Di era digital seperti sekarang, komputer dan internet bukan lagi barang ajaib untuk anak. Mereka adalah generasi digital native yang lahir ketika perkembangan teknologi digital sedang berlangsung. Itu sebabnya Parents perlu ajarkan anak cerdas berinternet.
Tentu akan sulit mencegah anak menggunakan internet. Sekalipun beberapa orang tua sudah menerapkan no screen time sejak bayi hingga balita, namun tetap saja saat usia jelang sekolah, anak-anak akan terpapar oleh internet.
Banyaknya orang dewasa yang menyebar hoax dan provokasi di internet adalah tanda bahwa tak semua orang cerdas berinternet. Untuk itu sebelum mendidik anak, sebaiknya orang tua dan guru di sekolah memegang 5 pedoman cerdas berinternet berikut yang dihimpun dari Internet Awesome Curriculum atas kerja sama dengan Google dan Internet Keep Safe Coalition.
1. Hati-hatilah dalam berbagi (Be Internet Smart)
Kabar baik maupun kabar buruk di internet dapat menyebar dengan cepat. Bila anak tidak memikirkan dengan matang sebelum berbagi informasi, tanpa disadari ia akan terjebak dalam sebuah situasi yang tidak menyenangkan, misalnya menjadi korban bullying, dianggap menyebarkan kabar bohong, atau bahkan menimbulkan permusuhan karena memprovokasi.
Jelaskan pada anak bahwa komunikasi di dunia maya sama seperti saat berbicara tatap muka dengan orang lain. Bila rasanya tidak pantas untuk dikatakan, maka hal tersebut juga tidak layak untuk di-posting.
Sebelum anak memegang akun media sosialnya sendiri, berilah pengertian tentang cara bijak berbagi informasi di internet. Misalnya, identitas pribadi apa saja yang boleh dicantumkan di akun media sosial dan informasi apa saja yang bisa disebar di internet.
Anda mungkin memang mendidik anak untuk jujur apa adanya. Tapi, memberikan informasi jujur tentang alamat rumah dan sekolah di profil media sosial bukanlah cara cerdas berinternet, apalagi jika membeberkan jadwal sehari-hari di sana.
Kita tak pernah tahu siapa yang kita hadapi di dunia maya karena siapa pun bisa menyamar sebagai orang dekat. Apalagi jaringan pedofilia dan sindikat penculikan sudah semakin meresahkan di internet.
2. Jangan mudah percaya informasi palsu (Be Internet Alert)
Banyak informasi kesehatan, politik, agama, dan kejadian lainnya yang ada di WhatsApp. Misalkan tentang tips kesehatan, maupun mewaspadai hal tertentu.
Sebagai orangtua dan guru, berpikir kritis adalah salah satu kunci agar tak mudah terjebak pada hoax yang banyak tersebar di pesan berantai. Kebiasaan cerdas berinternet inilah yang akan kita tularkan pada anak nantinya.
Sebaiknya, jika saran kesehatan yang ada terkait dengan kepentingan Anda, konsultasikan dahulu kepada dokter Anda sebelum mempercayainya.
Artikel terkait: Waspada! Grup Facebook ini Ajarkan Pengobatan Scabies dengan Cara Berbahaya
3. Cerdas berinternet: amankan rahasia Anda (Be Internet Strong)
Kerahasiaan data pribadi harus dijaga, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Salah satunya dengan membuat password yang hanya boleh diketahui oleh anak dan Anda sebagai orang tuanya.
Minta anak untuk tidak sembarangan berbagi password karena hal tersebut akan merugikan dirinya sendiri, misalnya data pribadinya dicuri untuk kepentingan yang tidak baik, akun media sosial dibajak, bahkan dapat membuat gadget terinfeksi virus.
Buat password yang berbeda untuk setiap akun. Usahakan untuk mengganti password secara berkala demi keamanan.
4. Bersikap baik itu keren! (Be Internet Kind)
Terapkan prinsip ‘berlakulah seperti halnya kamu ingin diperlakukan’ pada anak karena mereka bisa meniru apa yang dilakukan orang dewasa di sekitarnya.
Gunakan internet untuk membantu sesama, menambah pertemanan positif, dan memperluas wawasan. Anak bisa memanfaatkan internet sebagai tempat belajar, misalnya dengan mengunduh permainan edukatif Interland dari Google ini.
5. Komunikasikan ketika ragu (Be Internet Brave)
Orang tua dan guru memiliki peranan penting sebagai tempat anak berdiskusi tentang hal-hal yang ia temukan di internet. Buatlah anak merasa nyaman dan percaya pada Anda sehingga ia tidak malu atau segan untuk bertanya bila ada sesuatu yang membuatnya resah di internet.
Jangan khawatir bila Anda sendiri tidak menemukan jawaban atas pertanyaan anak. Anda bisa berdiskusi dengan orang tua lain, teman, atau guru tentang etika berinternet.
Bahkan Anda juga dapat mempelajari sendiri dunia internet lewat video edukasi dari Google. Video ini ditujukan bagi orang tua dan guru yang ingin mendampingi anak dalam aktivitas cerdas berinternet.
Tonton video ini untuk mempelajarinya:
Yuk, jadi orang tua dan guru yang bijak mendampingi proses belajar anak mengenal internet.
Baca juga:
Adakah Remaja Sekitar Anda Jadi Korban Bullying di Medsos? Ini Cara Membantunya Bangkit
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.