Anak aman berinternet, yuk, lakukan 5 hal ini, Parents!

Tak hanya literasi digital, beberapa hal ini pun penting Parents ketahui!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Literasi digital bagi orangtua merupakan hal yang sangat penting dan perlu dipahami. Dengan begitu, orangtua dapat menuntun, mendampingi sehingga  anak aman berinternet.

Seperti yang kita ketahui, sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, aktivitas kehidupan sehari-hari banyak dilakukan secara 'online'. Mulai dari sekolah daring (study from home), bekerja daring (work from home), bahkan berbelanja kebutuhan sehari-hari pun dilakukan secara online.

Kepatuhan untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah jika tidak mendesak telah mengubah kehidupan dan secara otomatis membuat semakin akrab dengan gawai dan internet.

Image: Freepik

Faktanya, masih banyak kasus orangtua yang merasa kewalahan dalam mengawasi anak-anaknya berinteraksi dengan internet. Bukan tanpa sebab, kurangnya keterampilan orangtua dalam menyesuaikan pemahamannya terhadap penggunaan internet dengan sang anak menjadi salah satu pemicunya.

Lantas, apa yang harus dilakukan orangtua agar bisa mengajak anak aman berinternet?

Artikel Terkait: 5 Pedoman Agar Anak Cerdas Berinternet, Orang Tua dan Guru Wajib Tahu

Apa Itu Literasi Digital?

Siapa yang setuju jika mengasuh anak di masa pandemi ini memang terasa lebih menantang dibandingkan dengan sebelumnya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seluruh anggota keluarga harus mulai menerapkan kebiasaan baru untuk beradaptasi menjaga kesehatan, seperti mencuci tangan dengan benar, memakai masker, serta menghindari kerumunan.

Tak kalah penting, salah satu hal terpenting lainnya adalah mengajarkan kebiasaan berinternet yang aman kepada anak, mengingat berbagai hal saat ini lebih sering kita lakukan via online. Itulah mengapa penting sekali bagi orangtua untuk menguasai literasi digital.

Tujuannya tidak lain agar dapat memantau anak-anak yang sering berinteraksi dengan gawai mereka, khususnya mengakses berbagai hal melalui internet. Jangan sampai ada gap antara orangtua dengan anak dalam hal berinternet. Bisa-bisa anak akan kebablasan berselancar di dunia maya tanpa mempedulikan apakah yang ia lakukan itu baik atau tidak.

Image: iStockPhoto

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Secara umum, literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam menggunakan teknologi digital untuk mengakses informasi melalui gawai (komputer, ponsel, dan sebagainya).

Melansir dari laman Gerakan Literasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer.

Menumbuhkan kebiasaan digital yang baik, memang memerlukan kesabaran dan komitmen ekstra dari seluruh anggota keluarga. Sebagai orangtua, tentunya Parents tidak ingin jika internet membawa dampak buruk pada anak-anak tercinta. 

Artikel Terkait: Waspada kejahatan di dunia maya, Parents perlu ajarkan tangkas internet pada anak

Ancaman Keamanan Anak dalam Berinternet

Dalam rangka memperingati Hari Keamanan Berinternet Sedunia pada 9 Februari 2021, Google Indonesia bersama Yayasan Sejiwa meluncurkan program Keluarga Indonesia Tangkas Berinternet melalui webinar resmi di kanal YouTube Google Indonesia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Acara tersebut didukung oleh sejumlah kementerian, seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (KemenPPPA), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemdikbud), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo), dan Siberkreasi.

Image: iStockPhoto

Google mengungkapkan fakta-fakta yang cukup mencengangkan dari hasil survei Keamanan Online Keluarga yang dilakukan terhadap 4.704 orangtua yang memiliki anak berusia di bawah 18 tahun. 

Dari survei tersebut ditemukan bahwa 51% orangtua dari anak yang bersekolah online selama pandemi COVID-19 merasakan peningkatan kekhawatiran tentang keamanan anak-anak dalam dunia maya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, sebesar 41% orangtua menyebutkan bahwa tiga masalah berikut ini menjadi kekhawatiran terbesar bagi para orangtua di Indonesia, yaitu:

  • Keamanan informasi anak. Masalah umum yang dikeluhkan oleh orangtua meliputi scam dan peretasan.
  • Anak-anak rentan menerima perhatian atau menanggapi hal-hal yang tidak diinginkan dari orang yang tak dikenal di dunia maya.
  • Konten-konten yang tidak pantas di internet dapat dilihat oleh anak.

Adanya kekhawatiran seperti yang disebutkan di atas didasari oleh adanya ancaman keamanan dalam berinternet bagi anak. Sehingga, orangtua harus benar-benar bisa mengatasi semua permasalahan tersebut.

Anak Aman Berinternet, Ini yang Perlu Parents Lakukan

Menurut Lucian Teo, seorang Online Safety Education Lead dari tim Google, keamanan digital keluarga kerap menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi orangtua. Terlebih lagi, pada masa sekarang di mana sekolah online menjadi cara belajar-mengajar yang utama.

