Mengulik Sejarah Panjang Batik Lasem dan Ragam Motif yang Kaya Makna

Miliki motif indah, telaah sejarah panjang Batik Lasem hingga bisa dikenal kini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Indonesia harus berbangga karena punya warisan kuliner dan budaya yang sangat kaya, batik lasem adalah segelintir contohnya. Batik adalah kain tradisional khas Nusantara yang ragam jenisnya berbeda di berbagai penjuru daerah Indonesia. Tak heran, kain bermotif unik satu ini telah diakui dunia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi oleh UNESCO.

Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa yaitu ambhatik dari kata amba yang berarti lebar atau luas, dan titik yang berarti titik atau matik. Kedua kata ini digabungkan membentuk kata batik yang dikenal oleh masyarakat.

Tradisi membatik yang merupakan warisan nenek moyang ini sampai sekarang masih dilestarikan dengan baik. Bahkan, batik sudah berganti menjadi tren yang modern sehingga dapat digunakan oleh segala kalangan usia mulai dari anak muda hingga orangtua.

Sejarah

Secara administratif, Lasem merupakan sebuah kecamatan di kawasan Rembang, Jawa Tengah. Daerah ini menjadi wilayah awal pendaratan orang Tiongkok di tanah Jawa sehingga membuatnya dijuluki Tiongkok Kecil.

Sejarah panjang dalam melestarikan keragaman budaya dan etnis telah tercatat dalam perjalanan kawasan mungil di pesisir utara Pulau Jawa tersebut. Toleransi antar masyarakat di sini sudah dikenal sejak dulu. Adanya 241 rumah kuno di sepanjang jalan dan gang perkampungan seolah menguatkan posisinya sebagai "rumah" bagi lusinan budaya dan tradisi. 

Tingginya kadar toleransi dibuktikan dengan tiadanya catatan konflik antaretnis yang pernah terjadi di Lasem. Saat perayaan Imlek, kelenteng membuka diri bagi siapa pun untuk saling bertemu dan menikmati makanan khas tahun baru. Sebaliknya, santri yang menimba ilmu di pondok pesantren pun hidup berdampingan dengan masyarakat Tionghoa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Toleransi tinggi turut diperkaya dengan batik di lasem yang motifnya sangat unik. Bisa ditebak, batik di kawasan ini merupakan perpaduan antar dua budaya, yakni Jawa dan Tionghoa.

Sumber: Instagram @batik_lasem

Artikel terkait: Mengenal K.R.T Hardjonagoro, Budayawan Tionghoa yang Menciptakan 200 Motif Batik

Merujuk laman Good News From Indonesia, sejarah mencatat bahwa munculnya batik lasem melekat dengan Laksamana Cheng Ho. Lasem adalah tempat mendarat pertama kali pasukan Laksamana Cheng Ho juga masyarakat Tionghoa pada masanya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam Babad Lasem (Kisah Lasem) yang ditulis ulang oleh Raden Panji Kamzah pada tahun 1858, dikisahkan bahwa Bi Nang Un selaku anak buah kapal Dhang Puhawang Tzeng Ho dari Tionghoa bersama istrinya Na Li Ni memutuskan untuk tinggal di Bonang, Jawa Tengah.

Dari babad tersebut diyakini bahwa Na Li Ni atau Si Putri Campa adalah orang pertama yang memperkenalkan teknik membatik pada abad ke-15. Masa keemasan perusahaan batik yang dibangun oleh orang-orang Tionghoa Lasem dimulai sekitar 1860-an.

Artikel terkait: Mengenal 11 Pahlawan Nasional yang Diabadikan di Mata Uang Rupiah

Sumber: Instagram @batik_lasem

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Produksi batik saat itu merupakan usaha yang paling menguntungkan setelah perdagangan candu. Pengusaha batik Lasem mengandalkan 2.000-an pekerja untuk proses artistik dan 4.000-an pekerja untuk proses lainnya.

Na Li Ni terus membatik hingga hasil batiknya dikirim ke seluruh wilayah Nusantara oleh para pedagang menggunakan kapal. Berkat keunikan motifnya, pada awal abad ke-19 batik lasem mengalami masa jaya sampai berhasil diekspor hingga ke Thailand dan Suriname.

