Cek HP Hingga Urusan Seks, Sejauh Mana Batasan Privasi antara Suami Istri?

Cek HP hingga urusan seks, sejauh apa ruang privasi dalam berumah tangga? Yuk, disimak!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kejujuran dan keterbukaan menjadi kunci keberhasilan rumah tangga. Lantas, bagaimana dengan batasan privasi suami istri, haruskah semua pasangan bersikap seterbuka mungkin? Atau sebaliknya, menyimpan beberapa hal untuk dirinya sendiri?

Faktanya, urusan privasi bisa menjadi salah satu sumber permasalahan dalam rumah tangga. Misalnya, yang terlihat sangat sepele adalah soal password handphone. Ada sebagian orang yang memilih merahasiakan hal tersebut dari pasangannya. Sebagian lainnya justru berpikir: tak perlu ada rahasia di antara kita.

Yang kemudian menjadi pertanyaan banyak pasangan adalah, mana yang lebih baik di antara kedua sikap itu? Dan apakah ponsel termasuk bagian dari privasi?

Batasan Privasi Suami Istri

Menurut psikolog Analisa Widyaningrum, dalam hal batasan privasi antara suami istri, pada dasarnya tidak ada aturan baku tentang mana yang benar dan salah. Setiap pasangan memiliki value yang berbeda dan mungkin saja cocok dengan kondisi mereka.

Analisa mengatakan, intinya setiap pasangan harus bersikap terbuka untuk menjaga rasa saling percaya. Ia sendiri beranggapan bahwa urusan password handphone dan media sosial tidak mesti menjadi sesuatu yang ditutupi-tutupi sehingga malah memicu kecurigaan. 

Namun demikian, hubungan yang sehat juga tidak berarti memantau pasangan 24 jam. Apalagi sampai mengecek ponselnya setiap saat dan tidak memberikan ruang untuknya. 

“Bayangin aja, tidur nggak tenang, tiba-tiba handphone diambil, dilacak, dipasangin GPS,” ujarnya dalam video yang tayang di kanal Youtube Analisa Channel.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nah, agar urusan privasi tidak memicu konflik, kuncinya pasangan harus membicarakan batasan privasi tersebut sedari awal. Katakan mana yang Anda anggap sebagai privasi dan bila perlu kemukakan alasannya. Hal ini bertujuan agar tidak ada yang merasa dikhianati di kemudian hari.

Hal-hal lain yang tidak mempengaruhi kualitas hubungan atau pernikahan juga boleh saja tidak diberitahukan kepada pasangan. Contohnya, aib atau permasalahan keluarga besar yang tidak memberikan pengaruh langsung pada pasangan.

Artikel terkait: Saling Menjaga Privasi, Anang dan Ashanty Tak Pernah Cek HP Pasangan

4 Hal yang Harus Dibicarakan secara Terbuka

Di sisi lain, ada beberapa hal yang justru tidak boleh dirahasiakan dari suami atau istri dengan dalih privasi. Karena ketika pasangan enggan terbuka dalam persoalan ini, kondisi rumah tangga malah bisa dibuat carut-marut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lalu, apa saja yang tak boleh dirahasiakan tersebut?

1. Kondisi Finansial, Bukan Termasuk Privasi Suami Istri

Menurut Analisa, baik suami maupun istri tidak boleh tertutup perihal kondisi keuangan. Pasalnya, masalah finansial sering kali menjadi penyebab keributan di antara pasangan.

Alih-alih bersikap tertutup dan serba rahasia, suami dan istri idealnya harus duduk bersama membahas perencanaan keuangan. Setiap keluarga harus tahu tujuan keuangannya dan kemudian membuat planning yang sesuai dengan tujuan tersebut.

Termasuk masalah hutang-piutang, harus dibicarakan secara terbuka. Sebab terkadang ada kasus di mana si istri beranggapan suaminya memiliki banyak uang, namun ternyata uang tersebut diperoleh dari hasil berhutang. Jangan salah, terkadang ego laki-laki mendorong mereka untuk selalu terlihat ‘kaya’ dalam segala situasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Pilihan Karier

Hal kedua yang harus dibicarakan secara terbuka bahkan jauh sebelum menikah adalah tentang pilihan karier masing-masing pasangan. Perlu disadari bahwa standar kebahagiaan setiap orang terkait karier berbeda.

Misalnya, ada tipe istri yang merasa harus menyalurkan energinya dengan bekerja di luar rumah. Di sisi lain, ada juga tipe suami yang berharap istrinya fokus saja mengurus anak di rumah. Hal-hal semacam ini harus dibicarakan dan disepakati. 

Artikel terkait: Pentingnya Menjaga Privasi Anak, Sudahkah Kita Lakukan?

3. Seks, Tak Perlu Dianggap Privasi Masing-masing Suami atau Istri

Berbicara perihal seks sering kali masih dianggap tabu. Namun sebenarnya, setelah menikah tak perlu lagi ada stigma bahwa membicarakan sensasi seks dipandang sesuatu yang tak pantas. Toh, seks merupakan kebutuhan dasar suami dan istri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak ada salahnya membicarakan hal yang tidak disukai dari pasangan saat berhubungan intim. Istri maupun suami pun boleh mengutarakan harapannya terkait urusan ranjang agar kehidupan seks terasa lebih memuaskan.

4. Sikap Pasangan

Hal terakhir yang perlu dibicarakan tanpa ‘main rahasia’ adalah terkait sikap pasangan yang disukai dan tidak disukai. Daripada dongkol sendiri, sampaikanlah secara terbuka jika ada hal-hal yang kurang disukai dari sikap dan kebiasaan suami maupun istri. Namun hindari menyudutkan pasangan, cukup utarakan perasaan dan harapan Anda terkait sikap tersebut.

Baca juga:

id.theasianparent.com/menghargai-privasi-remaja

Ini pentingnya menjaga privasi data di Internet!

Anaknya dicium orang asing, Nana Mirdad: ''Hargai privasi anak saya!''

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Titin Hatma