Ayah ini ajak anak yang sakit keras untuk main di calon liang kuburnya

Usaha medis yang dilakukan keluarga Zhang untuk Xinlei menemui jalan buntu. Anak yang sakit keras ini pun diajak mengunjungi calon liang lahatnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak yang sakit keras seorang ayah di Neijiang, Tiongkok mengajak anaknya untuk bermain di pemakaman. Tak hanya main di sekitar makam, ayah ini juga ajak anaknya untuk tiduran di liang kubur yang ia buat.

Liang kubur ini nantinya adalah tempat anaknya dimakamkan. Ia melakukan hal ini agar membuat anak yang saat ini sudah sakit keras terbiasa dengan suasana pemakaman jika saatnya tiba nanti.

Ayah ini khawatir jika anaknya kelak takut berada di makam sendirian saat ia meninggal nanti. Jadi, sebisa mungkin ayah ini menemani anaknya agar berkenalan dengan tempat barunya kelak.

Zhang yang berprofesi sebagai petani ini mengatakan bahwa anak yang sakit keras ini memang mengidap penyakit thalassemia, sebuah kelainan darah yang sudah ia idap sejak usia 2 bulan.

Selengkapnya: Thalassemia, penyebab, pengobatan, dan risikonya untuk kehamilan Anda.

Ia sudah berusaha untuk membawa anaknya berobat. Uang yang ia habiskan pun juga sudah sangat banyak demi biaya pengobatan anak yang sakit keras itu.

Daily Mail menyatakan bahkan uang yang sudah ia habiskan untuk biaya mengobatan Zhang Xinlei lebih dari 100 ribu Yuan atau sekitar 200an juta rupiah. Belum lagi hutang yang harus ia tanggung nantinya.

Orang-orang sudah tak mau lagi memberikan pinjaman untuk pengobatan anak yang sakit keras karena hutangnya sudah bertumpuk. Biaya medis yang dibutuhkan pun sudah semakin banyak tanpa ada jaminan kesembuhan untuk anaknya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Zhang pernah berpikir bahwa barangkali darah pada tali pusar bayi baru lahir dapat menyelamatkan nyawa Xinlei. Namun, ketika istrinya hamil, kemungkinan transplantasi untuk anak yang sakit keras itu ternyata tidak mungkin dilakukan.

Segala upaya yang ia usahakan kini jadi buntu. Keadaannnya sudah tak memungkinkan lagi baik secara materi maupun fisik Xinlei.

Jika saat ini ada donasi untuk pengobatan Xinlei, maka keluarga Zhang tetap harus melakukan pengobatan jangka panjang yang juga memerlukan banyak uang sepanjang hidupnya. Menyerah dengan segala usaha medis adalah satu-satunya pilihan yang mungkin dilakukan sekalipun dengan sangat berat hati.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Kisah nyata – Setelah 7 jam dilahirkan, bayiku meninggal karena thalassemia.

Pada akhirnya, sebagai ayah yang sangat menyayanginya, ia hanya dapat mengenalkan Xinlei di tempat peristirahatan terakhirnya seiring dengan dihentikannya semua tindakan medis pada anaknya. Ia harap Xinlei bisa mulai terbiasa dengan tempat tersebut.

Dengan ditemani istrinya yang sedang hamil, keluarga Zhang mengunjungi calon makam Xinlei. Di sana, Zhang berbaring di calon liang kubur tersebut bersama Xinlei dan memeluk anaknya.

Saat sore hari tiba, ia akan mengajak Xinlei pulang. Lalu keesokan harinya mereka akan melakukan hal yang sama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Video kebiasaan rutin keluarga Zhang ini beredar luas di internet. Netizen pun memberikan salam dukanya pada keluarga yang bersiap ditinggalkan anaknya ini.

Merawat Anak yang Sakit Keras

Merawat anak yang sakit keras adalah salah satu tugas paling melelahkan dan sulit yang bisa dihadapi orang tua. Selain menangani tantangan fisik dan kebutuhan medis, Anda harus berurusan dengan emosional anak Anda dan dampak yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.

Dikutip dari Kids Health, Parents bisa mengikuti beberapa tips berikut ini untuk meringankan beban Anda merawat anak yang sakit.

  1. Manajemen waktu: kelola waktu Anda dengan baik. Jika perawatan anak Anda berlangsung lama, Anda perlu membuat perencanaan waktu per minggu atau per bulan agar segala hal dapat berjalan lancar.
  2. Penuhi kebutuhan Anda sendiri. Istirahat yang cukup dan, sedapat mungkin, perhatikan hubungan Anda dengan pasangan, hobi, dan pertemanan Anda.
  3. Bergantung pada teman: biarkan orang lain – kerabat, teman – berbagi tanggung jawab merawat anak Anda. Ingatlah bahwa Anda tidak dapat melakukan semuanya.
  4. Minta bantuan dalam mengelola aspek keuangan untuk pengobatan anak.
  5. Komunikasi dengan pasangan: ketahuilah bahwa setiap orang menangani stres secara berbeda. Jaga komunikasi dengan pasangan, jangan berpura-pura bahwa mereka tidak ada.
  6. Berkomunikasi dengan petugas kesehatan. Ajukan pertanyaan dan pelajari semua yang Anda bisa tentang penyakit anak.
  7. Konsultasikan dengan orang tua lain dalam kelompok pendukung atau via online. Parents bisa berbagi informasi dengan orang tua lain soal penyakit anak.

Semoga bermanfaat!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

Perjuangan Ibu Tunggal dengan Anak Penderita Kanker

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Syahar Banu