Kehamilan merupakan momen yang membahagiakan bagi pasangan suami istri. Namun, sering kali kehamilan mengalami masalah, seperti air ketuban keruh.
Masalah air ketuban ini seringkali dialami oleh beberapa ibu hamil. Padahal, air ketuban memiliki fungsi penting bagi janin selama di dalam rahim.
Apa itu air ketuban?
Janin berada di dalam kantung ketuban yang terdiri dari dua selaput, yaitu amnion dan chorion. Janin tumbuh dan berkembang di dalam kantung ini dan dikelilingi oleh air ketuban.
Awalnya, ketuban terdiri dari air yang diproduksi oleh ibu. Tapi sekitar usia kehamilan 20 minggu, air ketuban sepenuhnya digantikan oleh urin janin, saat janin menelan dan mengeluarkan cairan.
Cairan ketuban juga mengandung komponen vital, seperti nutrisi, hormon, dan antibodi penangkal infeksi. Maka dari itu, Bunda harus waspada jika ada masalah seperti air ketuban berubah menjadi keruh.
Artikel Terkait : Polihidramnion, kondisi ketuban berlebihan yang perlu bumil ketahui
Cairan ketuban sekitar 99 persen terdiri dari air, sehingga berwarna jernih dengan sedikit warna merah muda. Namun ketika berwarna kekuningan atau hijau, artinya air ketuban mengalami keruh.
Umumnya kondisi ini akan terdeteksi sebelum persalinan. Jika hal ini terjadi, Bunda harus segera bicarakan dengan dokter untuk mencegah hal-hal berbahaya. Sebab air ketuban yang masih keruh ketika waktunya persalinan, bisa sangat berbahaya jika tertelan janin.
Risiko cairan ketuban keruh
Bila tak ditangani dengan baik, cairan ketuban yang sudah menjadi keruh bisa membahayakan kesehatan ibu maupun janin. Ada beberapa komplikasi serius yang bsia terjadi, yaitu :
- Bakteremia atau kondisi adanya infeksi dalam aliran darah
- Endometritis atau infeksi pada lapisan rahim
- Terdapat gumpalan darah di paru-paru dan panggul
- Akan kehilangan banyak darah saat melahirakn
- Lebih berisiko melahirkan secara sesar
Selain itu, bila air ketuban yang keruh sampai tertelan, bayi bisa mengalami sindrom aspirasi mekonium (SAM) yang memicu gangguan pernapasan, infeksi, hingga kematian. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan demi mencegah terjadinya risiko buruk.
Penyebab air ketuban keruh
1. Infeksi
Infeksi yang menyebabkan kondisi ini yaitu chorioamnionitis yang terjadi di plasenta. Kondisi ini ditandai dengan demam, nyeri tekanan di rahim, peningkatan denyut nadi pada ibu dan janin, serta perubahan warna dan bau dari air ketuban.
2. Air ketuban bercampur mekonium
Mekonium merupakan kotoran pertama yang dikeluarkan oleh bayi. Ketika cairan ketuban berwarna hijau atau coklat, berarti menunjukkan jika bayi telah tercemar mekonium sebelum lahir.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa alasan. Misalnya kehamilan yang melebihi batas waktu (overdue), tekanan pada kepala atau plasenta bayi saat persalinan, dan bayi kekurangan oksigen.
Artikel Terkait : Awas! Air ketuban sedikit berbahaya bagi janin, makan buah ini untuk mengatasinya
3. Kondisi medis tertentu
Apabila air ketuban berwarna kuning, hal itu bisa menunjukkan adanya bilirubin pada air ketuban. Sementara jika air ketuban berwarna merah, hal ini menunjukkan adanya darah ibu atau janin yang tercampur dalam air ketuban.
Gejala ketuban keruh
Kondisi pada umumnya tidak selalu menunjukkan beberapa gejala. Namun, ibu hamil diketahui kerap mengalami beberapa hal ketika kondisi ini terjadi, di antaranya :
- Detak jantung menjadi jauh lebih cepat
- Mengalami demam tinggi
- Cairan ketuban berbau tidak sedap
Faktor risiko kondisi
Kondisi ini umumnya bisa terjadi pada setiap ibu. Namun, memang ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu lebih rentan mengalami kondisi ini.
- Usia ibu saat hamil lebih muda, yakni kurang dari 21 tahun
- Berasal dari tingkat ekonomi di bawah rata-rata
- Mengalami ketuban pecah dalam jangka waktu yang lama
- Kehamilan merupakan pengalaman pertama kali sang Bunda
- Mengalami infeksi pada saluran genital sebelumnya
Nah Bun, mulai sekarang selalu perhatikan lebih detail kesehatan selama hamil ya, termasuk kondisi air ketuban. Dengan begitu, Bunda bisa mencegah terjadinya masalah air ketuban lebih keruh yang dapat membahayakan janin. Juga, selalu rutin memeriksakan kondisi kehamilan Andda kepada dokter kandungan.
Baca juga :
Ketuban Pecah Dini: Penyebab, Gejala, Risiko, & Cara Pencegahan