Rotavirus menginfeksi hampir setiap anak pada usia 3–5 tahun dan secara global merupakan penyebab utama diare berat dan dehidrasi pada anak-anak berusia <5 tahun.1 Di negara berpenghasilan rendah, usia rata-rata infeksi rotavirus primer berkisar antara 6-9 bulan (80% terjadi pada bayi <1 tahun) sedangkan di negara berpenghasilan tinggi, episode pertama diare Rotavirus kadang-kadang tidak muncul hingga usia 2–5 tahun, meskipun mayoritas masih terjadi pada masa bayi (65% terjadi pada bayi <1 tahun).1
Apa Itu Rotavirus dan Bagaimana Penularannya?
Rotavirus merupakan virus yang dikenal sebagai penyebab utama gastroenteritis non bakteri (infeksi lambung dan saluran usus yang menyebabkan diare dan muntah) terutama pada bayi dan anak kecil di seluruh dunia.2 Penularan Rotavirus terjadi melalui jalur fecal-oral.3 Si Kecil dapat terpapar Rotavirus jika ia menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi Rotavirus, lalu memasukkan jari ke dalam mulut, atau juga memakan makanan yang terkontaminasi.4
Orang yang terinfeksi Rotavirus umumnya mengeluarkan partikel Rotavirus dan dapat menginfeksi orang lain sejak sebelum mereka menunjukkan gejala sampai 3 hari sesudah pulih.5 Namun, orang dengan Rotavirus juga dapat menginfeksi orang lain bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala.5
Pada anak-anak, gejala yang ditimbulkan infeksi Rotavirus bervariasi, dari ringan sampai berat. Gejala yang ditimbulkan – seperti diare, muntah dan demam, dapat menjadi penyebab dehidrasi seperti hasil dari pengamatan pada beberapa pasien anak yang mengalaminya,5 dan ini bisa sangat berbahaya bagi bayi dan anak kecil.5
Benarkah Rotavirus Bersifat Musiman?
Di Amerika Serikat, risiko Rotavirus paling tinggi terjadi di musim dingin dan musim semi.6 Rotavirus juga menyebabkan puncak kasus gastroenteritis selama musim dingin di negara-negara Uni Eropa antara bulan Desember dan Mei.4 Namun, penularan yang berkelanjutan teridentifikasi sepanjang tahun.4
Negara dengan iklim tropis biasanya menunjukkan sedikit variasi musiman pada rotavirus, dibandingkan dengan negara beriklim sedang.7 Sebuah penelitian di Indonesia menemukan bahwa diare positif rotavirus terjadi sepanjang tahun tetapi prevalensi rotavirus meningkat secara nyata di musim kemarau yang sejuk.7
Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan tren musiman infeksi rotavirus yang jelas terjadi pada musim kemarau.7 Sebuah studi di Myanmar juga melaporkan bahwa infeksi rotavirus tertinggi selama musim kemarau yang lebih sejuk dan menurun pada musim kemarau yang kering, dan pada musim hujan.7
Bagaimana Cara Melawan Infeksi Rotavirus di Indonesia?
Perbedaan epidemiologi rotavirus, serta perbedaan dalam ketersediaan perawatan kesehatan dan penyakit penyerta pada masa kanak-kanak, mendorong ketidaksetaraan yang mencolok dalam beban penyakit rotavirus antara negara-negara berpenghasilan rendah dan tinggi.1 Apalagi, tidak ada terapi khusus yang tersedia saat ini untuk melawan rotavirus.8
Seperti diare pada masa kanak-kanak lainnya, dasar pengobatannya adalah penggantian cairan untuk mencegah dehidrasi, dan pengobatan zinc yang mengurangi keparahan dan durasi diare.8 Tindakan pengobatan tambahan selama episode diare termasuk terus menyusui, dan jika oralit tidak tersedia, gunakan cairan yang sesuai yang tersedia di rumah.8
Sayangnya, jenis perawatan kesehatan darurat di negara berkembang seringkali tidak dapat diakses.9 Perbaikan kualitas air, kebersihan dan sanitasi pun dapat menghentikan bakteri dan parasit yang menyebabkan diare jenis lain, tetapi tidak secara memadai mencegah penularan rotavirus.9 Karena itu, mencegah infeksi rotavirus melalui vaksinasi menjadi lebih penting dalam menyelamatkan nyawa anak-anak,9 dan harus diperkenalkan sebagai bagian dari pendekatan komprehensif untuk mengendalikan penyakit diare secara terintegrasi bersama langkah intervensi lain seperti terapi rehidrasi oral, menyusui, pengobatan zinc, dan peningkatan air bersih dan sanitasi yang baik.9
Perhatian:
Pesan kesehatan ini disampaikan oleh GlaxoSmithKline Pharmaceuticals. Hanya sebagai informasi umum. Materi yang terkandung dalam artikel ini bukan merupakan saran medis. Konsultasikan langsung kepada dokter Anda untuk pertanyaan medis
Referensi:
- Rotavirus vaccines. WHO position paper – January 2013. Weekly Epidemiol Rec. 2013; 88(5): 49-64.
- Junaid, et al. “Incidence of rotavirus infection in children with gastroenteritis attending Jos university teaching hospital, Nigeria”. Virology Journal. 2011. 8:233.
- CDC. Rotavirus. (https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/rota.html, diakses 13 November 2020, pukul 12.00 wib
- Gualtiero Grilli, MD, PhD, et al. “Expert opinion on rotavirus vaccination in infancy”. ECDC Scientific Advice. 2017. page 5. Available from: https://publications.europa.eu/resource/cellar/aedea432-f681-11e7-b8f5-01aa75ed71a1.0001.01/DOC_1. Accessed on July 2020
- CDC. Rotavirus: Symptoms. (www.cdc.gov/rotavirus/about/symptoms.html, diakses 6 November pukul 9.50 wib)
- Mayo Clinic. Rotavirus: Symptom & Causes. Available from:https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rotavirus/symptoms-causes/syc-20351300.
- Soenarto, et al. “Burden of Severe Rotavirus Diarrhea in Indonesia”. The Journal of Infectious Diseases. 2009. Available from: academic.oup.com/jid/article/200/Supplement_1/S188/848845
- Rotavirus vaccines. WHO position paper – January 2013. Weekly Epidemiol Rec. 2013; 88(5): 49-64.
- Suwantika, Auliya A, et.al. “Accelerating the introduction of rotavirus immunization in Indonesia”. Expert Rev. Vaccines 13(4), 463–472 (2014)
GSK Indonesia
Menara Standard Chartered 35th floor.
Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164. Jakarta 12930
Tel. (62-21) 2553 2350 Fax. (62-21) 2553 2360
NP-ID-ROT-ADVT-220002 AD04/22 ED04/24
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.