Bunda menggunakan pompa ASI? Bila iya, tak ada salahnya mengetahui apakah ada risiko atau bahaya pompa ASI elektrik manual.
Mendapatkan ASI secara eksklusif tentu saja menjadi salah satu hal terbaik untuk bayi, di mana lewat ASI, bayi mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Oleh karena itulah, pemberian ASI secara eksklusif direkomendasikan secara medis.
Namun, dalam praktiknya memberikan ASI tentu saja bukan perkara mudah. Pasalnya, ada beberapa hambatan yang bisa dialami para ibu. Salah satunya saat ibu sedang sakit atau mulai kembali bekerja.
Untuk kondisi seperti ini, agar proses pemberian ASI bisa berjalan dengan baik, para Bunda tentu saja membutuhkan pompa ASI. Namun, tahukah Bunda bahwa sebenarnya ada beberapa risiko atau bahaya pompa asi elektrik ataupun manual?
Tidak, informasi ini bukan berarti kami menyarankan Bunda untuk tidak menggunakan pompa ASI lagi. Seperti halnya semua yang berhubungan dengan kesehatan bayi, tidak ada salahnya untuk selalu mengetahui segala informasi. Dengan begitu, Bunda bisa mencari cara atau menghindari segala risiko yang bisa ditimbulkan. Termasuk bahaya pompa ASI elektrik ataupun manual.
Artikel terkait: 8 Pompa Asi Elektrik Terbaik 2022, Praktis untuk Bunda yang Sibuk
Ini adalah beberapa efek samping atau bahaya pompa ASI elektrik dan manual yang mungkin belum Bunda ketahui:
Risiko yang bisa bisa didapatkan ketika menggunakan pompa ASI
1. Berisiko sebabkan bingung puting
Bayi pada dasarnya telah terprogram untuk mengetahui puting Bunda. Bagimana tekstur, rasa, dan bau khas yang ditimbulkan.
Tak hanya itu, saat menyusui, bayi pun dapat merasakan ikatan yang lebih dalam dengan ibunya. Artinya, bayi perlu mengetahui pola menyusui yang baik, mencakup pelekatan yang tepat dan mengisap. Artinya, bayi membutuhkan paparan yang tepat ketika mendapatkan ASI.
Sementara, jika Bunda mengenalkan puting buatan terlalu cepat, seperti memberikan susu perahan lewat dot, bisa saja berisiko menyebabkan bingung puting pada bayi, sehingga bayi bisa berisiko menolak untuk mendapatkan ASI secara langsung.
Kabar baiknya adalah Anda dapat mengambil tindakan untuk mencegah hal ini. Memberikan ASIP sebenarnya bisa melalui media lain, misalnya menggunakan gelas sloki atau cup feeder, sendok, pipet, atau softcup feeder.
Namun, hal yang penting untuk diingat ketika menggunakan media ini adalah, berikan ASIP sebelum mereka merasa lapar. bayi yang sudah lapar cenderung akan tidak sabar, dan menangis. Sementara menggunakan ASIP lewat media ini diperlukan kesabaran dan tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.
2. Potensi kontaminasi ASI
Pompa payudara yang tidak dibersihkan dengan baik bisa berisiko menyebabkan kontaminasi ASI.
Beberapa waktu lalu, seorang bayi prematur di Amerika Serikat mengalami meningitis berat dengan kondisi jaringan otak yang rusak setelah diberi susu dari pompa payudara yang terkontaminasi.
Tes menunjukkan bahwa bayi tersebut terinfeksi bakteri Cronobacter yang tumbuh di cairan tulang belakangnya. Bakteri ini dapat menyebabkan radang selaput otak dan usus pada bayi. Hal ini diungkapkan oleh tim dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat.
Bakteri ini sendiri sebenarnya sangat langka, namun memang sering terkait dengan kontaminasi susu formula bayi. Namun, bayi ini tidak pernah minum susu formula. Selama penyelidikan, para pejabat menemukan bakteri yang sama di bagian pompa payudara ibu, serta di pembuangan wastafel dapurnya.
Kebersihan pompa ASI memang harus diperhatikan, jika tidak kesehatan bayi yang menjadi taruhannya karena risiko penyakit yang bisa diderita.
Jika Anda menggunakan pompa payudara, ingat saja aturan membersihkannya :
- Cuci tangan Anda sebelum menangani pompa atau kit pompa.
- Segera dinginkan susu yang dipompa setelah memompa.
- Bersihkan alat dengan hati-hati secepat mungkin setelah memompa.
- Gunakan wadah terpisah untuk mencuci pompa payudara Anda karena wastafel dapur mudah terkontaminasi dan sulit dibersihkan secara menyeluruh.
- Bersihkan dengan sabun khusus dan sikat penggosok terpisah.
- Lebih baik dikeringkan secara alami daripada menggunakan handuk yang mungkin menyimpan kuman.
- Simpan dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi.
3. Memakan banyak waktu
Seperti yang disebutkan sebelumnya, sangat penting bahwa SEMUA bagian pompa dan botol ASI dibersihkan secara menyeluruh, dikeringkan, dan disimpan dengan benar untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Artinya Bunda tentu saja membutuhkan waktu ekstra untuk membersihkan dan merawat pompa ASI dengan benar.
Selain itu, jika memang Bunda merasa lelah, tak ada salahnya untuk meminta bantuan pada pasangan atau keluarga di rumah. Seperti yang kita ketahui, ibu menyusui tentu saja membutuhan support system yang baik agar pemberian ASI secara eksklusif bisa berjalan dengan baik.
Lagi pula, tak bisa dipungkiri bahwa pompa ASI merupakan salah satu ‘sahabat’ terbaik untuk ibu menyusui. Mengingat bahwa tidak semua merasa nyaman memerah ASI secara manual.
Dengan kondisi payudara yang penuh, ASI pun perlu dikeluarkan untuk menghindari bayi tersedak. Selain itu, kondisi payudara yang terlalu penuh tentu ASI perlu segera dikeluarkan untuk mencegah terjadinya mastitis.
Toh sebenarnya, bahaya pompa asi elektrik ataupun manual ini bisa dihindari bukan? Selamat menyusui, ya, Bunda!
Baca juga:
5 Pompa ASI Pilihan Komunitas theAsianparent Indonesia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.