Seperti yang kita ketahui, kesehatian anak SMA tentu tak jauh-jauh dari aktivitas belajar di sekolah. Sepulang sekolah, anak SMA mungkin mengisi kegiatan dengan belajar tambahan dengan tujuan bisa lulus dengan mudah. Namun lain halnya dengan Diki, seorang siswa dari Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Selepas sekolah, Diki berjualan siomay dan tidak ada kata gengsi di dalam hidupnya. Seperti apa kisah anak SMA jualan siomay ini? Simak dalam artikel berikut!
Dikutip dari Detik.com, Diki tinggal hanya berdua dengan ibunya yang bernama Narwati (50) di sebuah rumah sederhana di Desa Mario, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, harus bangun lebih awal untuk menyiapkan siomay yang akan dijual di sekolah.
Tak ada keraguan pada remaja 17 tahun ini untuk berjualan di sekolah. Dia tidak malu-malu karena perjuangan ekonomi ini bukan perbuatan memalukan, melainkan mulia.
Artikel Terkait: Resep siomay Bandung yang sedap, lezat, dan mudah ditiru di rumah!
1. Berangkat sekolah sambil membawa peralatan jualan
Berseragam putih-biru, kadang dilengkapi jaket, dia mengendarai sepeda motor dengan panci siomay, tabung gas 3 kg, es lilin, dan perkakas lain di jok motor. Sekilas, dia tampak seperti anak yang hendak berangkat sekolah, namun sekilas juga tampak seperti seorang penjual siomay. Diki memang dua-duanya.
2. Dalam sehari bisa menjual 200 hingga 400 siomay
Dalam sehari, dirinya bisa menghabiskan siomay 200 hingga 400 biji. Itu cukup laris. Soalnya, selain siomay miliknya enak, Diki juga dikenal ramah oleh teman-temannya yang juga konsumennya itu.
Artikel Terkait: 5 Keistimewaan Menyayangi dan Menafkahi Anak Yatim Menurut Ajaran Islam
3. Tetap menunaikan tugasnya sebagai pelajar
Siswa Kelas XI, Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor ini datang ke sekolah untuk melaksanakan kewajibannya sebagai siswa, yaitu mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru, sekaligus berjualan siomay. Diki menjelaskan soal cita-citanya. Anak Desa Mario di Luwu Utara ini ingin sukses supaya bisa memiliki rumah sendiri.
4. Berjualan siomay bukan untuk mencari sensasi
Dengan kesuksesan itu, orang tua Diki bakal bangga. Meskipun begitu, orang tuanya sudah bangga sejak saat ini karena Diki berani berjualan sendiri untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Lima saudara Diki sudah bekerja, ada yang merantau dan berkeluarga. Secara ekonomi, kelima saudara Diki juga pas-pasan. Diki mendapat pengalaman bekerja dari salah satu saudaranya juga.
Artikel Terkait: Contek di Sini, 5 Rahasia Membuat Siomay Ayam yang Gurih dan Kenyal
Bukan untuk mencari sensasi, anak bungsu dari enam bersaudara ini memilih berjualan siomay dan es lilin di sela-sela kegiatan belajarnya di sekolah untuk membantu keluarganya sepeninggal almarhum ayahnya 10 tahun yang lalu.
Baca Juga:
id.theasianparent.com/anak-yatim-piatu
Resep Dimsum Ayam Enak dan Gampang Banget, Cocolannya ala Resto Chinese!
7 Keutamaan Bersedekah pada Anak Yatim di Bulan Suci Ramadan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.