Ada kalanya orangtua tidak selalu bisa memantau pergaulan anak, terlebih anak-anak yang memasuki usia remaja. Kondisi ini berdampak kepada rasa khawatir jika anak akan terjerumus ke hal yang negatif, misalnya anak merokok.
Fenomena anak merokok memang cukup sering ditemukan akhir-akhir ini. Bahkan, mayoritas dari mereka justru menutupi kebiasaan ini dari orangtua maupun keluarganya, karena takut dimarahi kalau sampai ketahuan.
Mungkin ada beragam faktor yang membuat anak ingin coba merokok. Namu, biasanya faktor yang paling dominan yaitu adanya rasa penasaran atau coba-coba dan mengikuti teman sepergaulannya.
Lantas, bagaimana jika kondisi ini terjadi kepada anak Parents? Apa yang akan Parents lakukan ketika mengetahui anak merokok? Apakah langsung memarahinya atau membiarkannya begitu saja?
Data Anak Merokok di Indonesia
Peringatan “Merokok Membunuhmu!” yang tertulis di setiap kemasan rokok ternyata tak cukup ampuh untuk menahan bujukan merokok bagi kebanyakan orang. Bahkan, kini kebiasaan buruk dari merokok tidak hanya marak di kalangan orang dewasa, tetapi juga pada remaja dan anak-anak.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat peningkatan jumlah perokok pada populasi usia 10 hingga 18 tahun. Yakni sebesar 1,9% dari tahun 2013 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%).
Walaupun hanya meningkat 1,9%, tetapi angka tersebut bukan angka yang kecil. Apalagi jika dikaitkan dengan dampak buruk dari bahaya merokok yang dapat mengancam kesehatan anak dan remaja sepanjang hidupnya.
Kandungan Zat Berbahaya di Dalam Rokok
Direktorat P2PTM Kemenkes RI menyebutkan bahwa di dalam sebatang rokok terdapat lebih dari 4000 jenis senyawa kimia, 400 zat berbahaya dan 43 zat yang bersifat karsinogenik, yaitu zat yang dapat menyebabkan terjadinya kanker.
Beberapa zat berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok, yaitu:
- Karbonmonoksida (gas beracun yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah dan memicu timbulnya penyakit berbahaya)
- Tar (zat karsinogenik)
- Acetone (bahan penghapus cat)
- Methanol (bahan bakar roket)
- Butane (bahan bakar korek api)
- Ammonia (zat pembersih lantai)
- Vinyl Chloride (bahan pembuatan plastik PVC)
- Arsenic (zat yang dapat menyebabkan keracunan dan bersifat karsinogenik)
- Nikotin (zat penyebab rasa candu)
Parents, sudah terbayang, kan, betapa mengerikannya zat-zat berbahaya ini?
Bahaya Merokok pada Anak
Kebiasaan merokok dapat berpotensi merusak organ-organ tubuh serta menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang juga dapat mengancam keselamatan jiwa. Dampak dari merokok memang tidak akan selalu langsung terasa, tetapi seiring berjalannya waktu, kebiasaan merokok akan membahayakan tubuh.
Bagi anak yang mulai merokok biasanya akan mengeluhkan gangguan tidur, sakit kepala berulang kali, sakit punggung, hingga kendala bernapas seperti batuk-batuk, iritasi tenggorokan, bau mulut, suara serak dan terasa sesak di dada.
Dalam jangka panjang, kebiasaan merokok dapat menyebabkan serangan jantung, kanker, hingga kematian. Zat-zat karsinogenik yang terkandung di dalam rokok dapat menyebabkan terjadinya peningkatan radikal bebas di dalam tubuh. Meningkatnya radikal bebas ini akan memicu pertumbuhan sel-sel tidak normal yang disebut kanker.
Merokok telah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi kesehatan manusia. Termasuk di tengah suasana pandemi global COVID-19 yang sedang kita alami saat ini, kebiasaan buruk dari merokok justru bisa sangat mengkhawatirkan.
Sebuah penelitian yang dilansir dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa para perokok cenderung lebih mungkin mengalami gejala COVID-19 yang lebih parah jika dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Hal ini dikarenakan jenis virus yang menyebabkan COVID-19 pada umumnya memengaruhi sistem pernapasan manusia.
Tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan fisik, kebiasaan merokok pada anak juga dapat berdampak bagi mentalnya atau emosinya. Anak yang mulai merokok akan lebih mudah terpengaruh perilaku buruk.
Berawal dari kebiasaan merokok yang dapat membuat mereka kecanduan, bukan tidak mungkin anak akan lebih berani untuk berbohong demi mendapatkan rokok, berkelahi, bersikap kasar, hingga mencoba hal lain yang lebih mengerikan seperti pergaulan bebas atau penyalahgunaan narkoba.
Parents pastinya tidak mau jika anak tercinta mengalami semua itu? Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya khusus dari para orangtua dalam menangani anak yang ketahuan merokok.
Hal yang Harus Orangtua Lakukan Jika Anak Merokok
Kebiasaan merokok umumnya dimulai dari lingkungannya, terutama lingkungan pergaulan atau bahkan keluarga. Anak yang melihat orangtuanya juga merokok akan lebih cenderung mengikuti jejak orangtuanya. Untuk itu, orangtua perlu memberikan contoh yang baik terhadap sang anak.
Jika anak ketahuan merokok, Parents tidak disarankan untuk langsung memarahinya atau bersikap kasar kepadanya. Hal ini justru dapat membuat anak tertekan, bersikap memberontak atau menentang orangtuanya.
Parents lebih baik mengutamakan pendekatan-pendekatan persuasif terhadap mereka. Berbicaralah secara baik kepada mereka sambil menekankan betapa bahayanya merokok.
Tunjukkan riset-riset atau bukti-bukti ilmiah yang ditimbulkan dari bahaya merokok. Serta, yakinkan anak bahwa rokok akan sangat berdampak buruk bagi kesehatan mereka.
Selain itu, Parents juga perlu merangkul buah hati untuk lebih mau melakukan hal-hal yang positif. Seperti mendukung mereka belajar, menyalurkan hobi dan bakatnya, hingga memberikan perhatian yang lebih agar mereka tidak merasa tertekan.
Yuk Parents, mulailah melakukan pendekatan emosional dari hati ke hati kepada sang anak. Sebab, cinta dan kasih sayang yang hangat dari orangtua dapat memberi pengaruh yang baik untuk anak dalam menghentikan kebiasaan buruknya, termasuk kebiasaan anak merokok.
Baca Juga:
Miris! Bocah 2,5 tahun di Sukabumi merokok 40 batang sehari
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.