Kisah tragis anak diperkosa ayah kandung hingga 4 kali ini membuat hati teriris. Bagaimana tidak, ia diperkosa berkali-kali oleh ayah kandungnya sendiri, sosok yang seharusnya bisa menjadi pelindung bagi sang anak.
Peristiwa itu terbongkar usai sang ibu curiga dengan perilaku anaknya yang kian hari kian murung. Bagaimana peristiwa nahas itu bisa terjadi? Simak laporannya berikut ini.
Anak Diperkosa Ayah Kandung Hingga 4 Kali, Ketahuan Oleh Ibu karena Sikap Anak Berubah
Aksi bejat yang dilakukan oleh tersangka SH (45), warga Desa Tukum, Kecamatan Tekung, Lumajang, Jawa Timur akhirnya terbongkar usai istrinya mencurigai perubahan perilaku pada anak mereka.
Selama beberapa waktu terakhir, sang ibu mendapati perilaku korban berubah menjadi murung. Ia pun curiga, apa yang membuat putrinya bersikap demikian.
Didorong rasa penasaran, suatu ketika sang ibu bertanya empat mata, masalah apa yang menimpa putri kesayangannya.
Betapa kaget sang ibu ketika putrinya bercerita ia telah diperkosa bapak kandungnya sendiri yang adalah suaminya, sebanyak empat kali.
Murka dengan aksi bejat suaminya, ia kemudian melapor ke Polres Lumajang.
“Jadi awalnya si ibu mencurigai korban sikapnya berubah. Setelah ditanya korban menceritakan semuanya. Dari situlah terungkap kelakuan bapaknya,” kata Kanit PPA Polres Lumajang IPDA Irdani Isma seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Anak Diperkosa Ayah Kandung Sejak Juli 2020, Diancam Jika Menolak
Dari kesaksian korban, terungkap jika ayah kandungnya melakukan tindak pemerkosaan sejak bulan Juli 2020. Aksi tidak terpuji itu telah dilakukan sebanyak empat kali di dalam kamar sang anak pada malam dan menjelang pagi hari.
Korban sempat melakukan perlawanan namun diancam oleh pelaku sehingga tak dapat berkutik. Ia diancam akan dipukul jika melakukan perlawanan.
Terkait adanya ancaman ini, IPDA Irdani Isma telah mengonfirmasi bahwa benar apa yang dikatakan gadis tersebut.
“Jadi saat korban sedang tidur di dalam kamar kemudian bapak merayu korban untuk melakukan hubungan intim. Bila sang anak menolak, si bapak mengancam akan melakukan tindakan kekerasan,” katanya.
Kasus Anak Diperkosa Ayah Kandung, Pelaku Niat Kabur ke Surabaya saat Akan Ditangkap
Sudah berbuat keji, malah berniat kabur ke luar kota. Hal itulah yang dilakukan oleh tersangka SH (45).
Saat mengetahui istrinya melapor ke kantor polisi, SH bergegas mengemas seluruh pakaiannya. Ia berniat pergi ke Surabaya, kota tempat SH bekerja.
Beruntung, ia kalah cepat dengan polisi yang sudah lebih dulu tiba di rumahnya begitu ada laporan masuk.
“Setelah tersangka mengetahui ibu dan anak melaporkan, si bapak ini bermaksud kabur ke Surabaya tempat biasanya dia kerja,” kata IPDA Irdani Isma.
Polisi berhasil menggagalkan rencana kabur pelaku dan kini ia telah diamankan di Polres Lumajang guna pemeriksaan lebih lanjut.
Ia dijerat dengan pasal 81 UURI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.
“Yang bersangkutan sudah kami amankan Minggu malam (30/8/2020), dan kami sangkakan telah melanggar pasal 81 UURI Nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak,” pungkasnya.
5 Trauma Fisik dan Mental pada Korban Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual terlebih yang dilakukan oleh orang terdekat seperti orang tua bisa menimbulkan permasalahan serius pada korban.
Tak hanya luka secara fisik, korban juga bisa terkena gangguan mental yang tak kalah berbahaya. Berikut dampak kekerasan seksual seperti yang kami rangkum dari Hellosehat.com:
1. Depresi
Kekerasan seksual seperti pemerkosaan bukan suatu hal yang dapat ditolerir. Korban pada umumnya akan mengalami depresi yang ditandai dengan gejala seperti, menyalahkan diri sendiri, cemas, marah, sedih, dan putus asa.
Depresi dalam jangka waktu yang cukup lama bisa membahayakan nyawa korban karena dapat berakhir dengan tindakan bunuh diri atau self harm.
2. Sindrom Trauma Perkosaan
Rape Trauma Syndrome (RTS) adalah turunan dari PTSD (gangguan mental pasca trauma). Biasanya korban cenderung merasa kedinginan, mual, muntah, gemetar, mengalami disorientasi, hingga pingsan.
Setelah kejadian, penyintas biasanya akan mengalami insomnia, mual dan muntah, respon mudah kaget dan terkejut, sakit kepala, mengisolasi diri, mimpi buruk, mati rasa dan merasa cemas.
3. Disosiasi
Ini adalah kondisi dimana korban melepaskan diri dari kenyataan. Ia bersikap seolah-olah sedang menonton televisi. Hal ini juga kerap dikaitkan dengan kebiasaan melamun, namun dalam kadar yang lebih berbahaya.
Pada beberapa kasus, korban bahkan menderita gangguan mental yang lebih serius seperti amnesia sebagian, kepribadian ganda, berpindah-pindah tempat, hingga mengganti identitas baru.
4. Gangguan makan
Beberapa orang menggunakan makanan sebagai pelampiasan menghadapi trauma. Kondisi ini bisa merusak tubuh dalam jangka panjang. Contoh perilaku gangguan makan adalah anoreksia, bulimia, hingga binge eating.
5. Dyspareunia
Hubungan seksual yang menimbulkan trauma bisa menyebabkan gangguan dyspareunia. Kondisi ini umumnya dialami oleh perempuan yang mana membuat korban merasa kesakitan apabila terjadi penetrasi ke dalam vagina.
***
Parents, tragis sekali ya peristiwa yang dialami oleh korban di atas. Kita doakan semoga pelaku SH menerima hukuman setimpal seperti perbuatannya. Yuk bekali diri dengan informasi seputar kekerasan seksual. Jangan biarkan anak-anak kita menjadi korban para predator. Tumbuhkan sikap waspada termasuk pada orang-orang terdekat sekalipun.
Baca juga:
Tega! Seorang Ayah Perkosa Anak Kandung Hingga Hamil karena Mirip Istrinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.