Tidak semua ibu beruntung memiliki ASI yang mengalir deras untuk bayinya. Beberapa ibu terpaksa memberikan ASI ditambah susu formula.
Sejak bayi masih dalam kandungan, Priska (29) bercita-cita memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. Saat bayinya lahir, ASI-nya baru keluar di hari kedua.
Ia masih bisa memberikan ASI meski jumlahnya hanya secukupnya. Mendekati akhir masa cuti melahirkan, Priska panik karena tak punya cukup stok ASI untuk bayinya sementara ia sudah harus kembali bekerja.
Mau tak mau, ia memberikan susu formula sebagai tambahan jika bayinya masih lapar sementara stok ASI perah tidak cukup. Yang menjadi kekhawatirannya adalah apakah boleh memberikan ASI ditambah susu formula?
Apa yang terjadi jika ASI ditambah susu formula?
1. Ketidakseimbangan bakteri baik
Bakteri mikrobioma sehat dalam perut bayi Anda akan mengalami perubahan dari bifidus flora (bifidobacteria dan lactobacili) yang sangat sesuai menjadi jenis yang tak diinginkan oleh usus. Jenis bakteri ini ada dalam kentut orang dewasa.
Dan hal ini pada akhirnya menyebabkan berkurangnya perlindungan dari kemungkinan infeksi.
2. Kurang terlindungi dari alergi
Pada beberapa bayi, susu formula menyebabkan alergi susu karena tidak bisa memberikan kekebalan tambahan pada tubuh bayi. Selain itu, bayi Anda juga berisiko terkena diabetes tipe 1 dan 2 karena kandungan gula dalam sufor.
Namun, studi terbaru telah membuktikan bahwa susu formula yang terbuat dari susu sapi tidak membuat bayi berisiko terkena diabetes.
Larangan saat memberikan susu formula untuk bayi
3. Bayi jadi lebih suka minum dari botolnya
Memberikan susu formula pada bayi ASI akan mendorong bayi lebih suka minum dari botol ketimbang menyusu langsung. Apalagi jika bayi merasa ia lebih mudah merasa kenyang saat minum dari botol dan bukan dari payudara Bunda, maka ia cenderung akan memilih botol.
Selain itu, bayi juga bisa mengalami bingung puting jika Bunda mencoba menyusuinya lagi secara langsung setelah ia minum sufor dari botol. Hal ini tentu saja bisa mengalahkan niat Anda untuk terus memberikan ASI padanya.
Bila bayi memiliki kebiasaan minum susu dari botol di malam hari, giginya akan mengalami kerusakan akibat kandungan gula dari susu formula yang menempel di gigi tanpa dibersihkan.
4. Berkurangnya pasokan ASI
Tubuh manusia bekerja secara menakjubkan. Bahkan payudara Anda tahu berapa banyak ASI yang dibutuhkan oleh bayi Anda.
Jadi setiap kali Bunda memberi ASI pada bayi Anda, payudara Bunda akan kosong dan kembali memasok ASI. Bila bayi memilih minum sufor dari botol, persediaan ASI mungkin akan turun.
Jika Bunda ingin memberikan ASI ditambah susu formula pada bayi Anda, konsultasikan dulu pada dokter anak. Tanyakan berapa banyak jumlah susu formula yang harus diberikan dan jenis susu formula yang paling dibutuhkan anak.
Paling penting adalah anak Anda mendapatkan cukup nutrisi untuk tumbuh kembangnya.
ebelum memutuskan untuk memberikan susu formula pada bayi Anda, Parents harus berkonsultasi dulu dengan dokter anak. Hal ini disebabkan karena beberapa bayi memiliki alergi terhadap protein dalam susu formula.
Terlepas dari perbedaan kandungan nutrisi ASI vs formula, beberapa ibu menyusui juga memberikan susu formula sebagai tambahan untuk melengkapi stok ASI yang tidak banyak jumlahnya.
Apapun yang menjadi pilihan Bunda, pastikan untuk selalu memberikannya yang terbaik karena Bunda yang paling memahami apa yang menjadi kebutuhan anak.
Semua ibu pasti berencana untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya. Namun, tidak semua ibu bisa memenuhi harapannya tersebut, karena berbagai masalah seperti kurangnya suplai ASI. Hal ini seringkali membuat perempuan merasa gagal menjadi ibu bila tak bisa memberi nutrisi terbaik bagi anaknya yang terdapat dalam ASI.
“Perasaan marah adalah reaksi alami dari para ibu yang selalu berencana memberi ASI eksklusif, namun tak bisa melakukanya. Para ibu ini mungkin tidak bisa memompa ASI-nya dengan jumlah banyak, atau mereka memiliki penyakit yang membuatnya tak bisa menyusui anak mereka,” kata Dr. Ruth Lawrence, seorang profesor di bidang kesehatan anak di Pusat Kesehatan Universitas Rochester, dikutip Live Science.
Terkait hal ini, Yasmine Evjen, seorang desainer grafik dan website di Chandler selalu berencana untuk memberikan ASI pada anaknya. Namun setelah bayinya lahir, tubuhnya tidak bisa mengeluarkan ASI dalam jumlah banyak. Hingga membuat Chloe, putrinya menjadi kelaparan.
“Saat kau tidak bisa menyusui anakmu sendiri, kau akan merasa gagal. Padahal seharusnya menyusui bisa terjadi secara alami,” ujar Yasmine.
Ia menunggu selama berminggu-minggu agar ASI-nya bisa keluar dengan jumlah yang cukup untuk Chloe, namun hal tersebut tidak pernah terjadi. Awalnya Yasmine dan suami meminta bantuan teman yang memiliki suplai ASI melimpah. Namun setelah teman tersebut kehabisan stok ASI, Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain memberi Chloe susu formula.
“Beberapa bayi memiliki kelainan yang membuatnya harus minum susu formula. Di lain pihak, ada pula ibu yang berusaha memompa ASI agar keluar, namun tidak berhasil. Beberapa ibu bisa memiliki ASI melimpah tanpa perlu memompa, namun ada juga ibu yang sudah berusaha keras memompa namun hanya berhasil mengeluarkan beberapa tetes ASI,” ujar Dr. Lawrence.
Parents bisa memberikan susu botol dengan cara menggendongnya seperti sedang menyusui lewat payudara, melakukan kontak mata dan merasakan pengalaman seperti ibu menyusui yang lain juga menjadi bagian yang penting.
Baca juga:
Bagaimana cara aman berikan susu formula pada bayi? Ikuti panduan berikut ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.