Anak Bungsu Positif COVID-19, Joanna Alexandra Bagikan Momen di Wisma Atlet

Anak bungsu Joanna Alexandra dinyatakan positif COVID-19. Seperti pula apa cara merawat ABK di tengah pandemi yang perlu diperhatikan?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menambah daftar artis Indonesia yang positif COVID-19, Joanna Alexandra dan keluarga menjadi salah satunya. Baru-baru ini, anak bungsu Joanna Alexandra turut dinyatakan positif COVID-19.

Melalui media sosialnya, Joanna membagikan momen-momen perjuangan keluarganya melawan penyakit tersebut. Ia tampak selalu tersenyum dan melewati semuanya dengan semangat dan bahagia. Seperti apa kronologis kejadiannya?

Artikel Terkait: Keluarga Joanna Alexandra Positif COVID-19, Suami Dirawat di IMCU

Anak Bungsu Positif COVID-19, Joanna Alexandra Bagikan Momen di Wisma Atlet

Pada 14 April 2021 lalu, Joanna mengabarkan bahwa keluarganya positif COVID-19. Suami, anak kedua, serta para asistennya terinfeksi virus tersebut. Raditya Oloan, suami Joanna pun dirawat di Wisma Atlet Kemayoran dan kemudian dirujuk ke RSUP Persahabatan yang fasilitasnya lebih lengkap.

Tak lama kemudian Joanna kembali mendapat kabar bahwa hasil tes PCR ibunda dan anak bungsunya, Ziona Eden, positif. Ziona anak berkebutuhan khusus yang mengidap penyakit langka. Joanna pun memboyong ibu dan putri bungsunya itu ke Wisma Atlet.

Meski Joanna sendiri sudah dinyatakan negatif, ia memutuskan untuk tetap tinggal di Wisma Atlet dan mengurusi Ziona yang masih harus dirawat. Syukurlah, anak keduanya sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang.

Artikel Terkait: Perjuangan Joanna Alexandra Membesarkan Anak dengan Penyakit Langka

My Covid journey masih belum selesai. Terima kasih Tuhan di tengah-tengah semua ini aku masih mampu mengucap syukur dan melihat Tuhan. Beneran kalau bukan Tuhan sendiri yang kasih kekuatan mah gua udah meringkuk nangis-nangis di pojokan. But yes my God is faithful,” ungkap ibu empat anak itu.

Melalui Instagram, Joanna kerap membagikan kabar mengenai perkembangan terkini keluarganya. Si bungsu Ziona pun dibantu dokter spesialis anak dan tim gizi anak dalam perawatannya karena kondisi-kondisi bawaan lahir yang dimlikinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bintang film Catatan Akhir Sekolah itu bahkan terpaksa merayakan ulang tahunnya pada tanggal 23 April lalu di Wisma Atlet. Rencananya, pada Selasa (27/4) ibunda Joanna dan Ziona dijadwalkan untuk kembali mengikuti test swab.

Jika hasilnya negatif, maka mereka diperbolehkan untuk pulang. Mari kita doakan yang terbaik untuk keluarga Joanna Alexandra.

Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus Saat Pandemi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengutip dari Healthy Children, seiring dengan perkembangan penyebaran COVID-19, kelompok anak dan remaja berkebutuhan khusus cenderung mengalami risiko lebih tinggi terhadap komplikasi yang lebih serius.

Kelompok ini terdiri dari anak-anak dengan kondisi fisik tidak sempurna, perkembangan, perilaku atau emosional kronis, kecacatan, dan mereka yang memiliki kondisi medis kronis. Lalu bagaimana mengasuh ABK di tengah pandemi dan apa yang harus kita lakukan jika ABK positif COVID-19?

  • Berikan Perlindungan Ekstra

Khusus untuk ABK, penting untuk memberikan perlindungan ekstra untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19. Selalu ingatkan anak, pengasuh, dan anggota keluarga untuk rutin mencuci tangan setidaknya selama 20 detik. Hindari ruang tertutup dengan aliran udara kurang baik, tempat keramaian, serta kontak dekat dengan individu lainnya.

