Eating Disorder atau gangguan makan dapat menyerang siapa saja, baik orang dewasa, remaja, maupun anak-anak. Aktris Alya Rohali juga mengungkapkan bahwa putrinya mengalami eating disorder, dan sudah menemukan cara untuk mengatasinya.
Eating disorder bisa menimbulkan komplikasi kesehatan jika tidak diatasi secepatnya. Semakin parah dan semakin lama berlangsungnya gangguan makan, maka risiko komplikasinya akan lebih besar. Pada anak, eating disorder bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang dan juga gangguan mental.
Anak Alya Rohali Mengatasi Eating Disorder Dengan Berolahraga Lari
Namira Adjani Ramadina, putri aktris Alya Rohali, diketahui mengidap Eating Disorder. Meskipun begitu, hal tersebut menjadi awal mula kegemarannya akan olahraga lari hingga akhirnya menjadi berprestasi dalam bidang tersebut.
“Jani justru mulai lari karena dulunya dia having problem eating disorder gitulah ternyata. Jadi ya namanya mungkin anak gadis gitu ya, jadi ya merasa takut gemuk dan sebagainya,” ungkap Alya dalam video yang diunggah presenter Helmy Yahya di Youtube, dikutip dari Kompas.
Gangguan makan yang dialami gadis berusia remaja itu sampai mempengaruhi fisiknya, contohnya datang bulan yang tidak teratur. Tentunya hal tersebut berbahaya untuk kesehatan Adjani sendiri.
Bahkan putri Alya dari pernikahan pertamanya dengan Eri Surya Kelana itu menjadi sangat kurus dan badannya menjadi tidak proporsional.
Khawatir akan kondisi putrinya, Alya pun mengajak Adjani konsultasi ke psikolog untuk menemukan solusi dari gangguan makan yang dideritanya.
“Dikasih solusi adalah gimana caranya pokoknya jangan sampai kamu (Adani) takut makan. Habis itu kamu olahragain aja, jadi dibentuk mindset-nya kayak gitu.” Alya bercerita.
Sejak saat itu, Adjani pun mulai rutin berlari sesuai saran yang ia terima. Berkat tekun menekuni olahraga tersebut, ia sempat mewakili Fakultas Hukum Universitas Indonesia di ajang olimpiade lari.
Alya Rohali pun merasa bangga atas pencapaian putrinya, dan hal tersebut rupanya diluar dugaannya.
“Dia kayak klemar-klemer gitu, ternyata dia larinya lebih cepat. Kemarin seharusnya dia ikut Tokyo Marathon. Pertama kali tuh, cuma karena COVID-19 ini di-cancel, akhirnya tahun depan,” paparnya.
Penyebab Eating Disorder terjadi
Dikutip dari Alodokter, ada beberapa jenis gangguan makanan. Gangguan makan atau eating disorder ini disebabkan oleh mental sang penderita dimana ia bisa makan terlalu banyak atau juga sangat sedikit.
Penderita gangguan makan juga cenderung terobsesi pada jumlah berat badan atau bentuk tubuh tertentu pada alam bawah sadarnya. Biasanya hal ini terjadi pada remaja sekitar usia belasan tahun yang sudah mulai peduli dengan penampilan.
Penyebabnya sendiri masih belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang berpengaruh sebagai berikut:
- Genetik, ada beberapa kasus eating disorder yang dipicu dari gen tertentu yang dimiliki seseorang.
- Biologis, gangguan makan dapat terjadi karena perubahan zat kimia dalam otak, bisa juga terjadi karena pubertas.
- Psikologis, kecemasan berlebih, depresi atau OCD juga bisa menyebabkan eating disorder
- Keturunan, orangtua dengan gangguan makan berpotensi menurunkan hal tersebut kepada sang anak.
- Diet berlebihan, rasa lapar karena diet keras bisa memengaruhi kerja otak dan menimbulkan dorongan makan yang lebih kuat lagi
- Usia, remaja rentan mengalami gangguan makan yang tercipta dari kondisi mental ingin tampil sempurna sesuai dengan standar kecantikan yang berlaku.
- Stress, masalah pekerjaan, keluarga, dan lain-lain juga dapat meningkatkan risiko eating disorder
Jenis-jenis eating disorder selain yang dialami oleh anak Alya Rohali
Ada tiga jenis gangguan makan yang paling umum terjadi, yaitu adalah:
1. Bulimia Nervosa
Penderita Bulimia akan memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan setelah mengonsumsinya karena rasa bersalah dan takut gemuk. Mereka juga akan membuang makanan dengan cara tidak sehat lainnya misalnya menggunakan obat pencahar secara berlebihan.
Hal ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, misalnya peradangan pada tenggorokan karena sering merogoh kerongkongan untuk memaksa muntah.
Penderita Bulimia juga rentan mengalami dehidrasi, gangguan pencernaan seperi asam lambung, infeksi saluran kemih, dan pembengkakan kelenjar ludah pada leher.
2. Anoreksia Nervosa
Orang yang mengidap anoreksia akan membatasi asupan makanan karena merasa berat badanya berlebihan meskipun pada kenyataannya tubuhnya sudah kurus.
Tidak terpenuhinya asupan nutrisi harian pada penderita anoreksi bisa mengakibatkan anemia, otot lemah, kulit kering, tulang keropos, dan kegagalan organ.
3. Eating Disorder atau Gangguan Makan Berlebihan
Ciri-ciri gangguan makan berlebih adalah makan dengan sangat cepat dan dalam jumlah banyak meski tidak lapar. Penderita umumnya merasa kehilangan kendali ketika dihadapkan dengan makanan. Biasanya penderita gangguan makan berlebihan ini bisa menjadi obesitas.
Gangguan makan atau eating disorder seperti yang dialami anak Alya Rohali agak sulit untuk diatasi tanpa bantuan dokter atau psikolog, jika penyebabnya adalah psikologis. Oleh karena itu jika Parents atau anak mengalami ciri-ciri seperti di atas, segeralah berkonsultasi kepada ahlinya.
Baca juga:
Awas, Anak Bisa Kena Gangguan Pola Makan! Cegah Sedini Mungkin
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.