Berpuasa di bulan syawal selama 6 hari adalah ibadah yang dapat menyempurnakan puasa ramadan. Namun, terkadang kita dibuat bingung, apabila masih memiliki utang puasa ramadan apakah boleh menjalankan puasa syawal? Tulisan di bawah ini akan mengulas hukum bayar utang puasa di bulan syawal. Simak penjelasannya berikut.
Hukum Bayar Utang Puasa di Bulan Syawal
Pernahkah Anda dilanda perasaan dilema ketika hendak menjalankan puasa di bulan syawal? Pasalnya, Anda ternyata masih memiliki utang puasa tetapi ingin menyempurnakan ramadan dengan menjalankan puasa syawal. Lalu, sebenarnya bagaimana hukumnya dalam Islam?
Ulama Ahli Fiqih asal Yogyakarta, Ustadz M. Shiddiq Al Jawi mengatakan, terdapat dua perbedaan pendapat mengenai hukum membayar utang puasa di bulan Syawal. Yang pertama adalah dari para jumhur ulama penganut mazhab Hanafi, Maliki dan Syafi’i. Mereka sepakat bahwa puasa syawal diperbolehkan meski masih memiliki utang puasa ramadan.
Ulama mazhab Hanafi membolehkan secara mutlak tanpa disertai kemakruhan, sementara ulama mazhab Maliki dan Syafi’i membolehkan tetapi makruh hukumnya.
Sedangkan yang kedua, yakni para ulama penganut mazhab Hanbali, mengharamkan puasa sunnah di bulan Syawal sebelum umat muslim mengganti puasa wajib di bulan ramadan.
“Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat jumhur ulama yang membolehkan seseorang berpuasa sunnah enam hari di bulan Syawal sebelum meng-qadha puasa ramadannya,” kata Ustadz Shiddiq.
Baca juga: Tata Cara dan Niat Ganti Puasa Ramadhan yang Ditinggalkan
Puasa Syawal Diperbolehkan karena Waktu Membayar Utang Puasa Ramadan Lebih Fleksibel
Pandangan yang membolehkan puasa syawal berasal dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dari Aisyah RA, ia berkata, “Saya pernah mempunyai kewajiban (qadha) puasa ramadan, dan saya tidak mampu mengqadha-nya kecuali di bulan Sya’ban.”
Hadits ini menurut para ulama, menunjukkan bahwa waktu untuk membayar utang puasa di bulan ramadan sangat longgar mulai dari bulan Syawal hingga bulan Syaban. Itulah sebabnya, tidak mengapa bila kita hendak menjalankan puasa Syawal meski belum membayar utang puasa ramadhan.
Bahkan Aisyah RA, yang dikenal sangat rajin menjalankan ibadah sunnah juga membayar utang puasanya di bulan Syaban. Itu artinya, ia juga lebih dulu menjalankan puasa Syawal selama enam hari.
Dikutip dari Telisik.id, Imam Ibnu Baththal juga sependapat dengan kelonggaran waktu mengganti puasa ramadhan. Ia pernah berkata, “Para ulama telah sepakat bahwa barangsiapa yang meng-qadha puasa ramadan yang ditinggalkannya di bulan Syaban sesudahnya, maka dia dapat disebut orang yang telah menunaikan kewajibannya berpuasa ramadan tanpa melalaikan kewajiban itu.” (Ibnu Baththal, Syarah Al Bukhari, Juz IV, hlm. 95)
Baca juga: 6 Pertanyaan Seputar Bayar Utang Puasa Ramadhan, Bolehkah Digabung dengan Puasa Lain?
Niat dan Tata Cara Puasa Sunnah selama 6 Hari di Bulan Syawal
Menjalankan puasa Syawal diyakini mampu menyempurnakan ibadah puasa ramadhan. Bahkan, puasa Syawal memiliki amalan layaknya berpuasa selama setahun penuh. Hal ini seperti yang pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW:
“Barangsiapa yang berpuasa ramadan, kemudian ia ikuti dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapat pahala seperti puasa setahun penuh.” (HR Muslim)
Adapun niat puasa Syawal adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.”
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Bacaan niat ini bisa dilafalkan malam hari sebelum menjalankan puasa Syawal.
Namun, bagi yang ingin menjalankan puasa Syawal di hari itu juga, bisa melafalkan niat puasa di pagi hari seperti berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.”
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Sementara itu, untuk tata cara menjalankan ibadah puasa Syawal adalah sebagai berikut:
- Puasa dijalankan selama 6 hari di bulan Syawal dan tidak harus dijalankan berurutan.
- Niat boleh dibaca setelah terbit fajar. Jadi, tidak harus pada malam hari seperti ibadah puasa ramadan.
- Boleh membatalkan puasa sewaktu-waktu.
- Bagi perempuan yang sudah menikah, perlu meminta izin kepada suami sebelum menunaikan puasa.
- Apabila mampu, usahakan untuk tetap membayar utang puasa ramadan terlebih dahulu.
Parents, itulah hukum mengenai bayar utang puasa di bulan Syawal. Semoga informasi di atas bermanfaat ya!
Baca juga:
Niat, Tata Cara, dan Keutamaan Melakukan Puasa Syawal Usai Ramadhan
Rukun dan Syarat Wajib Puasa Ramadan yang Wajib Diketahui agar Puasa Sah
Parents, Ini yang Perlu Diketahui tentang Niat dan Keutamaan Puasa Syaban