Anak-anak dengan kebutuhan medis tertentu mungkin harus didampingi keluarga dan pengasuh menggunakan alat pelindung diri yang lebih lengkap misalnya respirator N95 dan pelindung mata. Bicarakan kepada dokter mengenai perlu atau tidaknya memakai APD lengkap terkait kondisi anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Selalu Memakai Masker

Hampir semua anak dengan kebutuhan khusus berusia 2 tahun ke atas dapat dengan aman menggunakan masker medis atau kain yang menutupi hidung dan mulut dengan aman.

Beberapa anak dengan diagnosis keterlambatan perkembangan, emosional, atau kesehatan mental mungkin memerlukan waktu dan usaha ekstra agar mereka terbiasa memakai masker atau kain.

Parents dapat membiasakannya terlebih dahulu misalnya memakai topeng dan menceritakan cerita-cerita tentang masker. Perlahan-lahan bangunlah kebiasaan tersebut seiring waktu dengan jadwal pemakaian.

  • Terapi Virtual

Tak jarang ABK membutuhkan terapi khusus untuk tumbuh kembangnya. Jika memungkinkan, lakukan terapi secara virtual atau jarak jauh.

Apabila harus melakukan kunjungan langsung, baik ke tempat terapi maupun ke dokter, selalu gunakan masker atau penutup wajah. Waktu janji lebih awal bisa menjadi pilihan untuk meminimalkan kontak dengan orang lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Virus Corona Bermutasi, Perlukah Anak Mendapatkan Vaksin COVID-19?

  • Pastikan yang Mendampingi Anak Terlindungi

Siapa saja yang memberikan perawatan atau terapi pada ABK yang positif COVID-19 harus mengenakan masker, terutama di ruangan tertutup.

  • Regulasi Stres Secara Berkala

Selama pandemi, bukan tidak mungkin semua orang dapat merasakan stres tambahan. Penting untuk mengelola stres sebaik mungkin agar tidak merasa kewalahan.

Keluarga atau pengasuh perlu ingat untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri, tetap menjaga kesehatan, dan selalu terhubung dengan orang-orang terdekat. Tetaplah berpikir positif dan bersikap baik kepada diri sendiri.

  • Pantau Kesehatan Mental Anak

Penting untuk memperhatikan kesehatan mental ABK yang positif COVID-19 selain fisiknya. Bicarakan dengan anak mengenai ketakutannya dan biarkan ia mengungkapkan perasaannya. Emosi dan reaksi kemungkinan besar akan memengaruh anak-anak dengan disabilitas kognitif. Pastikan anak tetap merasa dicintai.

  • Dilarang Menerima Kunjungan dari Orang yang Tak Berkepentingan

Mengutip dari Tempo, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto memaparkan bahwa selama menjalani karantina, anak berkebutuhan khusus dilarang menerima kunjungan dari yang tidak berkepentingan. Tenaga kesehatan dan pendamping diharapkan untuk meminimalkan paparan dengan pasien lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Ruang Isolasi Khusus

Kemenkes juga merekomendasikan untuk memisahkan ABK dengan pasien lain dengan ruang isolasi khusus. Lingkungan tempat ABK sebaiknya memiliki kontak layanan kesehatan, apotek, dokter, atau tenaga medis seperti psikiater atau psikolog yang dapat memberi layanan secara cepat.

Memiliki anak berkebutuhan khusus memang lengkap dengan tantangannya tersendiri, tapi ingatlah bahwa Anda adalah orang-orang yang terpilih karena tak semua orang mampu dan diberikan kekuatan untuk merawat ABK dengan baik.

Semoga cepat diberikan kesembuhan untuk anak bungsu Joanna Alexandra yang positif COVID-19.

Baca Juga:

11 Anjuran IDAI untuk Cegah Anak Terpapar COVID-19

Kisah Seorang Ibu Di balik Kehebatan Anak Berkebutuhan Khusus

Anak spesial, juga butuh sentuhan spesial dari sang ibu