktif karena mengalami cedera saraf. Bayi bisa juga mengalami patah tulang pada bahu.
Bila bayi tidak memberikan respons pada kedua sisi tubuhnya, maka dokter biasanya akan memeriksa keadaan bayi lebih lanjut. Ada kemungkinan bila dia mengalami masalah kesehatan yang lebih serius, seperti gangguan pada sumsum tulang belakang atau masalah pada otak.
Jika bayi Anda memiliki masalah, dokter biasanya akan melakukan pengujian lebih lanjut untuk memeriksa otot dan saraf bayi.
Baca juga:
9 Gerakan tubuh ini adalah cara bayi berkomunikasi sebelum bisa bicara, apa saja maknanya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.