Sebagai orangtua pastinya ada kekhawatiran tersendiri bila si kecil lebih suka jajan dibandingkan mengonsumsi makanan sehat di rumah. Biar bagaimana pun asupan gizi seimbang tentu saja diperlukan bagi tumbuh kembang agar maksimal. Oleh karena itu, penting bagi Parents untuk mengetahui bagaimana cara agar anak mau makan sehat secara rutin.
Belum lama ini dalam acara International Chef Day 2019, Psikolog anak Saskhya Aulia Prima, M.Psi mencoba memberikan pandangannya.
Alasan mengapa anak harus mengonsumsi makanan sehat
Tidak bisa dipungkiri, tumbuh kembang si kecil tentu saja akan dipengaruhi oleh beragam faktor. Salah satunya, tentu saja terkait dengan nutrisi yang didapatkan setiap hari lewat makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Setidaknya, Sashkya selaku psikolog anak menegaskan kalau ada beberapa alasan mengapa si kecil sebaiknya dibiasakan untuk mengonsumsi pangan gizi seimbang di antaranya :
- Menjaga kesehatan dalam masa tumbuh kembangnya
- Pertumbuhan fisik lebih optimal dari segi proporsi
- Meningkatkan fokus saat menerima pembelajaran
- Menjaga anak tetap percaya diri karena berhubungan dengan proporsi badan dan energi yang lebih baik
- Mengatur emosi menjadi lebih stabil
Artikel terkait : Bingung menghadapi anak susah makan sayur? Ini 7 tips jitu yang bisa Anda coba
Usus adalah “otak kedua”
Ada salah satu fakta menarik yang diungkapkan Sashkya bahwa masih banyak yang belum menyadari bahwa usus manusia merupakan salah satu organ penting dan bisa diibaratkan sebagai ‘otak kedua’.
“Nyatanya, sebanyak 90 % hormon yang bisa membantu anak supaya lebih kalem atau emosinya lebih stabil itu ternyata ada di usus. Memang benar pepatah yang mengatakan you are what you eat. Jadi, pembiasaan makan sehat itu penting banget,” ujar Sashkya.
Hal ini dungkapkannya berdasarkan penelitian terbaru yang mengutarakan bahwa kesehatan usus menjadi penting untuk keseluruhan kesehatan tubuh, khususnya otak si kecil.
Risiko yang terjadi jika anak terlalu sering jajan
agar anak mau makan sehat
Tak hanya GTM atau picky eater, salah satu masalah yang kerap dirasakan oleh orangtua adalah melihat jika anaknya lebih senang jajan di rumah. Hal inilah yang kerap dikeluhkan oleh beberapa orangtua yang tergabung dalam forum theAsianparent Indonesia.
“Anakku sering banget jajan, aku selalu larang tapi kadang dia malah suka diem-diem jajan yang nggak sehat, aku harus gimana ya Bun?” ujar salah seorang pembaca theAsianparent.
Apakah selama ini Bunda juga mengalami keluhan serupa?
Menurut Sashkya, kondisi ini sebenarnya bisa dicegah. Caranya, tentu saja dengan pembiasaan makan sehat yang harus dilakukan sejak dini dan dilakukan tanpa adanya paksaan.
Sashkya menganjurkan, bila si kecil memang sering jajan, sebaiknya Bunda tidak semata-mata melarang karena ada beragam dampak psikologis yang bisa dirasakan. Salah satunya jutsru membuat anak menjadi lebih terobsesi mengonsumsi makanan yang benar-benar dilarang.
“Kenalkan ia pada beragam makanan, kalau dia mau jajan menurutku tidak apa-apa, tapi sebaiknya kombinasikan dengan makanan sehat supaya lebih seimbang. Sebaiknya kita tidak judgmental pada beragam makanan tertentu,” ujar Sashkya.
Beberapa dampak dari anak yang terlalu sering dilarang atau terlalu strict dalam memberikan jenis makanan pada anak risikonya adalah :
- Gangguan pertumbuhan
- Anak bisa bersikap judgmental pada makanan tertentu
- Si kecil jadi takut untuk makan
- Menimbulkan obsesi pada makanan yang dilarang
- Meningkatkan eating disorders
Mau anak mau makan sehat? Lakukan hal ini
“Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, misalnya saja mulai dari membuat kebiasaan makan sehat dari keluarga, orangtua utamanya harus jadi role model anak, menyiapkan makanan dengan cara menarik, lalu jangan lupa untuk membuat suasana yang seru saat makan. Selain itu ada beberapa pembiasaan melalui ucapan yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua atau pengasuh,” ujar Sashkya.
Artikel terkait : Anak Jepang dinobatkan paling sehat di dunia, ternyata ini 5 rahasianya!
Menurutnya, orangtua sebaiknya membangun persepsi makan sehat merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dengan pembiasaan melalui kalimat berikut ini.
|
Hindari pengucapan ini |
Lebih baik mengucapkan ini |
“Daging olahan bikin kanker” |
“Sosisnya kita campur di sup sayuran yuk” |
“Permen bikin gigi kamu bolong” |
“Selalu sikat gigi setelah makan permen ya” |
“Duh nanti batuk deh abis minum jus” |
“Mihum air putih yang banyak ya setelah minum jus” |
|
|
Hindari tanpa penjelasan |
Tambahkan penjelasan |
“Apel baik untuk kamu” |
“makanan berwarna merah bermanfaat untuk kesehatan jantung” |
“Sayuran itu sehat” |
“Sayuran hijau bisa membantu melawan penyakit” |
Nah Parents, yuk, coba biasakan berbagai cara di atas. Punya cerita menarik soal pola asuh makan sehari-hari yang sudah diterapkan, jangan lupa share di kolom komentar dan bagikan di aplikasi theAsianparent Indonesia, ya!
Baca Juga :
8 Tips untuk Membantu Parents Mengatur Pola Makan Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.