Masalah yang terjadi pada ibu menyusui tidak hanya saat ASI keluar sedikit, ASI berlebihan juga bisa menjadi masalah saat ibu tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapinya.
Yang harus diketahui ibu saat ASI berlebihan keluar
ASI berlebihan biasanya disebut hiperlaktasi, karena ASI keluar terlalu banyak, atau ASI mengalir deras. Di satu sisi, hal ini bisa menguntungkan karena asupan bayi tidak akan kurang, dan nutrisinya tercukupi. Namun, ASI berlebihan juga bisa menjadi masalah karena berisiko tersedak, atau ASI muncrat kemana-mana.
Bahkan, dalam beberapa kasus, bisa memicu bayi memuntahkan ASI, kelebihan laktosa, atau terkena kolik. Risiko tersedak ASI juga bisa membahayakan bayi.
Artikel terkait: Peringatan untuk para ibu, bayi bisa tewas tersedak ASI yang terlalu deras
Bagi ibu, ASI berlebihan juga bisa menimbulkan pembengkakan payudara, saluran ASI tersumbat, atau mastitis. Ibu juga bisa merasa kesakitan ketika ASI mengalir terlalu deras dan cepat. Namun, ibu tidak perlu berhenti menyusui karena hal ini.
Sebaliknya, ibu harus memahami, apa penyebab ASI berlebihan, tandanya dan cara menghadapinya agar tetap bisa menyusui buah hati.
Penyebab ASI berlebihan
ASI berlebihan seharusnya tidak perlu membuat khawatir, kecuali hal tersebut menimbulkan masalah bagi Bunda dan si kecil. Produksi ASI biasanya berdasarkan kebutuhan bayi. Bila Bunda sudah menyelaraskan produksi ASI dengan kebutuhan bayi, namun masih mengalami hiperlaktasi. Bisa jadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
1. Ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk
Foremilk adalah ASI matang yang keluar setelah masa keluarnya ASI berisi kolostrum. ASI matang ini bersifat encer, kaya protein dan laktosa yang penting untuk pertumbuhan otak, dan berfungsi untuk menghilangkan rasa haus pada bayi.
Hindmilk adalah ASI yang keluar setelah foremilk, yang lebih kental dan mengandung lemak dalam jumlah banyak. Bermanfaat dalam pertumbuhan fisik anak, dan efek mengenyangkan pada bayi.
Salah satu alasan mengapa Bunda mengeluarkan ASI terlalu banyak adalah ketidakseimbangan asupan foremilk dan hindmilk pada bayi. Jika bayi mengonsumsi lebih banyak hindmilk daripada foremilk, hal ini akan memicu produksi ASI berlebih karena bayi menjadi lebih mudah lapar dan menyusui lebih sering.
2. Jumlah alveoli terlalu banyak
Alveoli adalah kelenjar yang memproduksi ASI di payudara. Umumnya, seorang ibu memiliki 100 ribu hingga 300 ribu alveoli dalam satu payudara. Ibu yang mengalami hiperlaktasi, biasanya memiliki jumlah alveoli melebihi rata-rata.
Artikel terkait: Kena sindrom hiperlaktasi, ibu ini donor ASI 6 liter setiap hari
3. Pelekatan tidak sempurna
Bayi yang tidak bisa melakukan pelekatan dengan baik, tidak akan bisa menyusui dengan sempurna. Dia juga kemungkinan harus menghadapi ASI yang mengalir deras. Hal ini juga bisa memicu produksi ASI berlebihan.
4. Ibu memberi tanda pada tubuh untuk memproduksi ASI
Terkadang secara tidak sengaja Bunda memberi tanda pada tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI. Yakni dengan memerah ASI lebih banyak, juga konsumsi obat herbal untuk memperbanyak ASI.
5. Kondisi hormon
Hormon dan kondisi kesehatan juga bisa memengaruhi produksi ASI. Ketidakseimbangan hormon atau obat-obatan tertentu bisa membuat tubuh Bunda memproduksi ASI melebihi kebutuhan bayi.
