Penelitian dilakukan oleh Griffith University di Australia dan mereka menemukan varian virus Hendra atau disingkat dengan (HeV) yang bersifat menular baik kepada hewan maupun manusia.
Studi yang diterbitkan melalui jurnal Emerging Infectious Disease ini menyatakan awal penularan virus yang dideteksi dalam urin kelelawar berkepala hitam atau abu-abu.
Apa Itu Virus Hendra?
Berdasarkan laman CDC (Centers for Disease Control and Prevention), virus Hendra merupakan suatu penyakit yang menular dari hewan ke manusia atau disebut dengan istilah zoonosis. HeV pertama kali diisolasi pada tahun 1994 yang diperoleh dari beberapa kuda dan manusia di Hendra, Brisbane, Australia.
Menurut penjelasan WHO, virus ini pertama kali ditemukan di tahun 1994 dan menyerang 21 kuda dan 2 manusia. Sementara pada tahun 2016, virus kembali mewabah dan laporan menunjukkan terdapat 53 insiden penyakit yang melibatkan sebanyak 70 kuda. Semua kasus penyakit terjangkit di daerah pantai timur laut Australia.
Artikel terkait: Benarkah Infeksi Rotavirus pada Anak Merupakan Hal Musiman?
Gejala atau Tanda-tanda Infeksi
Virus Hendra menimbulkan sejumlah gejala pada manusia yang umumnya mulai berkembang antara 5 sampai 21 hari. Tentunya, gejala-gejala ini muncul setelah dilakukan kontak erat dengan hewan yang tertular.
Tanda-tanda infeksi virus tersebut menular kepada tubuh diantaranya adalah demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala atau kelelahan.
Sementara gejala yang tergolong serius juga dapat terjadi misalnya seperti meningitis atau ensefalitis, kejang-kejang, koma, hingga penyakit pernapasan atau syaraf yang fatal. Gejala berat ini dapat terjadi jika gejala-gejala ringan tersebut tidak segera ditangani, atau seseorang memiliki riwayat penyakit lain.
Melansir dari pernyataan CDC, virus Hendra yang menyerang manusia masih tergolong jarang ditemukan. Meski begitu, kasus infeksi virus ini memiliki tingkat fatalitasnya yang cukup tinggi, yakni mencapai 57%.
Bagaimana Virus Hendra Menyebar?
Virus Hendra dapat menular apabila seseorang memiliki riwayat melakukan aktivitas atau kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Sebagian besar, hewan tersebut adalah kuda, melihat dari kasus-kasus yang telah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Melansir dari Detikhealth, beberapa bentuk penyebaran virus Hendra antara lain melalui paparan cairan tubuh kuda yang terinfeksi, usai melakukan otopsi pada kuda tanpa mengenakan peralatan pelindung yang sesuai, terkena droplet atau sekresi pernapasan kuda.
Sedangkan kuda dapat terinfeksi virus ini dari paparan urin kelelawar. Sementara penularan dari manusia ke manusia masih belum ditemukan adanya kasus seperti hal tersebut.
Artikel terkait: Hati-Hati Bumi Makin Panas Bikin Virus Mudah Pindah
Bagaimana Cara Mencegah Penularan Virus?
Penyakit yang terinfeksi dari virus Hendra ini dapat dihindari dengan mengurangi intensitas kontak dengan hewan. Apabila seseorang wajib dan mengharuskan adanya kontak langsung dengan hewan, gunakan alat pelindung diri yang aman dan layak.
Dikutip dari NSW Health, terdapat beberapa cara pencegahan penyebaran virus yang bisa diterapkan, diantaranya adalah:
- Penting untuk menerapkan kebersihan yang baik saat berada di sekitar kuda.
- Jangan mencium kuda di moncongnya (terutama jika kuda itu sakit).
- Tutupi luka atau lecet pada kulit yang terbuka sebelum memegang kuda dan cuci tangan dengan baik dengan sabun dan air, terutama setelah memegang mulut atau hidung kuda.
- Jika cairan tubuh atau kotoran kuda mengenai kulit yang tidak terlindungi, area tersebut harus dicuci dengan sabun dan air sesegera mungkin.
- Jika kuda mendadak sakit dan kemungkinan terinfeksi virus hendra, hanya boleh sedikit orang yang merawat kuda tersebut.
- Menggunakan alat pelindung diri yang tepat untuk mencegah kontaminasi kulit, mata, hidung dan mulut dari cairan tubuh kuda.
- Meskipun tidak ada bukti virus hendra menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang atau hewan lain, petugas kesehatan akan mengambil pendekatan yang hati-hati dan memakai alat pelindung diri saat merawat orang yang dicurigai atau dipastikan terinfeksi.
- Jika telah terkena virus hendra, seseorang tidak boleh mendonorkan darah atau jaringan lain sampai bersih dari infeksi.
- Sampai saat ini masih belum ada vaksin manusia yang tersedia untuk mencegah virus hendra.
- Sedangkan vaksin Hendra untuk hewan sudah tersedia dan efektif untuk menurunkan risiko infeksi pada hewan. Sehingga penularan kepada manusia juga berkurang.
***
Baca juga:
Riset Telah Menetapkan Durasi Tidur Ideal untuk Paruh Baya dan Lansia