Melatih anak untuk bisa buang air kecil ataupun BAK ke toilet atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan toilet training memang bukan perkara yang mudah. Terlebih melatih anak laki-laki pipis berdiri. Apa saja yang Parents perlu persiapkan saat toilet training anak laki-laki?
Satu hal yang perlu digarisbawahi, saat mengajari anak laki-laki pipis berdiri, Parents tentu lebih dulu perlu melihat kesiapan anak. Ketika anak sudah bisa buang air kecil duduk, maka inilah saat yang tepat untuk melatih anak laki-laki pipis berdiri.
American Academy of Pediatrics sendiri menyarankan, saat toilet training anak laki-laki, Parents sebaiknya lebih dulu mengajarkan balita laki-lakinya untuk belajar berkemih atau BAK sambil duduk. Alasannya, tidak terlepas untuk tidak membuat anak bingung, antara antara posisi buang air besar dan buang air kecil.
Jika sejak awal Parents melatihnya dengan cara berbeda, tentu akan lebih menyulitkan. Sehingga jika memang anak sudah mahir melakukannya sendiri, Parents baru bisa melatihnya ketahapan berikutnya, yaitu membiasakan anak laki-laki pipis berdiri.
Melatih toilet training anak laki-laki pipis berdiri
Untuk itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melatih anak laki-laki agar terbiasa terbiasa buang air kecil dengan cara duduk terlebih dulu. Biasanya, anak pertama kali melatih anak laki-laki pipis dengan cara berdiri, mereka cenderung ‘menumpahkan’ urinnya di area tempat duduk toilet.
Oleh karenanya, pandu anak untuk mendorong penisnya dengan lembut ke arah bawah ‘mangkuk’ toilet.
Jika dilihat dari faktor usia, memang tidak ada kepastian pada usia berapa anak bisa dilatih untuk buang air kecil berdiri. Namun, rata-rata mereka mulai menunjukkan tanda kesiapan pada saat usia usia tiga tahun, ketika otot saluran kemih sudah lebih kuat.
Tapi sekali lagi, ini bukan hal mutlak, karena beberapa anak laki-laki bisa melakukannya pelatihan toilet lebih awal atau malah lebih lambat dari yang lain.
Sama seperti tahapan perkembangan anak lainnya, belajar toilet training juga tidak bisa disamaratakan. Sebaiknya biarkan anak belajar sesuai kemampuan mereka sendiri, sambil Anda terus melatihnya.
Inilah beberapa cara Anda bisa memulai melatih toilet training anak laki-laki mulai dari duduk hingga nantinya anak bisa buang air kecil dengan cara berdiri.
1. Ajak anak bicara
Tanda kesiapan lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana perkembangan motorik dan kemampuan kognitif anak. Apakah anak laki-laki Anda sudah tahu alasan mengapa ia harus buang air di kamar mandi? Apakah ia bisa duduk diam sampai dia selesai berkemih?
Adapun beberapa tanda fisik yang bisa dilihat adalah ketika anak laki-laki sudah bisa buang air kecil dengan cara terjadwal, antara 3 sampai 4 jam sekali. Anak sudah bisa mengungkapkan apa yang ia rasa jika ingin berkemih.
Sementara tanda perilaku yang bisa menandakan anak siap adalah saat ia sudah merasa tidak nyaman saat buang air kecil dengan pospak, serta bisa memberikan tanda bahwa dirinya ingin berkemih atau BAK secara verbal.
Di sini tugas Parents adalah terus melatihnya agar ia bisa mengomunikasikannya dengan baik. Tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami dan tentu saja diperlukan kesabaran ekstra. Termasuk saat menjawab pertanyaan anak dengan sabar.
2. Terus bimbing anak
Seorang ibu tunggal, Camille Carvajal, menceritakan bahwa dirinya harus berjuang mengajarkan anak laki-lakinya bagaimana ‘membidik’ penisnya dengan tepat saat buang air kecil.
“Tapi anak saya bisa belajar dengan cepat, bagaimana dirinya bisa belajar untuk buang air kecil dengan cara berdiri dalam beberapa hari,” katanya kepada theAsianParent Singapura.
Satu hal yang perlu diingat dan sangat penting adalah bagaimana Parents perlu membimbing mereka saat mereka berkonsentrasi untuk mengarahkan penisnya ke kloset. Jika anak laki-laki masih terlalu kecil, sebaiknya jangan terburu-buru.
Baca juga : 6 Tips agar toilet training lancar dan sukses
3. Biarkan anak mencoba dengan caranya sendiri
Layaknya sebuah pepatah yang mengatakan, bisa karena terbiasa. Untuk itu, bersabarlah dan biarkan anak melewati proses dan belajar dengan caranya sendiri. Dalam hal ini tentu saja akan ada proses trial and error.
Misalnya, bagaimana anak mulai belajar melepas dan membuka celananya sendiri. hingga mengarahkan penisnya ke dalam toilet dengan cara yang benar.
Pastikan juga anak paham perbedaan antara berkemih dan buang air besar (BAB), karena saat anak BAB mereka tentu saja perlu melakukannya dengan tetap duduk di toilet. Tidak sedikit anak-anak yang menunda untuk segera BAB, sehingga bisa menyebabkan sembelit.
4. Latih anak untuk praktik membuat proses belajar kian sempurna
Biarkan mereka berlatih dan terus berlatih sendiri. Tapi jika mereka terlalu ‘terintimidasi’ atau malah belum siap sehingga membuatnya stres, jangan paksa anak dan biarkan mereka berlatih di tempat lain dulu.
“Saya membiarkan anak-anak saya berkemih di pancuran terlebih dahulu karena anak-anak ‘takut’ pada toilet,” jelas ayah tiga Vincent.
Kuncinya, perlu kesabaran Parents saat melatih anak buang air kecil dengan cara berdiri.
5. Jangan berekspektasi lebih
Ya, jangan memiliki ekspektasi yang berlebihan ketika melatih anak laki-laki pipis berdiri. Pada awal-awalnya tentu bisa terjadi kekacauan di rumah. Meskipun begitu jangan pernah menekan anak. Sebab, akan banyak ‘kecelakaan’ di hari-hari pertama anak latihan.
6. Ajari anak terbiasa menjaga kebersihan
Terakhir, begitu anak laki-laki mulai menguasai teknik buang air kecil dengan cara berdiri, ajarkan mereka untuk selalu mencuci tangan setelahnya. Dan tentunya membuang tisu bekas yang digunakan ke tempat sampah.
Pada dasarnya, mencuci tangan setelah berkemih ataupun BAB, merupakan langkah utama untuk menjaga kebersihan dan tentunya melatih kebiasaan baik bagi anak.
Bagaimana pengalaman Parents saat toilet training untuk anak laki-laki khususnya ketika membiasakannya buang air kecil berdiri? Beri tahu kami di komentar di bawah ini!
Ilustrasi: Angga Ristawan
Baca juga:
4 ‘Senjata’ agar anak sukses potty training yang Parents wajib punya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.