5 Ciri Anak Siap Belajar Menulis, Sudahkah Buah Hati Parents Menunjukkannya?

Meski terkesan sepele, tetapi orangtua perlu tahu kapan anak siap menulis. Dengan begitu, si kecil tidak merasa tertekan ketika ia mulai belajar menulis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menulis menjadi salah satu tahap perkembangan yang akan dilalui buah hati Parents. Biasanya, anak-anak mulai tertarik menulis ketika usia prasekolah. Meskipun pada saat itu ia belum benar-benar paham bagaimana cara menulis dengan tepat.

Melihat anak yang mulai tertarik menulis, membuat sejumlah orangtua tergoda membantu mengajarkan cara menulis yang tepat. Namun, ada pula orangtua yang membiarkan buah hatinya mengeksplor sendiri dengan tidak mengajarkan apa pun di luar tingkat kedewasaannya. 

Dari kedua hal itu tentunya sah-sah saja jika Parents lakukan. Namun, ada baiknya kalau orangtua bisa mengetahui atau melihat tanda-tanda si kecil sudah siap atau belum untuk belajar menulis. Lantas, kalau begitu, apa sajakah yang perlu diperhatikan? 

Artikel Terkait: Jangan Tunda Si Kecil Masuk PAUD Meski Pandemi, Ini Alasannya

Ciri-ciri Anak Mulai Siap Belajar Menulis

Ada 5 ciri yang perlu Parents ketahui saat si kecil sudah mulai siap untuk belajar menulis.

1. Kemampuan Motorik Kasar Anak

Memantau perkembangan motorik kasar si kecil menjadi hal wajib bagi setiap orangtua.

Tanda pertama bahwa anak mungkin siap untuk mulai belajar menulis adalah dia percaya diri dengan kemampuan motorik kasarnya. Keterampilan motorik kasar melibatkan kontrol postur tubuh, gerakan otot-otot besar tubuh, serta melakukan tugas-tugas seperti bermain, berdiri, duduk tegak, berlari, dan berjalan.

Sebelum anak dapat mulai menulis, ia perlu menunjukkan kendali dalam postur tubuhnya, seperti mampu melakukan gerakan melompat atau menikmati latihan fisik lain yang serupa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk membangun kekuatan otot motorik kasar, Parents bisa melatih anak dengan menguasai keterampilan bermain bola khususnya melempar, menangkap, dan menembak. Ini merupakan aktivitas koordinasi tangan dan mata yang baik untuk melenturkan otot motorik kasar pada anak.

Kemampuan buah hati Parents untuk melakukan tugas-tugas yang dapat memperkuat otot motorik kasarnya adalah indikator bahwa dia mungkin sudah siap untuk mengeksplorasi tulisan.

2. Perkembangan Otot Motorik Halus

Sebelum anak mulai belajar menulis, pastikan juga perkembangan motorik halusnya sudah sesuai.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Perkembangan keterampilan motorik halus adalah tanda selanjutnya apakah buah hati Parents sudah siap untuk mulai menulis. The National Association for the Education of Young Children (NAEYC) atau Asosiasi Nasional untuk Pendidikan Anak Muda menyatakan bahwa, “Perkembangan otot untuk menulis adalah proses komprehensif yang dimulai dengan gerakan seluruh lengan dan berlanjut ke kontrol motorik halus yang sangat detail di ujung jari.”

Otot besar berkembang sebelum otot kecil, jadi penting bagi anak untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar sebelum membangun otot di tangan untuk keterampilan motorik halusnya.

Anak perlu memperkuat otot-otot ini dengan berbagai aktivitas. Di antaranya, seperti bermain adonan lilin mainan atau tanah liat, memungut barang dengan pinset, meraut pensil, menggunting kertas, menyusun balok, merangkai manik-manik, memegang krayon, menggunakan garpu dan sendok, atau aktivitas lain yang berfokus pada otot-otot kecil di tangannya.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan kecepatan yang berbeda-beda untuk mengembangkan keterampilan motorik halusnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nell Carvel of Language Enrichment Activities Program (LEAP) mengingatkan orangtua bahwa, “Anak-anak perlu berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang sesuai dengan perkembangan yang sengaja dirancang untuk meningkatkan kontrol motorik halusnya. Keterampilan motorik halus sulit dikuasai oleh anak-anak prasekolah karena keterampilan tersebut bergantung pada kontrol otot, kesabaran, penilaian, dan koordinasi otak.”

3. Membaca Sebelum Menulis

Tanda lain bahwa anak siap untuk mulai menulis adalah perkembangan keterampilan membacanya. Menurut NAEYC yang bekerja sama dengan Asosiasi Membaca Internasional, beberapa pengalaman yang sesuai dengan perkembangan anak untuk mendukung pembelajaran keaksaraan (pengenalan huruf) meliputi:

  • Bacaan harian tentang buku-buku berkualitas tinggi untuk setiap anak, termasuk buku yang secara positif mencerminkan identitas, bahasa rumah, dan budaya anak-anak.
  • Strategi pengajaran dan pengalaman yang mengembangkan kesadaran fonemik, seperti lagu, permainan jari, puisi, dan cerita di mana pola fonemik seperti rima dan literasi tampak menonjol.
  • Keterlibatan dalam permainan yang menggabungkan alat literasi, seperti menulis daftar belanjaan dalam permainan drama, membuat papan tanda dalam pembuatan balok, dan menggunakan ikon dan kata-kata dalam menjelajahi permainan komputer.

