Sosok yang satu ini disebut sebagai orang paling pintar di muka Bumi. Beragam pencapaian menjadi bukti otaknya yang brilian. Dia adalah anak jenius dari Ukraina, bernama William James Sidis.
Parents tentu pernah mendengar tokoh-tokoh jenius yang tak terbantahkan seperti Albert Einstein dan Isaac Newton. Semasa hidup, mereka tidak mengikuti tes IQ, tetapi diyakini bahwa skor IQ mereka masing-masing mencapai 160 dan 190.
Akan tetapi William, si anak jenius dari Ukraina ini, memiliki IQ yang diperkirakan melebihi Einstein dan Newton, yakni 250 hingga 300. Berikut kisah hidup William beserta bukti kejeniusannya seperti dikutip dari New York Forum Daily.
Artikel terkait: Memilukan! Orang Tua Ukraina Melindungi Anak dengan Sticker Golongan Darah
Kisah William James Sidis, Si Anak Jenius dari Ukraina yang IQ-nya Kalahkan Einstein
1. Bisa 8 Bahasa di Usia 8 Tahun
William lahir pada 1 April 1898 di New York. Ia dibesarkan dalam keluarga imigran Yahudi dari kota Berdichev (kota Ukraina, pada waktu itu bagian dari kekuasaan Rusia).
Ayah William, Boris, adalah seorang psikolog terkemuka yang mendapatkan empat gelar dari Harvard. Sang ibu juga memiliki latar belakang kedokteran.
Karena orang tuanya seorang jenius, William pun diharapkan menjadi ilmuwan yang brilian. Namun faktanya, kecerdasan William justru jauh di luar dugaan.
Pada usia 1,5 tahun, William sudah mulai dibiasakan membaca harian The New York Times. Dan pada usia delapan – ia belajar bahasa Latin, Yunani, Prancis, Rusia, Jerman, Ibrani, Turki, dan Armenia secara mandiri. Selain itu, ia menemukan bahasanya sendiri, yang dia sebut Vendergood.
Ketika William berusia 9 tahun, sang ayah yang menyadari kecerdasan putranya, berusaha untuk mendaftarkannya di Harvard. Namun, ia ditolak karena usia.
Tetapi dua tahun kemudian, William diterima. Waktu itu tahun 1909, William menjadi mahasiswa termuda yang masuk Harvard.
Artikel terkait: Makin Ruwet! Perang Ukraina dan Rusia Pengaruhi Harga Sembako di Indonesia
2. Mendapat Gelar Bachelor of Art pada Usia 16 Tahun
Pada usia 16 tahun, William menerima gelar Bachelor of Arts dan lulus dari Harvard. Setelah lulus, ia memutuskan untuk menjalani kehidupan yang ideal versi dirinya, yakni hidup menyendiri dan tidak akan pernah menikah karena ia tak tertarik pada perempuan.
Keputusannya itu dipengaruhi oleh beberapa hal yakni ketenaran dan tekanan yang dia hadapi sejak lahir. Ia terlanjur dikenal sebagai anak jenius, ditambah sang ayah yang bermimpi membuat putranya menjadi seorang tokoh terkenal.
Keinginan sang ayah bertolak belakang dengan idealisme William. Hal ini menyebabkan konflik di antara mereka berdua, hingga ketika Boris meninggal dunia pada tahun 1923, William tidak menghadiri pemakamannya.
3. Menghabiskan 18 Bulan di Penjara
William berusaha untuk hidup sederhana, jadi dia bekerja di posisi bergaji rendah sebagai pegawai biasa. Akan tetapi orang-orang masih mengenalinya, dan dia tidak punya pilihan selain berganti pekerjaan.
Pada tahun 1924, si anak jenius dari Ukraina ini menjadi berita utama lagi ketika wartawan menemukan bahwa dia hanya menghasilkan $23 seminggu.
Surat kabar membuat berita yang mengolok-olok kemampuan mentalnya, mengklaim bahwa dia tidak lagi mampu melakukan apa yang dulu pernah dia lakukan sebagai seorang anak jenius. Ini tidak benar. Faktanya, William menulis banyak buku berharga dalam hidupnya, hanya dengan nama samaran yang berbeda.
William juga pernah ditangkap karena berpartisipasi dalam demonstrasi May Day di Boston dan dijatuhi hukuman 18 bulan penjara. Selama persidangan, William menyebut dirinya seorang sosialis dan menyatakan bahwa dia menolak rancangan Perang Dunia Pertama karena alasan ideologis.
Artikel terkait: Sambil Menangis, Ayah Ini Terpaksa Berpisah dari Putrinya karena Perang Rusia-Ukraina
4. Hidup Sendirian
William menjalani hidup sendirian. Dia berpisah dari keluarganya, bekerja sebagai masinis dan tukang untuk memenuhi kebutuhan.
Dia akhir hayat, William meninggal dalam kemiskinan dan ketidakjelasan pada tahun 1944 ketika dia baru berusia 46 tahun. Penyebab kematiannya adalah pendarahan otak, di mana penyakit ini juga dialami ayahnya yang tutup usia di umur 56 tahun.
Itulah kisah seorang anak jenius dari Ukraina, pria yang namanya mengubah dunia namun menolak ketenaran.
Baca juga:
Menetap di Ukraina, WNI dan Istrinya yang Hamil 9 Bulan Lapor Kondisi Pascainvansi Rusia
Berniat Agar Semakin Dekat, Pasangan yang Saling Borgol 123 Hari ini Malah Berpisah
Ratu kecantikan ini dicabut gelarnya karena punya anak balita, adilkah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.