Tanda-tanda Bunda mengalami produksi ASI berlebihan
- Bayi tersedak, batuk atau melepas puting ibu di tengah-tengah menyusui
- Bayi rewel, tidak tenang dan terlihat tidak nyaman
- Bayi menyusui sedikit-sedikit dan dalam durasi yang singkat, atau berhenti tiba-tiba
- Bayi menggigit puting ibu atau mengapitnya, untuk menekan aliran ASI yang terlalu deras.
- Bayi muntah, kena kolik, atau sering kentut
- Mencret, dan feses bayi lebih encer.
- Ibu mengalami asi rembes, payudara bengkak, payudara lecet, saluran asi tersumbat atau bahkan mastitis
Pengaruh ASI berlebihan terhadap bayi
Produksi ASI berlebih merupakan tanda bahwa tubuh Bunda bisa memenuhi kebutuhan bayi terhadap ASI. Berita baiknya bayi tidak akan pernah kekurangan nutrisi yang dia butuhkan. Akan tetapi, jika bayi tidak bisa menghadapi keluarnya ASI yang terlalu banyak, dia bisa menjadi rewel.
Hal ini juga bisa memengaruhi tumbuh kembangnya, karena dia tidak bisa mengonsumsi hindmilk yang cukup. Cara terbaik adalah mengendalikan produksi ASI Anda sendiri.
Tips menghadapi keluarnya ASI yang terlalu banyak
1. Berikan satu payudara dalam satu waktu
Biarkan bayi menyusui di satu payudara sampai selesai, hingga ASI di payudara itu habis. Biasanya, bayi akan menyusu pada satu payudara dengan durasi 15-20 menit.
Jika kurang dari waktu tersebut, tawarkan payudara yang sama saat ia ingin menyusui lagi. Lakukan hingga dia melengkapi estimasi waktu 15-20 menit.
Jangan menawarkan payudara lain setelah waktu ini, kecuali jika bayi benar-benar lapar dan ingin menyusui lagi. Bayi baru lahir biasanya hanya ingin mengenyot tanpa menyusui, sebab dia tidak lapar.
Jika payudara membengkak, pompalah ASI-nya. Namun jangan biarkan payudara benar-benar kosong.
2. Ubah posisi menyusui
Posisi berbaring bisa membantu ASI keluar lebih perlahan karena bantuan gravitasi. Anda bisa berbaring menyamping dengan bayi di sisi Anda, dan menyusui dengan posisi ini. Atau menempatkan bayi di atas tubuh Anda dan biarkan dia menyusui dengan posisi ini.
3. Kendalikan aliran ASI
Sebelum memberikan payudara Bunda kepada bayi, cobalah memerah ASI beberapa tetes dan memasukkannya ke dalam botol. Atau membersihkannya dengan kain, baru memberikan puting pada bayi.
Bila Bunda melihat bayi terlihat akan muntah, lepaskan mulutnya dari puting, peras ASI sedikit dan kembalikan dia ke posisi menyusui. Setelah itu pastikan bayi untuk sendawa, supaya dia bisa mencerna ASI dengan lebih baik.
4. Memompa ASI bila perlu
Jangan memompa atau memerah ASI kecuali Bunda memerlukannya. Jika payudara yang kosong dipompa, hal tersebut akan memberi tanda pada tubuh untuk memproduksi lebih banyak susu. Jadi, jangan pompa ASI terlalu sering, dan jangan sampai ASI habis. Secukupnya saja agar Bunda merasa nyaman.
5. Gunakan kelebihan ASI
Jika semua cara sudah dilakukan, namun produksi ASI Anda masih berlebihan, sumbangkanlah ASI pada bayi-bayi yang membutuhkan. Atau Anda juga bisa mendiskusikannya dengan konsultan laktasi.
Biasanya, masalah kelebihan ASI akan teratasi sendiri ketika bayi tumbuh besar dan tahu cara menghadapi ASI yang keluar dalam jumlah banyak. Dan tubuh Anda juga akan terbiasa dengan kebutuhan bayi sehingga proses permintaan dan produksi ASI bisa tersinkronisasi.
Semoga bermanfaat.
*Disadur dari theAsianparent Singapura
Baca juga:
Bunda, ini alasan jangan salahkan diri Anda jika ASI hanya keluar sedikit