Satu dari Tiga Balita Indonesia Berisiko Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi, Kenali Gejalanya!

Kenali gejala anak kekurangan zat besi, ciri-ciri kekurangan zat besi, dan akibat kekurangan zat besi pada anak. Ketahui asupan kaya zat besi buat anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung pertumbuhan anak optimal dan menjadi anak generasi maju, salah satunya adalah memastikan anak cukup gizi. Namun menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 1 dari 3 anak Indonesia di bawah usia 5 tahun mengalami anemia. Salah satu penyebab utamanya adalah kekurangan zat besi.

Nah, Bunda perlu tahu, anak yang mengalami anemia terutama akibat kekurangan zat besi (anemia defisiensi zat besi) tersebut berisiko mengalami masalah kognitif. Hal ini membuat perkembangan kecerdasan anak terhambat yang kemudian dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan masa depannya. 

Bagaimana cara memastikan si Kecil mendapatkan zat besi yang dibutuhkan agar pertumbuhannya baik dan menjadi anak generasi maju? Baca terus artikel ini ya, Bunda.

Akibat Kekurangan Zat Besi pada Anak

1. Perkembangan Kognitif Anak Terhambat

Seperti yang telah dijelaskan di atas, anemia akibat kekurangan zat besi pada anak bisa berakibat fatal pada perkembangan kognitifnya. Anak yang tidak mendapatkan cukup zat besi, berisiko mengalami kesulitan konsentrasi dan susah mengingat sehingga berdampak pada kemampuan belajar si Kecil. 

Dalam skala besar, kekurangan zat besi yang tidak ditangani serius dapat membuat Generasi Emas Indonesia tidak tumbuh optimal. Ini akan menghambat mimpi bangsa untuk menjadi negara maju pada perayaan 100 tahun Indonesia di tahun 2045 mendatang.

Baca Juga: Rentan Dialami Ibu Hamil, Ini Cara Mencegah Kekurangan Zat Besi Saat Hamil

2. Daya Tahan Tubuh Menurun

Tak hanya itu, anak yang kekurangan zat besi juga berisiko mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, gangguan sistem motorik dan sensorik, serta pertumbuhan fisik yang terhambat.

3. Anak Mengalami Masalah Perilaku

Anak yang kekurangan zat besi juga rentan mengalami masalah perilaku. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anemia defisiensi besi yang terjadi di bawah usia 2 tahun dapat membuat anak sulit mengendalikan diri, serta lebih mudah marah dan rewel. Apabila tidak ditangani dengan baik, dampak negatif ini bisa berlanjut hingga si Kecil tumbuh dewasa.

Gejala dan Ciri-Ciri Kekurangan Zat Besi pada Anak

Jika anak kekurangan zat besi, ada beberapa gejala atau ciri yang harus diwaspadai. Berikut ini ciri-ciri defisiensi zat besi pada anak:

  • Kulit pucat
  • Nafsu makan berkurang
  • Kurang konsentrasi
  • Perhatian mudah teralihkan
  • Lemas dan lesu
  • Dada berdebar
  • Terlihat tidak bersemangat
  • Pusing atau sakit kepala
  • Gejala kronis seperti gemar makan atau mengunyah benda tak umum dikonsumsi seperti es batu, tanah, kertas, dan lain sebagainya.

Cara Meningkatkan Asupan Zat Besi Harian untuk Anak

Mengingat pentingnya zat besi dalam tumbuh kembang anak, Bunda harus memastikan si Kecil mendapatkan asupan zat besi yang cukup. Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan asupan zat besi harian pada anak agar si Kecil tidak kekurangan gizi.

Mencukupi Kebutuhan Zat Besi Sesuai Usia

Berdasarkan Permenkes RI no. 28/2019, angka kecukupan zat besi anak usia 1-3 tahun adalah 7mg/hari, sedangkan usia 4-6 tahun sebesar 10mg/hari.

Cara untuk memenuhi kebutuhan zat besi hariannya adalah dengan memberikan asupan makanan kaya zat besi seperti daging merah, ayam, hati, ikan, bayam, brokoli, dan susu pertumbuhan yang telah difortifikasi dengan zat besi. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Catat, sumber hewani memiliki penyerapan zat besi yang lebih baik daripada sumber makanan nabati ya, Bun.

