Memasuki bulan suci ramadan, Parents mungkin sering melihat orang-orang mengatakan, “Marhaban Ya Ramadhan” di media sosial. Kalimat ini sering diucapkan untuk menyambut datangnya bulan yang dinantikan. Lalu, sebetulnya apa arti marhaban ya ramadhan? Bagaimana asal-usul hingga pengucapan kalimat ini jadi kebiasaan? Simak penjelasannya berikut ini.
Mengapa Orang Mengucapkan Marhaban Ya Ramadan di Awal Bulan Puasa
Sumber: iStockphoto
Sudah jadi tradisi bagi banyak orang untuk mengucapkan marhaban ya ramadhan ketika bulan puasa tiba. Entah diucapkan secara langsung atau ditulis di media sosial. Tak sedikit pula lembaga atau instansi yang memasang spanduk, baliho, atau poster dengan ucapan marhaban ya ramadhan di dalamnya.
Lalu, sebetulnya apa arti marhaban ya ramadhan? Sejak kapan orang Indonesia sering mengucapkan kalimat ini untuk menyambut bulan suci ramadhan?
Sebagaimana kita tahu, ramadan adalah bulan penuh kemuliaan. Tak heran, ramadan disebut juga bulan yang dinantikan karena ada begitu banyak kemuliaan dan rahmat dari Allah SWT.
Di bulan ramadan, Allah SWT menurunkan kitab Al Quran untuk pertama kalinya. Kita mengenal Nuzulul Quran, yaitu peristiwa turunnya surat pertama dalam kitab Al Quran ketika Nabi Muhammad SAW sedang bertafakur di gua Hira.
Ada pula malam Lailatul Qadar atau malam seribu bulan. Allah SWT bahkan menjanjikan barang siapa yang berhasil mendapatkan malam Lailatul Qadar maka akan mendapatkan pahala sebanyak seribu bulan dan ditutup pintu neraka untuknya.
Dengan segala rahmat dan kemuliaan di bulan ramadhan, tak heran orang berlomba-lomba melakukan kebaikan di bulan ini. Umat muslim menantikan datangnya bulan puasa dan menyambutnya dengan perasaan gembira. Dari sanalah, mereka lantas mengucapkan, “Marhaban ya ramadhan”.
Arti Marhaban Ya Ramadhan secara Harfiah
Sumber: iStockphoto
Tentu ucapan marhaban ya ramadhan tidak serta merta muncul begitu saja dalam tradisi kita. Secara harfiah, marhaban dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti seruan untuk menyambut dan menghormati kedatangan tamu. Sementara, ramadan adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriyah yang mana merupakan bulan puasa bagi umat muslim.
Apabila keduanya digabung maka marhaban ya ramadhan dapat diartikan sebagai seruan untuk menyambut dan menghormati datangnya bulan puasa. Namun demikian, perlu digarisbawahi bahwa kalimat ini berasal dari bahasa Arab. Lalu, apa artinya dalam bahasa Arab?
Dalam bahasa Arab, marhaban merupakan turunan dari kata ‘rahb’ yang berarti ‘luas atau lapang’. Maka, apabila digabungkan menjadi marhaban ya ramadhan, dapat diartikan sebagai bentuk kelapangan dada menerima dan menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Itulah mengapa kalimat ini diucapkan di awal bulan puasa.
Bulan ramadan diibaratkan seperti tamu yang kedatangannya harus disambut dengan perasaan sukacita dan lapang dada. Rasulullah SAW telah memerintahkan agar umat muslim menyambut bulan ramadan dengan penuh kegembiraan sebagaimana hadits berikut ini:
قَدْ آتََاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِبَرَكَاتٍ فَأكْرِمْ بِهِ
Yang artinya: “Telah datang kepadamu bulan ramadhan, penghulu segala bulan. Maka hendaklah engkau mengucapkan selamat datang kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan segenap berkah di dalamnya maka hendaklah engkau memuliakannya.”
Keistimewaan Bulan Ramadan Dibandingkan dengan Bulan Lainnya
Sumber: iStockphoto
Bukan tanpa sebab, bulan ramadan diperlakukan secara istimewa. Allah SWT menjanjikan kemenangan bagi para umat-Nya yang mampu menahan nafsu selama satu bulan dengan menjalankan puasa. Puasa sendiri di mata Allah SWT adalah ibadah yang istimewa.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits Qudsi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ اِلا الصَّوْم فَاِنَّهُ لِي وَاَنَا أجْزِي بِهِ
Yang artinya: “Semua amal anak Adam (manusia) untuk dirinya sendiri kecuali puasa, sebab puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”
Ibadah puasa adalah ibadah yang urusannya langsung antara diri seseorang dengan Allah SWT. Seseorang mungkin bisa terlihat seperti menjalankan puasa, namun ia bisa saja berbohong dan mengumbar nafsunya ketika tak ada orang yang melihatnya. Oleh sebab itu, hanya ia dan Allah SWT yang tahu apakah ia benar-benar menjalankan puasa atau tidak.
Lain halnya bila ia menjalankan puasa dengan sungguh-sungguh dan menjaga hawa nafsunya dari segala hal yang membatalkan.
Sesungguhnya ia telah kembali suci dan mendapatkan pencerahan, seperti sabda Rasulullah SAW:
شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وسَنَّنَ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ
Yang artinya: “Bulan ramadan, bulan dimana Allah SWT telah mewajibkan kamu sekalian berpuasa dan aku sunnahkan kamu untuk melaksanakan sholat malam. Barangsiapa puasa ramadan dan sholat malam dengan dasar iman dan ihtisab, dia telah keluar dari dosa-dosanya sebagaimana hari dia dilahirkan oleh ibunya.”
Parents, demikian penjelasan mengenai arti marhaban ya ramadhan. Semoga bisa menambah ilmu pengetahuan kita di bulan suci ini.
Baca juga:
Tingkatkan Kebaikan dengan 12 Amalan Saat Puasa Ramadan Ini!
11 Doa di Bulan Ramadan yang Dianjurkan Rasulullah, Yuk Ajarkan pada Si Kecil
Mengucapkan Selamat Ramadan kepada Kerabat, Bagaimana Hukumnya Menurut Islam?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.