Untuk itu, Lucian membagikan beberapa tips sederhana untuk para orangtua agar dapat mengatasi ketiga kekhawatiran terbesar orangtua mengenai keamanan anak-anak dalam berinternet.

Image: iStockPhoto

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berikut ini tips yang telah theAsianparent rangkum dari Lucian untuk Parents:

1. Lindungi Identitas Digital Anak

Dari hasil survei yang dilakukan oleh Google, salah satu kehawatiran terbesar orangtua adalah privasi dan keamanan informasi anak dalam dunia maya. Orangtua mengaku cemas akan maraknya penipuan dan peretasan data-data pribadi anak pada akun sosial medianya.

Image: Freepik

Agar anak aman berinternet dan melindungi informasi pribadi, Lucian menyarankan beberapa cara berikut ini yang bisa dilakukan dengan mudah oleh orangtua :

  • Latih anak untuk membuat kata sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. Usahakan untuk tidak menggunakan sandi yang sama untuk beberapa platform. Hindari juga penggunaan sandi yang tingkat kerumitannya rendah, seperti nama pribadi, tanggal lahir, atau tokoh kartun favorit anak.
  • Gunakan platform yang sudah dikenal memiliki reputasi baik terkait keamanan penggunanya. Misalnya, menggunakan layanan email dari Gmail. Filter pengaman pada Gmail dapat mendeteksi email phising sehinggan keamanan akun email terjaga.

2. Ketahui dengan Siapa Anak Berinteraksi di Dunia Maya

Salah satu konsekuensi yang kita terima dari pandemi COVID-19 ialah adanya isolasi sosial sehingga mengharuskan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain secara online, baik melalui chat teks ataupun chat suara seperti saat bermain game online.

Image: Freepik

Anak-anak kerap melakukan hal tersebut. Untuk itu, orangtua harus lebih peka bahwa saluran komunikasi via online seperti itu bisa dengan mudah dimanfaatkan oleh orang asing yang berniat buruk terhadap anak.

Sebaiknya orangtua rutin mengajak anak berbicara mengenai dengan siapa saja ia berinteraksi di dunia maya. Selalu ingatkan anak bahwa kejahatan dapat terjadi di dunia maya. Ingatkan anak untuk segera memberitahukan Parents jika ia mengalami situasi yang tidak aman dan tidak nyaman di dunia maya.

3. Tunjukkan Konten yang Sesuai dengan Usia Anak

Kekhawatiran terbesar berikutnya yang dirasakan orangtua saat anak berinternet adalah menemui konten yang tidak pantas untuk ia lihat. Berdasarkan banyak survei, hal ini sudah lama menjadi ketakutan terbesar dari para orangtua.

Oleh karena itu, Lucian menyarankan para orangtua agar menggunakan fitur-fitur keamanan keluarga untuk membantu melindungi anak dari konten yang tidak sesuai dengan usianya. 

Image: Freepik

4. Manfaatkan Fitur yang Disediakan

Beberapa fitur keamanan keluarga yang dapat dimanfaatkan oleh orangtua sehingga anak aman berinternet. 

  • mengaktifkan SafeSearch di Google. SafeSearch telah didesain khusus untuk memfilter dan memblokir hasil penelusuran Google yang tidak pantas, misalnya pornografi
  • mengelola perangkat anak dengan membuat akun Google untuknya menggunakan Family Link. Dengan ini, Parents bisa menambahkan filter pada Google Search, memblokir situs yang tak pantas untuk dikunjungi anak, melacak lokasi anak jika ia memiliki gadget sendiri, serta hanya memberikan akses kepada orang yang diizinkan.
  • Menggunakan YouTube Kids untuk anak. YouTube Kids menyediakan banyak kontrol untuk membuat anak aman berinternet, seperti batasan waktu pengguna, pemilihan konten yang sesuai dengan usia anak, dan menampilkan video yang hanya Parents setujui untuk ditonton oleh anak.

Artikel Terkait: Parental Control sebagai Pengaman Internet untuk Anak

5. Batasi Area Anak 

Selain beberapa tips di atas, masih ada tips lain yang bisa Parents terapkan. Salah satunya yang sudah teruji, yaitu mengizinkan anak untuk mengakses internet hanya di area umum di rumah yang bisa Parents jangkau, seperti ruang keluarga. Sebab, sama seperti di dunia nyata, orangtua pun juga wajib mendampingi anak dalam hal berinternet.

Yuk, Parents, jadikan internet sebagai tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar, berkreasi, dan menjelajah!

Untuk itu, Parents perlu memahami pentingnya literasi digital sehingga anak aman berinternet! 

 

Baca Juga:

Kiddle, Internet Aman Untuk Anak Dari Google

Google: Ini 3 Langkah Bantu Kami Ciptakan Internet Aman untuk Anak di YouTube

Ajak remaja lebih bijak berselancar di dunia maya, ini rumus yang bisa diterapkan orang tua!