Hampir setiap orang ingat siapa gebetan pertamanya, siapa pacar pertanya, siapa teman kencan pertamanya, dan sebagainya. Kita sendiri barangkali pernah punya orang yang kita sukai di masa kecil. Kita menyebutnya dengan cinta monyet.
Menurut laman Everyday Health, 20% anak usia di bawah 15 tahun mengaku bahwa mereka sedang memiliki hubungan romantis atau setidaknya pernah punya hubungan romantis. Biasanya, pacar mereka adalah tetangga, maupun teman sekolah.
Mungkin parents merasa bahwa anak usia tersebut terlalu dini untuk punya pacar. Namun, mau tak mau itu adalah kenyataan yang harus dihadapi.
Saat berada di kandungan bunda, si kecil sudah belajar mengenai cinta. Pelajaran cinta ini terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia.
Ada banyak pertanyaan di kepala kita soal jatuh cintanya anak. Namun, cinta seperti apa yang dipikirkan oleh anak kita?
Apakah kita sudah siap untuk mendampingi anak untuk memiliki keputusan yang tepat dalan hal cinta? Bagaimana jika anak “jatuh cinta’ dalam usia dini? Usia SD ataupun SMP misalnya…
Apa yang harus dilakukan pada situasi seperti itu? Berikut alternatif yang kami berikan untuk jadi inspirasi Anda.
1. Jadilah contoh dalam hal cinta
Cinta ayah kepada bunda dan sebaliknya adalah pelajaran cinta pertamanya. Dari melihat orangtuanya, anak belajar bagaimana cinta orang yang saling mencintai itu terwujud.
Suka atau tidak suka, mau tidak mau, orangtualah yang mengajari anak mengenal cinta, Anak akan melihat bagaimana ayah memperlakukan ibu maupun sebaliknya. Apakah parents sudah siap jadi contoh bagi si buah hati?
2. Ajaklah bicara tentang cinta
Dalam bicara soal cinta, ajari anak untuk tidak melulu libatkan perasaannya. Ajaklah anak berpikir logis soal cinta dan berikan alternatif tentang kehidupan cintanya.
3. Menonton televisi bersama
Televisi adalah media yang paling banyak memberi contoh tentang hubungan cinta, Saat anak melihat adegan percintaan di televisi adalah waktu yang tepat untuk bertanya mengenai pendapatnya tentang hal tersebut.
Perspektif sehatnya tentang cinta adalah tergantung bagaimana Anda menyeimbangkan jawabannya dengan jawaban Anda.
4. Tertawakan pacar lama atau gebetan lama anda
George Scarlett, PhD dari Universitas Tuft mengatakan bahwa berbagi momen lucu maupun menyebalkan dari kisah cinta lama anda dengan anak membuat ia belajar tentang hubungan yang sehat dalam percintaan.
6 tips lainnya menghadapi ‘cinta monyet’ anak di halaman selanjutnya..
5. Berikan pendidikan kesehatan reproduksi dini pada anak
Kita tak tahu persis informasi apa yang didapat oleh anak di luar sana. Namun, sebelum anak mendapat pendidikan sex dari luar, baiknya Anda sendiri yang harus memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dini padanya.
Menurut laman Parent Further, topik kesehatan reproduksi bisa dimulai pada usia 10-15 tahun. Topik-topik sederhana seperti bergandengan tangan, berpelukan, berciuman, sampai ke persoalan sexting. Tanamkan nilai yang dianut dalam keluarga anda tentang hal itu.
Beri pengetahuan mana hal yang menyangkut pelecehan seksual, mana yang tidak. Banyak orangtua berpikir bahwa anak perempuan yang paling membutuhkan ini untuk menjaga dirinya. Padahal, pendidikan seperti ini juga penting untuk lelaki agar ia tak jadi pelaku maupun korban pelecehan seksual lho Parents…
6. Perlakukan anak sebagai orang dewasa
Saat anak mulai berani membicarakan cinta, jangan pernah anggap remeh perasaan anak. Perlakukan anak seperti orang dewasa meskipun anda menganggap anak belum cukup dewasa. Hal ini penting untuk Anda lakukan agar anak tak ragu untuk mempercayai Anda sebagai teman curhat yang baik untuknya.
7. Buatlah aturan baku
Jika Anda adalah tipe orangtua yang mengizinkan anak punya pacar pada usia dini, buatlah beberapa aturan baku. Misalnya, berapa lama dia menghabiskan waktu bersama pacarnya, apa saja yang boleh maupun tidak boleh dilakukan dengan pacarnya.
Jika anda tipe orangtua yang tidak memperbolehkan anak pacaran di usia dini, beri pengertian padanya untuk menolak dengan cara yang baik.
8. Bertemu dengan pacar anak
Untuk yang setuju dengan anaknya yang pacaran di usia dini, tak ada salahnya untuk bertemu dengan orang yang disukai anak. Agar kita tahu bahwa orang seperti apa yang disukai oleh anak.
9. Jaga jarak
Sekalipun anda penasaran, tapi buatlah batasan sejauh mana anda bisa mengetahui privasi anak. Ikut campur adalah cara mudah untuk kehilangan kepercayaan anak pada Anda. Jika memang anak mempercayai anda, ia akan membicarakan masalahnya pada anda tanpa ditanya.
10. Dengarkan anak
Kami mengerti bahwa kadang Anda gemas ingin mengomel ataupun menceramahi anak tentang tahap baru perkembangan hidupnya. Namun, sebagaimana Anda, anak pun juga ingin didengarkan pendapatnya. Tanya dengan lembut dan berikan empati padanya.
Kita tidak tahu bagaimana anak-anak memaknai “cinta monyet” nya. Namun, persiapkan diri anda sewaktu-waktu untuk masa “patah hati” anak. Dampingi ia dalam keadaan apapun. Keberpihakan anda padanya di masa-masa awal beranjak dewasa menentukan kedekatan anda dengannya kelak.
Semoga tips ini bermanfaat, Parents? Jika ada pengalaman seputar cinta monyet anak, yuk berbagi di kolom komentar..
Baca juga
‘Siapa Aku?’- Memahami Perkembangan Emosi Remaja
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.