Selasa, 14 Januari 2020 merupakan hari yang menggemparkan bagi warga Denpasar, Bali. Pasalnya, di sebuah hotel di Denpasar terjadi aksi bunuh diri yang dilakukan oleh seorang dokter. Mirisnya lagi, mayat korban ditemukan oleh sang suami sebelum akhirnya polisi datang untuk menyelidiki tempat kejadian.
Melansir dari laman Detik, Kapolresta Denpasar Kombes Ruddi Setiawan yang menangani kasus ini menyatakan bahwa tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban. Namun, memang ada bekas jeratan di bagian leher akibat gantung diri. Sehingga kasus ini dinyatakan sebagai bunuh diri.
Korban adalah dokter yang sedang menempuh pendidikan spesialis jantung
Ilustrasi aksi bunuh diri.
Korban bernama dr. Ida Ayu Tri Wedari, seorang dokter yang berpraktik di RSUP Sanglah. Selain berprofesi sebagai dokter, dia juga sedang menjalani studi di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana untuk menjadi dokter spesialis jantung.
Suami dokter Ida, yakni dr. Nyoman Gede Bimantara, berprofesi sebagai dokter spesialis tulang dan praktik di RS yang sama dengan sang istri.
Jenazah dokter Ida ditemukan pada Selasa pagi waktu setempat. Tiga jam sebelumnya, ia masih sempat menelepon sang suami dan meminta dijemput di hotel Ibis Styles, yang beralamat di Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar. Siangnya, jenazah ibu dua anak ini dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah untuk dilakukan otopsi.
Hingga kini, masih dilakukan penyelidikan terkait motif aksi bunuh diri yang dilakukan oleh dokter Ida. Dugaan sementara ia melakukan bunuh diri akibat masalah asmara dengan suami.
Aksi bunuh diri bisa dicegah, waspadai tanda-tanda berikut ini!
Ilustrasi bunuh diri.
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang melakukan aksi bunuh diri, di antaranya:
- Gangguan mental seperti depresi
- Menjadi korban kekerasan atau pelecehan, seperti bullying
- Menderita penyakit kronis yang membuat kehilangan semangat hidup
- Mengalami tekanan batin karena masalah pekerjaan, finansial, atau masalah asmara
- Menjadi korban kekerasan seksual
- Tak mampu menghadapi duka berat akibat kehilangan anggota keluarga atau orang dekat seperti sahabat
Depresi bisa membuat seseorang melakukan bunuh diri.
Selain penyebab yang biasanya dipendam oleh korban, biasanya orang yang ingin melakukan bunuh diri akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
- Tiba-tiba membuat surat wasiat
- Menyerahkan semua barang berharga miliknya ke orang lain
- Menyimpan senjata atau pil tidur di tempat yang tersembunyi
- Menarik diri dari keluarga dan menjadi jauh lebih tertutup
- Tampak gelisah dan selalu cemas
- Kebiasaan tidur dan makan berubah drastis
- Suasana hati cepat berubah
- Bersikap seolah tak punya alasan untuk hidup
- Sering berpikir atau bicara soal kematian
Bila rekan, teman atau anggota keluarga Anda ada yang menunjukkan gejala-gejala di atas, jangan pernah meninggalkannya sendirian. Berusahalah untuk selalu ada untuknya dan ajak dia untuk mengutarakan perasaannya dengan terbuka.
Anda juga bisa mencegah aksi bunuh diri dengan cara berikut:
- Menjadi pendengar yang baik, tidak menghakimi dan memahami apa yang dia rasakan dan pikirkan.
- Bantu dukung dia menghadapi depresi yang sedang dialami.
- Tanyakan padanya apakah ada keinginan bunuh diri, dan katakan apa konsekuensi yang akan dihadapi bila hal itu dilakukan.
- Tunjukkan bahwa Anda menyayanginya, secara lisan dan perbuatan.
- Jauhkan barang-barang berbahaya yang mungkin digunakan sebagai alat bunuh diri.
Nomor kontak darurat pencegahan aksi bunuh diri:
Ilustrasi bunuh diri dengan cara gantung diri.
Maraknya kasus bunuh diri di Indonesia, tak urung membuat pemerintah melakukan tindak pencegahan, salah satunya dengan menyediakan layanan konseling di beberapa rumah sakit untuk mencegah aksi bunuh diri.
Kementerian Kesehatan telah menunjuk 5 rumah sakit yang disiagakan untuk menerima panggilan telepon bagi mereka yang ingin melakukan konseling terkait keinginan bunuh diri.
Rumah sakit tersebut tersedia di beberapa kota besar di Indonesia, yakni:
- Semarang: RSJ Amino Gondohutomo, (024) 6722565
- Bogor : RSJ Marzoeki Mahdi, (0251) 8324024, 8324025, 8320467
- Jakarta: RSJ Soeharto Heerdjan, (021) 5682841
- Magelang: RSJ Prof Dr Soerojo, (0293) 363601
- Malang: RSJ Radjiman Wediodiningrat, (0341) 423444
Informasikan nomor tersebut kepada orang yang Anda duga ingin melakukan bunuh diri.
***
Sumber referensi: Alodokter, Detik
Baca juga:
Menyedihkan! Sebelum bunuh diri, gadis remaja ini membuat 4 surat wasiat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.