Jelang 1970-an, batik Lasem mulai mengalami kemunduran. Merujuk laman National Geographic, terungkap fakta bahwa industri batik pada tahun 1970-an mencapai titik tertinggi hingga mencapai 144 perusahaan batik dan pada tahun 2015 hanya terdapat 30 perusahaan batik tulis Lasem di seluruh Kabupaten Rembang.

Motif Batik Lasem

Sumber: Instagram @batik_lasem

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seiring perkembangan zaman, batik khas Lasem terus menonjolkan diri dengan ciri khas warna mencolok seperti merah, hijau botol, dan biru tua dengan berbagai motif. Motif yang ada pada batik lasem didominasi motif hewan berpadu dengan motif tumbuhan khas Jawa.

Secara umum batik ini memiliki dua motif utama yakni motif Tionghoa dengan gambar burung hong, naga, ayam hutan, dan sebagainya, sedangkan motif non-Tionghoa bergambar sekar jagad, kendoro kendiri, kricak, grinsing, dan lainnya. Setiap motif memiliki makna dalam tersendiri.

1. Burung Hong

Sumber: inbaru

Burung Hong merupakan hewan legenda di kehidupan zaman dahulu. Burung yang juga disebut Fenghuang ini melambangkan keindahan dan keabadian

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Liong atau Naga

Sumber: inbaru

Batik Lasem Naga memiliki makna harapan-harapan mulia serta simbolisasi perjalanan spiritualisme. Dalam tradisi Tiongkok, naga erat kaitannya dengan sumber kekuatan alam yang luar biasa

3. Gunung Ringgit

Sumber: inbaru

Motif ini memiliki harapan agar sang pemakai selalu dilimpahi kekayaan. Selain sebagai harapan, motif ini juga merupakan sindiran untuk orang kaya atau mereka yang ingin kaya.

Sederhananya, pola ini menyiratkan pesan bahwa harta kekayaan yang dicapai oleh manusia haruslah dicari dengan cara baik dan jangan sampai merugikan orang lain. Lebih bijak lagi jika kekayaan tersebut digunakan untuk membantu sesama.

Artikel terkait: 10 Artis Ini Tampil Menawan Memakai Batik di Luar Negeri

4. Batik Lasem Motif Kricak (Watu Pecah)

Sumber: inbaru

Adapun motif yang di-Indonesiakan menjadi batu pecah ini berasal dari sejarah teramat kelam. Pada masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, masyarakat Lasem dipaksa menjadi buruh tanpa dibayar.

Buruh ini harus memecah batu besar menjadi kricak sebagai bahan pengeras jalan. Luapan emosi dan perasaan masyarakat inilah yang diwujudkan menjadi motif batik yang kita kenal kini.

***

Sumber: Instagram @batik_lasem

Menelusuri makna dan narasi motif batik Lasem tak semudah yang dibayangkan. Tim peneliti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pun mencoba membuat inventaris motif batik dari 11 Rumah Batik di sekitar kawasan Kota Tua Lasem melalui skema Pengabdian pada Masyarakat.

Tim yang dipelopori oleh Dr. Sonya Suganda dan Dr. Lilawati Kurnia menyimpulkan bahwa motif tunggal batik Lasem berjumlah 50 buah dan motif tunggal akulturasi Tionghoa berjumlah 64 motif, sehingga total terdapat 114 motif tunggal.

Kendati pamor batik daerah bersejarah ini bersinar, sejumlah kekhawatiran masih menghantui yaitu masalah regenerasi, kesejahteraan pembatik, pemasaran dan lainnya. Beruntungnya, saat ini sudah ada 21 jenis motif batik yang telah terdaftar di HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sehingga memungkinkan hasil karya cipta para pengusaha batik mendapat jaminan perlindungan hukum.

Parents, sejarah panjang batik Lasem.. Semoga batik tetap lestari dan selalu dicintai anak negeri dari generasi ke generasi.

Baca juga: