Apa jadinya jika seorang anak makan sosis sehari-hari, dan hanya sosis saja? Setidaknya itulah yang dialami bocah 12 tahun asal Swansea, Wales.
Adalah Ben Simpson, anak laki-laki yang makan sosis tiga kali sehari. Sepanjang ingatannya, sejak kecil ia hanya mau makan sosis saja. Meski sang ibu sudah melakukan berbagai cara agar Ben mau makan yang lain.
Bermula Sejak Tak Menyusu Lagi
Melansir New York Post, pola makan Ben Simpson yang aneh dan cuma makan sosis dimulai ketika ibunya, Wendy Hughes, mulai tidak menyusuinya lagi. Tak lama kemudian, Ben tumbuh menjadi anak yang sangat pemilih dalam hal makanan.
Ben Simpson hanya mengonsumsi sosis dan air ketika sarapan. Untuk makan siang makan malam pun demikian, anak ini menyantap sosis tiga kali sehari, setiap hari! Sesekali ia juga makan kentang goreng.
Coba bayangkan, seorang anak hanya makan sosis hampir sepanjang hidupnya, lebih dari 10 tahun! Hal ini tak pelak membuat ibunya kepikiran. Ia berusaha melakukan berbagai cara agar sang putra mau menyantap makanan lainnya.
Wendy Hughes, 55, sang ibu mengatakan kepada SWNS bahwa dia sudah kehabisan akal ketika dia menelepon David Kilmurry, seorang hipnoterapis perilaku kognitif yang ia percaya bisa membantunya.
Artikel terkait: Anak Susah Makan, Jangan Dipaksa
Merasa Terkucil, Anak Makan Sosis Sehari-hari
Sebagai seorang anak, Ben hanya makan sosis dan cemilan seperti kentang goreng, kata ibunya. Rupanya hal ini berdampak besar pada perkembangan sosial Ben Simpson.
Kondisinya akan semakin buruk ketika Ben menghadiri sebuah pesta. “Dia hanya akan duduk di sana, menangis, atau dia akan menolak pergi ke tempat makanan,” kenang Hughes sang ibu.
“Jika kami pergi ke rumah seorang kerabat, dia tidak akan makan apa-apa,” tambah Hughes.
Ben hanya akan mengatakan dia tidak lapar dan itu hanyalah mimpi buruk. Sebelumnya, Ben menghabiskan hingga empat atau lima sosis sekali makan.
Hughes, yang tinggal bersama putranya di Swansea, Wales, menghabiskan sekitar 75 dolar setiap bulan untuk membeli sosis merek khusus tanpa kulit. Ben Simpson mengatakan kepada SWNS “Saya bosan membeli sosis,” katanya.
Sementara itu, kesehatannya mungkin menurun, yang ditunjukkan dengan seringnya Ben mengeluh bahwa dia lelah dan tertinggal di sekolah. Anak ini juga tidak makan permen atau minum soda.
Kondisi Ben sudah tentu tak mudah, baik bagi dirinya sendiri maupun sang ibu. “Ini membuat frustrasi. Terkadang aku hanya berpikir, ‘Ya Tuhan, maukah kamu memakannya?’ Tapi kemudian Ben menjadi kesal dan berkaca-kaca, “jelas ibunya. “Anda harus memiliki banyak kesabaran.”
Ketika seorang kerabat menyarankan agar anak itu dihipnotis, nasehat itu dipertimbangkan. Hughes akhirnya memutuskan untuk menghubungi Kilmurry, yang dia temukan melalui laman Facebook.
Jarak di antara hipnoterapis dengan keluarga Hughes tak memugkinkan untuk sesi tatap muka. Tetapi patut dicoba untuk mencoba panggilan video, mereka setuju.
“Saya tidak berpikir itu akan berhasil,” kata Hughes sedikit ragu.
Artikel terkait: 10 Cara Atasi Anak Susah Makan Sayuran
Anak Makan Sosis Sehari-hari, Bagaimana Kondisinya Sekarang?
Ben dan sang ibu. Foto: SWNS
Ternyata hipnoterapi bisa mengeluarkan sang ibu dari rasa putus asa. Setelah beberapa kali melakukan sesi terapi, Ben mulai menunjukkan perubahan positif.
Memang, salah satu manfaat hipnoterapi adalah menciptakan hubungan emosional yang positif dengan makanan, sehingga gagasan tentang rasa baru akan terasa menarik, dan mengurangi kecemasan akan rasa yang berpotensi ‘menjijikkan.
“Sekarang, jika saya memberinya sesuatu, dia akan memasukkannya langsung ke mulutnya,” kata Hughes.
Ben Simpson didiagnosa menderita Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder atau dikenal dengan singkatan ARFID. Kondisi ini merupakan gangguan makan yang dimulai sejak bayi atau balita.
Penderita ARFID sangat sensitif terhadap tekstur, rasa, warna, aroma, bahkan bentuk makanan. Jika dibiarkan, ARFID semakin lama dapat mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Kelainan ini dapat dipicu oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor psikologis, misalnya pengalaman yang buruk di masa lalu dengan makanan maupun adanya gangguan sinyal lapar di otak.
****
Apabila si kecil menunjukkan tanda-tanda sulit makan, segera periksakan ke dokter anak agar dicari akar masalahnya. Jika memang masalah psikologis menjadi pemicu, bisa jadi dokter akan menganjurkan untuk menemui psikolog.
Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, sebaiknya dapatkan rekomendasi hipnoterapi dari psikolog terpercaya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Parents.
Baca juga:
Anak susah makan bikin khawatir, ternyata ini penyebab dan cara mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.