Publik kembali dihebohkan dengan sebuah pernyataan tak berdasar seputar COVID-19. Berita ini beredar ini bahkan mengatasnamakan Aliansi Dokter Dunia. Seperti apa fakta sesungguhnya?
Dalam sebuah tayangan video yang beredar luas, sekelompok orang yang menamai diri mereka sebagai Aliansi Dokter Dunia menyatakan bahwa COVID-19 tidak lebih ganas dari flu biasa. Mereka juga menambahkan, sesungguhnya pandemi itu tak ada.
Aliansi yang mengaku terdiri dari dokter, ilmuwan, dan aktivis perdamaian asal Eropa itu juga menilai tes PCR (polymerase chain reaction) menghasilkan positif palsu.
Mereka juga beranggapan bahwa situasi pandemi saat ini hanyalah rekayasa. Oleh karena itu, mereka menyerukan orang-orang agar tidak perlu repot-repot melakukan pembatasan sosial, memakai masker, apalagi melakukan karantina.
Beredar di Facebook
Pada Senin, 26 Oktober 2020, sebuah akun Facebook dengan nama Echa Irma Suawe menyebarkan informasi sesat tentang COVID-19.
Informasi itu, konon berasal dari Aliansi Dokter Dunia yang menolak vaksin dan protokol kesehatan. Berikut isi lengkap status Echa Irma Suawe:
“ALIANSI DOKTER SE-DUNIA diwakili puluhan dokter dari berbagai negara serta dukungan 87 RIBU PERAWAT “MENOLAK VAKSIN”
STOP ATURAN MASKER, JAGA JARAK, TEST INI TEST ITU, LOCKDOWN
SEGERA KEMBALIKAN KE KEHIDUPAN NORMAL YANG LEBIH BAIK..!!! “
COVID 19 TIDAK LEBIH GANAS dari FLU BIASA !!
Berlin 10 Oktober 2020″
Dalam statusnya itu, si pengunggah juga menyertakan sebuah video berjudul ‘Sebuah Kebenaran dari Aliansi Dokter Dunia’.
Artikel terkait: Penelitian covid-19 terbaru: Coronavirus juga menyerang sistem saraf otak
Aliansi Dokter Dunia: Situasi Pandemi Ini Diciptakan
Melansir Kompas.com, video itu menayangkan sejumlah orang yang mengatasnamakan Aliansi Dokter Dunia, terdiri dari dokter, ilmuwan, dan aktivis perdamaian. Ada tiga hal yang ditekankan aliansi itu dalam pernyataannya.
Pertama, virus corona tidak lebih jahat dan tidak lebih berbahaya dari flu biasa. Narasi bahwa virus corona sangat berbahaya, menurut mereka, diciptakan regulator, politisi, dan media saat ini.
Kedua, karena virus corona serupa dengan flu biasa, maka sesungguhnya tidak ada pandemi.
“Kami tidak melihat ada bukti pandemi medis, jadi ini terlihat seperti plandemic atau pandemi yang direncanakan. dan kami semua bersama berkata kami tentu tidak menginginkan normal baru ini,” tutur Heiko Schoning, dokter dari Jerman, dalam video itu.
Situasi yang direkayasa ini telah menghancurkan kondisi hidup yang damai dan juga iklim bisnis.
Ketiga, menurut Aliansi Dokter Dunia, hasil positif dari tes PCR adalah palsu.
Karena tidak ada bukti pandemi, maka mereka menyerukan agar orang-orang tidak perlu takut. Tidak perlu melakukan lockdown atau melakukan karantina, tidak perlu memakai masker, dan tidak perlu menerapkan batas sosial.
Status tersebut mendapat dukungan dari beberapa netizen. Mereka pun setuju, bahwa pandemi ini hanyalah akal-akalan sekelompok orang yang ingin mengambil keuntungan.
Artikel terkait: Tak pernah keluar rumah selama 3 minggu, perempuan ini tertular virus Covid-19
Fakta Sebenarnya
Organisasi kesehatan dunia, WHO, menilai bahwa COVID-19 lebih berbahaya daripada flu biasa. Bagaimana tidak, jumlah penderitanya termasuk kategori infeksi parah dan kritis lebih tinggi ketimbang penderita influenza.
Selain itu, rasio kematian akibat terinfeksi Covid-19 jauh melampaui rasio kematian influenza. Maka sejak Maret 2020, WHO menetapkan kondisi pandemi karena tingkat penyebaran dan keparahannya sangat mengkhawatirkan.
Beredar luasnya hoaks seputar virus itu ditanggapi oleh juru bicara Satgas, Prof Wiku Adisasmito. Ia menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar adanya.
Melansir Detik Health, Prof Wiku menekankan, masyarakat harus mampu memilah mana informasi yang benar. Sumber informasi terpercaya antara lain seperti WHO, PBB, dan CDC. Sedangkan untuk Indonesia, bisa bersumber dari Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19.
“Misinformasi dapat mempengaruhi respon individu terhadap informasi,” katanya.
Hal senada disampaikan dr Vito A Damay, SpJP, dokter yang juga presenter, sekaligus relawan Covid-19. Saking banyaknya hoaks yang beredar, informasi menyesatkan semacam itu belakangan ini tampaknya mulai tidak dipedulikan.
“Kalau aku lihat sih masyarakat nggak percaya. Rasanya mereka sudah jenuh karena berkali kali hoaks soal Covid. Sebagian lagi saking sudah tidak peduli dan bosan,” katanya.
****
Parents, rasanya kita semua hampir sepakat bahwa situasi pandemi ini memang cukup sulit dan melelahkan. Tetapi jangan sampai hal itu membuat kita abai dan lupa untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga. Semoga pandemi ini segera berlalu ya.
Baca juga:
Waspada Parents! Angka Kematian Anak Akibat COVID-19 Mengkhawatirkan