Pernahkah dengar istilah autotomi? Ini adalah istilah untuk menggambarkan kondisi hewan yang mengamputasi, memutus atau melepas salah satu atau lebih bagian tubuhnya untuk melindungi diri dari pemangsa.
Seperti yang biasa dilakukan cicak itu, lo. Yuk, simak jenis-jenis binatang autotomi lainnya dan penjelasan ilmiah mengapa hewan-hewan tersebut melakukan hal itu.
7 Hewan Autotomi yang Mengamputasi Tubuhnya untuk Bertahan Hidup
Apa Itu Hewan Autotomi?
Tuhan itu kreatif dan luar biasa hebat, ya. Ia mampu menciptakan berbagai jenis binatang dengan keunikan dan kelebihan masing-masing.
Tiap binatang memiliki kemampuan bertahan hidup dengan cara yang berbeda. Ada yang mengubah suaranya, mengubah warna kulit, bentuk tubuh, hingga melepaskan bagian dari tubuhnya atau autotomi.
Melansir Halodoc, autotomi merupakan kondisi hewan saat memutus atau membuang salah satu atau lebih bagian dari tubuhnya. Tujuannya untuk menyelamatkan atau mempertahankan diri dari pemangsa atau predator, atau mengalihkan perhatian lawannya. Beberapa hewan yang diciptakan dengan kondisi ini ialah cicak, kadal, laba-laba atau moluska.
Uniknya, meski ada bagian tubuhnya yang terlepas, hewan autotomi tidak akan mati. Dan bagian tubuh yang terlepas itu juga tetap bisa bergerak atau bergoyang.
Seperti yang dilakukan cicak. Saat binatang itu mengamputasi ekornya, ekornya masih bisa bergoyang-goyang. Dan ketika perhatian si pemangsa teralihkan ke ekornya, ia jadi punya kesempatan untuk melarikan diri.
Artikel terkait: 11 Hewan Langka di Indonesia yang Harus Dilestarikan
Bagaimana Hewan Mengamputasi Bagian Tubuhnya?
Secara selintas mungkin Bunda bertanya-tanya, bagaimana hewan-hewan ini mengamputasi bagian tubuhnya. Dan, apakah itu sakit atau tidak?
Autotomi merupakan proses biologis yang terjadi akibat respons terhadap rangsangan termal, kimia, atau listrik. Respons termal tersebut sering kali dipicu ketika si hewan merasa terancam dan berusaha untuk menyelamatkan dirinya.
Lantas, bagaimana ekor yang terputus tadi masih bisa bergerak? Itu karena sistem medulla spinalis (bagian utama dari sistem saraf pusat) pada cicak.
Pada tubuh cicak, medulla spinalis memanjang dari kepala hingga ekor. Sehingga, ketika ekornya terputus, medulla spinalis itu hanya rusak sedikit dan masih bisa bergerak selama beberapa menit.
Sedangkan pada iguana, melansir Tribun News, bidang yang patah dengan cepat akan membentuk keropeng yang diikuti pertumbuhan epidermis baru selam 1-2 minggu.
Artikel terkait: 10 Jenis Burung Khas Indonesia Nyaris Punah, Yuk Ajari Si Kecil!
Apakah Bagian Tubuh yang Teramputasi Bisa Tumbuh Kembali?
Nah, setelah itu, apakah bagian tubuhnya yang terlepas tadi bisa tumbuh kembali? Iya, dong! Semua hewan autotomi secara biologis memiliki kemampuan untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh yang terputus. Laman biologyonline.com menjelaskan, bagian tubuh yang lepas akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Misalnya cicak, bagian ekornya yang tidak terlalu panjang itu juga berisi tulang rawan. Dan saat ekornya terputus, sistem saraf di bagian tersebut mengalami kerusakan, meski tidak parah. Sehingga proses pertumbuhan ekor barunya membutuhkan waktu yang cukup lama. Awal pertumbuhannya dimulai setelah 5–6 hari ekor putus, dan di minggu ke 10–12 ekor barunya sudah terbentuk sempurna lagi.
Artikel terkait: 10 Hewan Purba yang Masih Hidup, Ada yang Lebih Tua dari Dinosaurus!
Jenis Hewan Autotomi Lainnya
Selain cicak, ada beberapa hewan lain yang juga mengamputasi bagian tubuh untuk menyelamatkan dirinya. Yaitu:
- Hewan reptil lainnya, seperti tokek, kadal, salamander, dan tuatara (sejenis kadal yang bentuknya mirip iguana). Beberapa spesies tokek tertentu, akan kembali kepada ekornya setelah si pemangsa pergi, dan kemudian memakan ekornya sendiri. Melepaskan ekor tidak terjadi pada bunglon. Itu karena dalam kehidupannya, spesies ini mengandalkan ekornya untuk memanjat dan bertahan. Demikian juga dengan iguana laut yang membutuhkan ekornya untuk dapat berenang di laut.
- Lebah madu. Saat lebah madu menyengat lawannya, ia menancapkan alat sengatnya di dalamnya terdapat seluruh segmen distal dari perutnya. Segmen distal ini berisi saraf, otot, kantung racun dan ujung saluran pencernaan. Jadi tak heran, setelah menyengat, si lebah akan mati.
- Laba-laba. Biasanya terjadi saat laba-laba disengat lebah. Pada kaki yang terkena racun lebah, laba-laba akan melepaskan kakinya itu untuk bisa bertahan hidup.
- Siput tanah (Prophysaon andersoni). Ia mengautotomi ekor atau ujung kakinya untuk bertahan dari predator.
- Gurita jantan. Binatang ini melepaskan tangannya (hectocotylus) bukan untuk mempertahankan diri atau mengalihkan perhatian pemangsanya. Melainkan, untuk tujuan kawin dan bereproduksi. Hectocotylus itu itu memang tangan yang diciptakan untuk diputuskan saat kawin. Unik, ya!
- Tikus berduri afrika (Acomys kempi dan Acomys percivali). Ketika hewan ini tertangkap predator, ia membebaskan dirinya dengan melepaskan ekor atau kulitnya. Ekor atau kulit yang teramputasi tadi akan beregenerasi dan menumbuhkan akar rambut, kelenjar keringat, bulu, dan tulang rawan tanpa bekas luka.
- Kepiting batu florida (Menippe mercenaria). Ini salah satu kepiting ternak yang diambil capitnya untuk dikonsumsi. Ternyata, capit kepiting yang secara sengaja diamputasi oleh peternak bisa beregenerasi (tumbuh kembali). Namun menurut Florida Fish and Wildlife Conservation Commission, hanya 13 persen saja dari kepiting batu yang capitnya bisa beregenerasi.
Itulah beberapa hewan-hewan unik autotomi yang ada di alam kita.
Baca juga:
Jenis-Jenis Hewan Bertulang Belakang, Yuk, Ajarkan pada Si Kecil
Yuk, Ajari Anak! Ini 10 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
32 Jenis Kucing Peliharaan Populer & Ciri-Ciri Khas yang Dimilikinya