Ada perbedaan antara otak bayi perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka masing-masing.
Di dalam rahim, anak laki-laki mengalami lonjakan testosteron yang dapat membuat otak mereka berkembang secara berbeda dari otak perempuan.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi hormon testosteron yang terekspos pada bayi laki-laki di kandungan, semakin besar kemungkinan mereka untuk menjadi anak yang impulsif.
Bagian dari otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi (cerebellum) tumbuh lebih cepat pada bayi laki-laki. Sedangkan bagian otak bayi perempuan yang mengontrol panca indra, seperti penglihatan dan pendengaran, lebih sensitif daripada bayi laki-laki.
Apakah perbedaan perkembangan otak ini mempengaruhi kemampuan bicara pada anak laki-laki dan perempuan?
Jawabannya ya, anak perempuan rata-rata lebih cepat bicara daripada anak laki-laki. Perbedaan ini terutama terlihat pada usia anak di bawah 2,5 tahun.
Penelitian di Inggris menemukan bahwa anak perempuan memiliki kosakata yang secara signifikan lebih besar dari anak laki-laki pada usia 18 sampai 24 bulan.
Hal ini bisa disebabkan karena otak bayi perempuan yang baru lahir lebih berkembang di bagian yang mengatur kemampuan bicara dan bahasa.
Bayi perempuan juga cenderung lebih suka melihat wajah manusia daripada benda-benda yang bergerak. Sehingga mereka lebih cepat belajar meniru apa yang orang dewasa lakukan atau katakan.
Menurut psikolog di Univerity of Cambridge, anak laki-laki juga lebih memilih menonton gerakan mekanis benda daripada gerakan manusia.
Hal ini menjelaskan kenapa mereka lebih suka mainan seperti kereta api, pesawat, mobil-mobilan, dan bola dibandingkan boneka yang tidak bisa bergerak.
Sehingga rata-rata anak laki-laki lebih mahir melacak benda bergerak dan lebih cepat belajar tentang hukum gerakan.
Tapi penelitian juga menunjukkan, bayi perempuan yang terekspos level hormon testosteron yang sama dengan bayi laki-laki ketika di kandungan, akan memilih jenis mainan yang sama.
Namun perlu diingat bahwa perbedaan jenis kelamin tidak sepenuhnya menjadi patokan perkembangan anak. Tiap bayi berkembang pada kecepatan yang berbeda.
Pengaruh terbesar pada perkembangan bahasa bayi adalah seberapa banyak mereka diajak bicara.
Anak laki-laki yang orangtuanya sering berbicara dan membacakan cerita untuknya bisa memiliki kemampuan berkomunikasi yang lebih baik daripada anak perempuan yang jarang diajak bercerita oleh orangtuanya.
Bagaimana mengenali anak dengan keterlambatan bicara?
“Ma ma” dan “da da” adalah kata-kata pertama yang umumnya diucapkan bayi dan perubahan itu biasanya sangat berkesan bagi orang tua. Namun, anak-anak yang terlambat bicara, bisa menimbulkan kekhawatiran orang tua.
Namun, dalam sebagian besar kasus terlambat bicara, orang tua tidak perlu panik. Sebagian besar anak mengembangkan bahasa dengan kecepatannya sendiri, dan rentang rata-rata anak bisa bicara sangat luas, ujar kata Diane Paul-Brown, PhD, direktur masalah klinis di American Speech-Language-Hearing Association (ASHA).
“Beberapa anak mengembangkan bahasa pada tingkat yang lebih cepat daripada yang lain,” katanya, seperti dikutip WebMD.
Sekitar 15%-25% anak-anak memiliki gangguan komunikasi. Anak laki-laki cenderung mengembangkan keterampilan bahasa sedikit lebih lambat daripada anak perempuan, tetapi secara umum, anak-anak dapat diberi label “anak-anak yang terlambat berbicara” jika mereka berbicara kurang dari 10 kata pada usia 18 hingga 20 bulan, atau kurang dari 50 kata pada usia 21 atau 30 bulan.
Kebanyakan ahli mengatakan, pada usia 12 bulan, anak-anak harus mengucapkan satu kata, mungkin semacam “mama” dan “dada.” Mereka juga harus dapat memahami dan mematuhi permintaan sederhana, misalnya “tolong ambilkan mainan.
American Academy of Pediatrics mencantumkan perkembangan bicara anak di lima tahun pertama:
Pada akhir usia 2 tahun, anak Anda harus bisa berbicara dalam dua atau tiga kalimat. Dia harus bisa mengikuti instruksi sederhana dan mengulangi kata-kata yang didengar dalam percakapan.
Pada akhir usia 3 tahun, anak Anda harus dapat mengikuti dua atau tiga instruksi, bisa mengenali dan mengidentifikasi secara semua benda dan gambar yang umum, dan memahami sebagian besar dari apa yang dikatakan kepadanya. Dia harus sudah bisa berbicara dengan cukup baik untuk dipahami oleh orang-orang selain keluarga inti.
Cermatlah memilih momen terbaik untuk berbicara dengan anak Anda.
Pada akhir usia 4 tahun, anak Anda harus sudah mengajukan pertanyaan abstrak, yang umumnya diawali dengan kata tanya mengapa. Anak bisa memahami konsep soal perbedaan dan persamaan. Dia seharusnya sudah menguasai aturan dasar tata bahasa. Meskipun anak Anda seharusnya sudah mampu bicara dengan jelas, terkadang pada usia 4 tahun anak masih salah ucap beberapa kata dan ini tidak menjadi masalah.
Pada usia 5 tahun, anak Anda harus dapat menceritakan kembali sebuah cerita dengan kata-katanya sendiri dan menggunakan lebih dari lima kata dalam sebuah kalimat.
Jadi, sering-sering berbicara dengan si buah hati ya, Parents!
Referensi: Parenting, Whattoexpect, Baby Center, Web MD
Untuk tahu penyebab speech delay atau terlambat bicara, baca:
Mengapa Anak Terlambat Bicara?
Mainan Bayi Elektronik Bisa Menghambat Kemampuan Bicara Si Kecil
Untuk menangani anak yang terlambat bicara, baca:
5 Terapi Wicara Sederhana yang Dapat Kita Lakukan Sendiri di Rumah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.