Image: Freepik

Bagi anak yang sudah terbiasa dibacakan dongeng setiap hari sejak ia masih bayi, ini merupakan langkah yang sangat baik. Dengan mendengarkan cerita yang dibacakan untuknya, anak bisa mulai mengenali huruf yang dapat menciptakan kata-kata di sekitarnya. Contohnya, saat melihat tanda “STOP” di dekatnya, anak bisa lebih cepat menunjuk ke tanda tersebut dan membaca kata “STOP!”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada perkembangan selanjutnya, anak mungkin sudah mulai bisa menyusun magnet huruf, ubin, atau bahkan tongkat untuk membuat ulang simbol huruf, angka, serta kata yang ia lihat dalam kehidupan sehari-harinya.

Artikel Terkait: 15 Cara mudah dalam membantu anak belajar membaca

4. Mampu Mengekspresikan Bentuk-bentuk Artistik (Seni)

Seni dan keterampilan menulis awal adalah satu hal yang sama. Ketika anak mulai dengan sengaja menggambar bentuk-bentuk yang melambangkan dunia di sekitarnya, maka ia telah menguasai pemikiran simbolik.

Jika anak menguasai hal-hal simbolik itu berarti anak mampu memahami garis-garis atau bentuk-bentuk yang memiliki arti. Ia akan dapat menciptakan kembali apa yang dilihatnya di sekitar, seperti kata-kata atau gambar melalui caranya sendiri.

Bentuk-bentuk seperti itu juga disebut sebagai bentuk pratulis. Perkembangan bentuk pratulis yang harus dikuasai anak-anak sebelum menulis huruf-huruf abjad meliputi garis vertikal, garis horizontal, lingkaran, silang, persegi, garis diagonal ke kiri, garis diagonal ke kanan, X, dan segitiga.

Image: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut The Official Journal of American Academy of Pediatrics, anak-anak berusia prasekolah sebaiknya diutamakan untuk fokus terlebih dahulu pada perkembangan sosial-emosional. Sebab anak pada usia ini belum siap secara fisik untuk mulai menulis.

Sebelum berusia lima tahun, orangtua tidak harus memaksakan anak untuk membentuk huruf dengan benar. Biarkan anak bereksperimen dengan huruf, menggambar gambarnya sendiri, dan menggunakan media yang berbeda dalam karya seninya.

Kembangkan kemampuan si kecil dengan memberikan kebebasan berekspresi tanpa ekspektasi. Jika Parents memiliki anak yang berusia di bawah lima tahun, tetapi ia sudah  mampu menulis namanya, itu dianggap bahwa anak memiliki perkembangan yang lebih.

Sedangkan jika anak prasekolah tidak menunjukkan kemampuan seperti itu, serta gurunya menekankan keterampilan menulis yang tidak sesuai dengan perkembangan, maka hubungi dokter atau ahli tumbuh kembang anak.

Jangan terlalu memaksakan anak. Orangtua adalah yang paling mengenal anak. Anak akan menunjukkan kepada Parents kapan ia siap untuk mulai menulis.

5. Inilah Saatnya Anak Menulis

Image: Freepik

Memasuki usia 5 tahun, anak-anak sudah patut belajar menulis. Kebanyakan anak mulai belajar dengan menulis nama mereka terlebih dahulu. Untuk tahap-tahap selanjutnya, anak sudah mulai bisa memahami beberapa kata yang lebih panjang. Meskipun huruf-huruf yang diciptakannya mungkin belum sepenuhnya akurat, itu bukanlah masalah.

Hal yang harus Parents lakukan adalah terus memberi apresiasi dan dukungan kepada anak agar ia semangat untuk belajar menulis.

Cara Menstimulasi Anak Belajar Menulis

Image: Freepik

Sebagai orangtua, tentunya Parents ingin memberikan dukungan kepada si kecil untuk mempelajari apa yang ada di sekitarnya, bukan? Jika si kecil sudah mulai tertarik dengan dunia corat-coret, Parents bisa melakukan beberapa hal di bawah ini. Beberapa kiat berikut sangat bagus untuk menstimulasi anak belajar menulis.

  • Membuat ruangan belajar yang nyaman untuk anak
  • Menyediakan alat tulis, meja belajar dan kursi kesukaan anak
  • Jangan menyediakan mainan di ruang belajar anak agar konsentrasinya untuk belajar tidak terpecah
  • Membuat jadwal latihan belajar menulis setiap hari
  • Agar anak tidak jenuh, Parents bisa mencoba beberapa permainan menulis untuknya. Misalnya, menebak gambar dengan menuliskan jawabannya atau membiasakan anak menulis cerita sehari-hari yang ia alami
  • Tetap sabar dan jangan bersikap menggurui anak

Artikel Terkait: Parents, Ini Cara untuk Mengajari Anak Menulis dengan Baik

Demikianlah tanda-tanda atau ciri-ciri anak siap belajar menulis. Orangtua memang perlu mengajarkan anak menulis, tetapi tetap ingat bahwa setiap anak membutuhkan proses dan waktu yang mungkin berbeda-beda untuk belajar. Alangkah baiknya setiap orangtua terus mendukung proses belajar anak sesuai dengan perkembangan dan kemampuan yang ia miliki. Nikmati prosesnya, biarkan anak menjelajahi kemampuan belajarnya sendiri.

Baca Juga: