Anak takut sekolah seringkali tidak disadari oleh orangtua. Akibatnya orangtua memaksa anak tetap sekolah, walaupun anak sudah terlihat tidak nyaman.
Hal ini patut disayangkan, karena jika anak mengalami fobia sekolah namun masih dipaksa, prestasinya tentu saja akan menurun. Apalagi jika anak masih harus ikut les ini itu, sehingga tidak ia tidak punya waktu untuk bermain.
Bagaimana caranya mengetahui bahwa anak takut sekolah?
Kak Seto menyampaikan, anak takut sekolah bukan karena malas belajar, namun karena dia tidak nyaman dengan lingkungan belajarnya.
Ditemui dalam acara peluncuran gerakan #JamMainAnak di Hotel Pullman Jakarta, Dr. Seto Mulyadi, Ketua LPAI sekaligus pakar psikologi anak menyampaikan hal penting yang harus diingat orangtua terkait kemungkinan anak takut sekolah.
” Ada cara paling mudah untuk mengetahui anak takut sekolah atau tidak. Biasakan bertanya saat anak pulang sekolah, misalnya senangkah dia di sekolah. Bila anak tidak senang di sekolah, jangan salahkan anak. Cari tahu apa penyebab dia tidak senang pergi sekolah.”
Pria yang akrab disapa Kak Seto ini juga menyatakan, faktor perasaan anak terhadap sekolah harus diutamakan. Bukan nilai atau ranking sang anak di sekolah.
Kak Seto juga menekankan, semua anak memiliki kecerdasan di bidangnya masing-masing. Orangtua tidak bisa memaksa anak cerdas di semua mata pelajaran.
Artikel terkait: Panduan Memilih Sekolah Anak menurut pakar psikologi
Tanda-tanda anak takut sekolah yang harus dicermati orangtua
Ada beberapa tanda yang harus dicermati orangtua, untuk mengetahui apakah anak mengalami fobia sekolah atau tidak. Berikut adalah gejala anak takut sekolah yang bisa Anda cermati:
-
- Anak menangis, mengeluh hingga tantrum saat tiba waktu ke sekolah
- Anak terlihat cemas saat harus kembali ke sekolah setelah masa liburan atau akhir pekan
- Anak enggan mengerjakan PR atau menyelesaikan tugas sekolah lainnya
- Anak tidak suka bicara tentang guru, maupun teman-temannya di sekolah. Bahkan menyebut nama sekolahnya pun dia enggan.
- Prestasi akademis anak rendah, dan cenderung memiliki perilaku buruk di sekolah
- Adanya reaksi fisik seperti sakit perut, keringat dingin atau lainnya yang muncul saat hendak pergi sekolah. Hal ini bisa menjadi indikasi anak cemas akan sesuatu atau seseorang yang akan dia hadapi di sekolah.
- Perubahan pola tidur dan pola makan anak
- Anak menjadi kurang berinteraksi dengan keluarga atau teman-temannya.
Tanda-tanda di atas bisa menjadi indikasi anak mengalami situasi yang tidak menyenangkan di sekolah. Akibatnya anak enggan pergi ke sekolah, dan bila dipaksa dia menunjukkan perilaku aneh.
Artikel terkait: Mengapa Kemampuan Belajar Siswa Sekolah Dasar di Indonesia Buruk?
Solusi saat menghadapi anak takut sekolah
Kak Seto memberikan saran untuk menghadapi kasus anak yang takut sekolah. Yakni sebagai berikut:
- Anak tidak mau sekolah bukan tidak mau belajar, tapi karena ada yang keliru dengan sekolahnya
- Jangan paksa anak sekolah jika dia mengalami fobia sekolah
- Jika anak tidak suka sekolah formal, anak bisa memilih sekolah informal, yakni homeschooling
- Orangtua tidak perlu takut anak kekurangan ilmu bila memilih homeschooling. Anak homeschooling memiliki kecerdasan yang tidak kalah bagus dengan anak yang belajar di sekolah formal, baik kecerdasan ilmiah maupun kecerdasan sosial
- Belajar bisa di mana saja dan kapan saja
- Orangtua harus mengajari anak bahwa belajar adalah hal menyenangkan, bukan menakutkan
“Pada dasarnya anak senang belajar. Belajar harus menyenangkan sehingga anak tertarik belajar.
Jadi ketika anak tidak suka sekolah, jangan salahkan anak, salahkan sekolahnya,” pungkas Kak Seto.
Semoga himbauan dari Kak Seto ini bermanfaat ya, Parents.
Referensi: Suara
Baca juga:
Stop Mengantarkan Barang Anak yang Ketinggalan di Rumah ke Sekolah, Ini Alasannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.