Belum hilang rasa kaget kita atas hasil penelitian CISDI yang mengungkap bahwa pelajar SMP-SMA menghabiskan 200 ribu per minggu untuk beli rokok ketengan, kini orangtua kembali dihadapkan pada risiko bahaya rokok elektrik untuk anak.
Selengkapnya: Penelitian: Kecanduan Rokok, Pelajar SMP-SMA Habiskan 200K/Minggu untuk Beli Rokok
Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah memberi peringatan pada orangtua di seluruh dunia tentang bahaya rokok elektrik bagi anak-anak. Karena telah banyak bukti yang menggambarkan dampak buruk penggunaan rokok elektrik ini di masyarakat.
Bahaya Rokok Elektrik bagi Anak, WHO Beri Peringatan Keras pada Orangtua
Melansir dari laman resmi WHO, kehadiran rokok elektrik yang awalnya digadang-gadang bisa menghentikan penggunaan rokok tradisional, terbukti tidak efektif. Bahkan rokok elektrik malah menimbulkan bahaya baru bagi anak-anak, dan orang-orang yang tidak merokok.
Sebelumnya, rokok elektrik diberikan izin untuk beredar di pasaran dengan target generasi muda. Dalam perkembangannya, ada 34 negara yang melarang penjualan rokok elektrik, 88 negara yang tidak menetapkan usia minimum pembelian rokok elektrik dan 74 negara tidak memiliki regulasi yang ketat terkait produk ini.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa banyak anak-anak yang masuk perangkap rokok elektrik dan mulai kecanduan nikotin sejak usia dini. Iapun menghimbau pada semua negara di dunia untuk menetapkan regulasi ketat agar bisa melindungi anak-anak dari bahaya rokok elektrik.
“Saya mendesak banyak negara untuk menerapkan langkah-langkah ketat guna mencegah penggunaan nikotin agar dapat melindungi warga negara mereka, terutama anak-anak dan remaja,” tutur Dr. Tedros.
Rokok Elektrik bisa Sebabkan Kanker dan Risiko Gangguan Jantung hingga Paru-paru
Lebih lanjut, WHO juga menyampaikan beberapa bahaya rokok elektrik bagi kesehatan. Selain kandungan nikotinnya yang bisa membuat kecanduan, ada pula bahaya yang ditimbulkan dari zat beracun dalam rokok elektrik.
Diantaranya ialah bisa menyebabkan kanker, meningkatkan risiko gangguan jantung dan paru-paru. Jika ibu hamil terpapar asap rokok elektrik, bisa berdampak buruk bagi perkembagan janin. Bahkan paparan emisi rokok elektrik juga bisa berbahaya bagi orang yang ada di sekitar mereka.
Pada anak-anak, penggunaan rokok elektrik dapat memengaruhi perkembangan otak dan gangguan belajar. Anak jadi tidak fokus belajar dan prestasinya menurun.
Penggunaan Rokok Elektrik di Kalangan Anak-anak Makin Mengkhawatirkan
Sementara itu, Direktur Promosi Kesehatan WHO, Dr. Ruediger Krech mengungkapkan bahwa para pedagang rokok elektrik menggunakan media sosial dan influencer untuuk memengaruhi anak-anak agar membeli produk mereka. Bahkan menyediakan 16 ribu aroma dan memakai karakter kartun pada alat hisapnya.
Cara promosi seperti ini menyebabkan adanya peningkatan jumlah pengguna rokok elektrik di kalangan anak-anak dan remaja dibandingkan orang dewasa. Dan hal ini terjadi di banyak negara.
“Terdapat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam penggunaan rokok elektrik di kalangan anak-anak dan remaja dengan tingkat penggunaan yang melebihi penggunaan orang dewasa di banyak negara,” papar Dr. Ruediger.
WHO menyatakan bahwa pengguna rokok elektrik dari kalangan usia 13-15 tahun cenderung lebih tinggi dibanding orang dewasa yang berada dalam cakupan penelitian WHO.
Bahkan di Kanada, dalam rentang waktu 2017 hingga 2022, pengguna rokok elektrik di kalangan usia 16-19 tahun meningkat dua kali lipat. Sedangkan di Inggris Raya angka pengguna rokok elektrik meningkat sebanyak 3 kali lipat dalam tiga tahun ke belakang.
Mengatasi Kecanduan Rokok Elektrik pada Anak-anak
Lalu, apa yang bisa dilakukan orangtua untuk menghadapi anak yang terlanjur kecanduan rokok elektrik?
Melansir dari laman Halodoc, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua saat anaknya kecanduan rokok elektrik. Diantaranya sebagai berikut:
- Mencari tahu. Perkaya wawasan Anda tentang seluk beluk rokok elektrik dan apa saja dampak negatif yang bisa ditimbulkan. Bisa lewat internet atau tanya langsung ke dokter bahaya rokok elektrik bagi kesehatan.
- Temukan cara komunikasi efektif dengan anak. Lakukan pendekatan sebelum mengutarakan bahaya rokok elektrik pad anak. Jangan hakimi pilihannya merokok, melainkan beri pengertian bahwa rokok tersebut berbahaya bagi kesehatannya dan bisa berdampak pada masa depannya.
- Pilih waktu yang tepat. Orangtua harus paham kapan saat yang tepat bicara soal dampak negatif penggunaan rokok elektrik, jangan sampai apa yang kita utarakan malah membuat anak makin membantah dan justru semakin kecanduan rokok elektrik.
- Berikan suplemen dan nutrisi pengganti selama anak berusaha meredakan kecanduannya terhadap rokok elektrik.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Seberapa Besar Bahaya Rokok Elektrik?
Rokok Elektrik Bisa Sebabkan Kematian Mendadak pada Bayi, Waspada!
Ajak Anak Main Asap Rokok Elektrik, Raffi Ahmad dan Nagita Banjir Kritik
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.