Pasangan konon adalah jodoh yang diberikan Tuhan pada kita. Namun, saat bersama dengan pasangan, kadang ada beberapa peristiwa yang membuat kita bertanya-tanya, “Benarkah dia jodohku? Bunarkah dia pasangan yang tepat untukku?”
Jika pertanyaan itu muncul saat masih pacaran, maka jawabannya mungkin adalah putus. Selama masih belum menikah, berganti pasangan untuk menemukan orang yang tepat adalah hal yang biasa.
Namun, jika pertanyaan tersebut terlontar saat kita sudah menikah, apa yang harus dilakukan?
Jepoy Pakundo memosting sebuah tulisan yang dapat menjawab itu. Sekalipun belum jelas siapa yang menulis hal ini,namun tulisan ini telah dibagi lebih dari 400.000 akun .
Seorang penulis menjawab pertanyaan dari pembacanya dalam sebuah seminar. Berikut dialog yang terjadi saat itu:
Dalam sebuah seminar, seorang wanita bertanya, “Bagaimana caranya mengetahui bahwa aku bersama dengan orang yang tepat?”
Penulis kemudian menyadari bahwa ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya jadi dia berkata sambil menunjuk lelaki tersebut, “Tergantung, apakah dia adalah pasanganmu?”
Dengan serius, perempuan itu menjawab “Bagaimana Anda tahu?”
“Aku akan menjawab pertanyaan ini karena kemungkinan besar itu adalah hal yang membebani pikiran Anda,” jawab penulis.
Inilah jawabannya.
Setiap hubungan memiliki siklus … Pada awalnya; Anda jatuh cinta dengan pasangan. Anda memenuhi panggilan hatinya, ingin bersentuhan dengannya, dan mencintai kegilaan mereka.
Jatuh cinta bukanlah sesuatu yang sulit.
Bahkan, itu adalah pengalaman yang benar-benar alami dan spontan. Anda tidak perlu berbuat apapun. Itu sebabnya itu disebut “jatuh” cinta.
Orang yang jatuh cinta kadang mengatakan, “Aku tak melakukan apapun.”
Bayangkan ekspresi ini. Seolah Anda hanya berdiri di sana; tanpa melakukan apapun, dan kemudian sesuatu terjadi pada Anda.
Jatuh cinta adalah pengalaman pasif dan spontan. Tapi setelah beberapa bulan atau tahun bersama, euforia cinta memudar. Ini adalah siklus alami dari setiap hubungan.
Perlahan tapi pasti, panggilan telepon jadi sesuatu yang mengganggu (jika telepon itu datang bertubi-tubi), tak semua sentuhan dapat tersambut, dan keanehan pasangan Anda bukan jadi sesuatu yang lucu lagi, tapi justru membuat Anda tertekan.
Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi dengan setiap hubungan; Anda akan melihat perbedaan yang dramatis antara tahap awal ketika Anda jatuh cinta dan tahap berikutnya lebih suram dan bahkan disertai dengan kemarahan.
Pada titik ini, Anda atau pasangan Anda mungkin mulai bertanya, “Apakah aku sedang bersama dengan orang yang tepat?”
Anda akan merindukan euforia cinta yang pernah terjadi, dan bisa jadi hasrat tersebut muncul bersama dengan orang lain. Ini adalah hal yang terjadi ketika hubungan Anda sedang kacau.
Kunci keberhasilan suatu hubungan bukanlah untuk menemukan orang yang tepat. Namun belajar mencintai seseorang yang telah Anda temukan.
Biasanya orang menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan yang terjadi dan melihat di luar harapan. Kepuasan dalam sebuah pernikahan ada di semua bentuk dan aspek.
Perselingkuhan adalah yang paling umum. Tapi kadang-kadang orang beralih ke pekerjaan, hobi, persahabatan, menonton TV secara berlebihan, atau mengonsumsi zat berbahaya.
Namun sebenarnya jawaban atas dilema yang Anda hadapi bukanlah di luar hubungan Anda. Tapi justru di dalamnya. Hal itu ada bersama Anda selama ini.
Aku tidak mengatakan bahwa Anda tidak bisa jatuh cinta dengan orang lain. Anda bisa. Dan saat itu anda akan merasa lebih baik. Tapi Anda akan berada dalam situasi yang sama beberapa tahun kemudian.
Karena (dengarkanlah pelan-pelan kalimat berikut)
Kunci untuk berhasil dalam hubungan bukanlah untuk mencari orang yang tepat. Melainkan untuk belajar mencintai seseorang yang berhasil Anda temukan.
Cinta bukanlah pengalaman pasif atau spontan. Anda harus berusaha untuk merawat rasa yang ada setiap harinya. Dibutuhkan waktu, usaha, dan energi.
Dan yang paling penting, membutuhkan kebijaksanaan. Anda harus tahu apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut dan tak membuat kesalahan di dalamnya.
Cinta bukanlah misteri. Ada hal-hal spesifik yang bisa dilakukan dengan atau tanpa pasangan Anda.
Sama seperti dengan hukum alam semesta sebagaimana sebuah gravitasi, hukumnya dalam sebuah hubungan juga ada. Jika Anda tahu bagaimana menerapkan hukum-hukum ini, maka hasilnya akan sangat mudah diprediksi.
Oleh karena cinta adalah “keputusan”. Bukan hanya perasaan.
Ingatlah ini selalu: Tuhan menentukan yang masuk ke dalam kehidupan Anda. Terserah Anda untuk memutuskan siapa yang akan pergi, siapa yang akan Anda pertahankan, dan siapa saja yang harus pergi.
Hubungan yang merenggang saat sudah menjalaninya bertahun-tahun memang wajar. Yang tak wajar adalah ketika dari awal Anda sudah merasa tidak cocok dan masih terus berada di hubungan itu sehingga segalanya tampak jadi sesuatu yang melelahkan.
Seperti kata orang bijak bilang, kebahagiaan itu bukan dicapai dari luar diri kita. Melainkan dari dalam diri. Sehingga untuk bahagia, kita harus membahagiakan diri kita sendiri dulu. Barulah nanti yang lainnya akan bahagia.
Baca juga.
10 Hal yang Harus dilakukan Jika Merasa Tak Mencintai Suami Lagi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.