Baca Juga: Ketahui Kapan Ibu Hamil Perlu Tambahan Zat Besi

Konsumsi Vitamin C untuk Dukung Penyerapan Zat Besi

Gangguan penyerapan zat besi bisa menyebabkan anak mengalami defisiensi zat besi, Bun. Untuk mencegahnya, berikan anak konsumsi makanan yang kaya vitamin C untuk mendukung penyerapan zat besi secara optimal dalam tubuhnya.

Misalnya, konsumsi jeruk, mangga, stroberi, brokoli, atau paprika dapat membantu penyerapan zat besi karena mengandung vitamin C dalam kadar tinggi. Bunda juga bisa mengkreasikan makanan tersebut sebagai makanan pencuci mulut (dessert) atau dikonsumsi dalam bentuk jus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, untuk mendukung penyerapan maksimal zat besi, Bunda dapat melengkapi asupan nutrisi si Kecil dengan SGM Eksplor 1+.

SGM Eksplor 1+ sudah terbukti menjadi susu No.1 pilihan jutaan Bunda di Indonesia untuk mendukung nutrisi anak Indonesia. Tentunya jutaan Bunda ini memiliki jutaan alasan mengapa pilih SGM Eksplor.

Satu hal yang menjadi keunggulan SGM Eksplor adalah menjadi satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, yaitu kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C yang dukung penyerapan Zat Besi hingga 2x lipat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Konsumsi 2 gelas SGM Eksplor sudah terbukti dapat memenuhi 100% kebutuhan Zat Besi si Kecil lho, Bun. Semua hal ini dibutuhkan untuk dukung si Kecil jadi Generasi Maju yang berpikir cepat dan berani***.

Alasan lainnya adalah, SGM Eksplor 1+ merupakan susu pertumbuhan yang diformulasikan khusus untuk anak 1-3 tahun dan dilengkapi nutrisi penting yang dibutuhkan anak seperti DHA 100% berkualitas dari minyak ikan tuna  yang lebih baik dari minyak ikan lainnya, dan omega 3&6.

SGM Eksplor 1+ mengandung tinggi protein, vitamin D, dan kalsium untuk dukung pertumbuhan fisik, sumber serat pangan, juga tinggi vitamin C dan Zinc untuk dukung daya tahan tubuh si Kecil.

Jadi, jangan ragu untuk pilih SGM Eksplor 1+ dengan IronC™* ya, Bunda!

Nah, itulah hal yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah kekurangan zat besi pada anak. Saat si Kecil mendapatkan nutrisi yang lengkap dan seimbang, tumbuh kembangnya pun akan menjadi maksimal sehingga ia bisa jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani**.

* Kombinasi unik Iron & VitC dengan Molar Ratio 1:2 Meningkatkan Penyerapan Zat Besi (WHO, FAO 2006) 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

**Dengan dukungan nutrisi dan stimulasi yang tepat

Chandra DN, Surapsari J, Ratih MP, Herawati A, Prawari M, Sundjaja T, Dilantika C, Basrowi RW; Iron intake adequacy improves linear growth in 1-3 years old children. Online Oral Presentation at ICHWB 2023 on 6 December 2023

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Anemia Kekurangan Zat Besi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-kekurangan-zat-besi

Kadir, A., Fachry, M. A., & Hasanah, N. 2019. Defisiensi Besi dan Anemia pada Anak Usia Bawah Dua Tahun (6-23 Bulan) di Kabupaten Aceh Besar. ResearchGate. www.researchgate.net/publication/336864127_DEFISIENSI_BESI_DAN_ANEMIA_PADA_ANAK_USIA_BAWAH_DUA_TAHUN_6-23_BULAN_DI_KABUPATEN_ACEH_BESAR

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. www.hukor.kemkes.go.id

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Anemia Defisiensi Besi Pada Anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. yankes.kemkes.go.id/view_artikel/182/anemia-defisiensi-besi-pada-anak

Nationwide Children's Hospital. Iron Deficiency Anemia in Children. Nationwide Children's Hospital. www.nationwidechildrens.org/conditions/health-library/iron-deficiency-anemia-in-children

National Institutes of Health. Iron - Consumer. National Institutes of Health. ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-Consumer/

Szajewska, H., Ruszczynski, M., & Chmielewska, A. 2016. Effects of iron supplementation in nonanemic pregnant women, infants, and young children on the mental performance and psychomotor development of children: a systematic review of randomized controlled trials. Nutritional Neuroscience, 19(4), 190–201. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5134870/#R2

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan