Pernah mendengar tentang kehamilan dengan kondisi abortus imminens? Istilah ini mungkin masing terdengar asing, karena kasus seperti ini memang jarang terjadi.
Meskipun begitu, tak ada salahnya jika Parents mengetahui informasi ini lebih dahulu, untuk menghindari hal ini terjadi. Bukankah mencegah akan lebih baik dari mengobati?
Apa itu abortus imminens?
Dikutip dari laman Alodokter, dr. Yan William menjelaskan kalau abortus imminens merupakan kondisi di mana belum terjadi keguguran namun sudah ada ancaman keguguran. Artinya, abortus imminens merupakan sebuah ‘ancaman’ atau risiko terjadinya keguguran pada saat usia kehamilan yang masih relatif sangat muda.
Gangguan kehamilan ini biasanya yang ditandai dengan pendarahan kecil ketika usia kehamilan memasuki 20 minggu. Alhasil, perempuan yang pernah mengalaminya harus sangat berhati-hati dalam menjaga kehamilannya, agar tidak benar-benar mengalami keguguran.
Adalah Riri, seorang perempuan yang sempat mengalami mengalami kondisi abortus imminens. Untuk memertahankan kandungannya, ia pun harus melakukan bed rest. “Dokter bilang, saya harus banyak istirahat, 70% kegiatan harus dikurangi. Selain itu, stress juga perlu dihindari mencegah supaya nggak kontraksi dan infeksi,” tukasnya.
Artikel terkait: Ingin hamil setelah pernah keguguran? Ini tips yang perlu Bunda ketahui
Penyebab
Beberapa faktor bisa menjadi penyebab kondisi ini. Dokter kandungan yang sering memberikan tips terkait hubungan seksual, dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS, mengatakan salah satu faktornya adalah pengalaman keguguran sebelumnya.
“Bagi wanita yang habis mengalami proses keguguran memang faktor yang utama adalah mencari penyebab keguguran tersebut, bisa faktor infeksi biasanya sekitar 70%, bisa karena kondisi kandungan yang lemah karena ada miom, ada kista, atau hormon progesteronnya rendah. Nah itu hanya bisa dideteksi oleh dokter kandungan.”
Selain itu, faktor lainnya seperti faktor hormonal, kelainan bentuk rahim, dan faktor imunologi atau kekebalan tubuh ibu juga sangat memengaruhi. Penyebab lainnya yang paling tinggi sebabkan terjadinya abortus imminens juga dikarenakan adanya kelainan kromosom.
Setelah diagnosis ditegakkan oleh dokter, hal yang harus dilakukan ialah mencari tahu kemungkinan penyebabnya.
Atikel terkait: Ssttt, ini dia letak kepuasan wanita yang membuat seks makin bergairah semalaman!
Gejala
Gejala kondisi ini pada umumnya seperti tanda keguguran pada umumnya. Perut mulas disertai keluar bercak darah. Bila mendapati keram dan nyeri pada bagian perut bawah, nyeri pubis, diiringi dengan flek coklat atau merah, segeralah periksakan ke dokter.
Biasanya abortus imminens dialami sebelum usia kehamilan 20 minggu. Dan karena masih ada peluang untuk kehamilan dilanjutkan atau dipertahankan, seseorang yang mengalaminya harus bed rest total serta dengan penanganan medis dokter.
Namun, penting untuk diketahui juga bahwa keadaan tersebut dapat berlangsung ketika hasil konsepsi masih di dalam rahim dan tidak terjadi pelebaran leher rahim dan flek bercak darah muncul ketika janin masih berada di dalam rahim.
Risiko kehamilan dengan abortus imminens
Bila ibu hamil mengalami kondisi ini, ada beberapa risiko yang mungkin akan dialami. Kemungkinan terburuknya bisa terjadi kelahiran prematur bahkan abortus spontan yang berujung pada kematian janin.
Untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya abortus imminens, saat melakukan perencanaaan kehamilan sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lebih dahulu agar ibu lebih siap menjalani kehamilan.
Terlebih lagi, jika sebelumnya bumil memiliki riwayat keguguran. Istirahat yang cukup ditambah dengan kecukupan nutrisi yang mendukung akan membantu mengurangi segala risiko.
Artikel Terkait: Inilah ciri keguguran dan 5 cara menghadapinya!
ICD 10 abortus imminens
Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) merupakan alat diagnostik yang digunakan secara umum untuk tujuan klinis, epidemiologi, hingga manajemen kesehatan. Saat ini, ICS berada di bawah pengelolaan WHO dan merupakan otoritas pengarahan serta koordinasi kesehatan pada Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Mulanya, ICD digunakan sebagai sistem klasifikasi perawatan kesehatan, sebagai penyedia sistem kode diagnostik untuk klasifikasi penyakit mulai dari tanda, gejala, keluhan, dan penyebabnya.
Sistem tersebut digunakan untuk memetakan sebuah kondisi kesehatan ke dalam kategori generik yang sesuai dengan spesifikasi, kode khusus, hingga karakternya.
Dalam praktiknya, ICD direvisi secara berkala dan kini sedang dalam revisi ke-11 dan sudah resmi digunakan versi terbarunya sejak 1 Januari 2022.
Kini, para ilmuwan dan tenaga medis menggunakan kode ICD untuk mengodekan suatu diagnosis atau prosedur tindakan medis sehingga lebih mudah dikelompokkan dan direkap sebagai pelaporan data diagnosis.
Di Indonesia, selain digunakan sebagai kode diagnosis, kode ICD juga dipakai sebagai kode rujukan online BPJS Kesehatan yang fungsinya memudahkan dalam pencarian data.
Berikut ini 10 kode ICD dalam penyakit abortus imminens yang digunakan untuk pengelompokan data.
- Haemorrhage In Early Pregnancy (Obsgyn Abortus Imminens)
- Abortion Incomplete (Obsgyn Abortus Incomplete)
- Missed Abortion(Obsgyn Abortus Missed)
- Anaemia Complicating Pregnancy Childbirth and The Puerperium (Obsgyn Anemia)
- Maternal Care For Central Nervous System Malformation In Fetus (Obsgyn Anencephaly)
- Antepartum Haemorrhage (Obsgyn Antepartum Haemorrhage/APB)
- Obstructed Labour Due To Unusually Large Fetus (Obsgyn Bayi Besar)
- Blighted Ovum and Nonhydatidiform Mole (Obsygn Blighted Ovum/BO)
Siapakah yang berisiko mengalaminya?
Meskipun hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab abortus imminens, namun ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang berisiko mengalami abortus imminens, yakni:
- Infeksi bakteri atau virus selama kehamilan
- Trauma pada perut
- Hamil saat berusia di atas 35 tahun
- Adanya paparan obat atau bahan kimia tertentu
- Obesitas
- Diabetes yang tidak diobati
- Penyakit tiroid turunan
Jika Bunda memiliki satu atau beberapa faktor risiko di atas, segera konsultasikan hal tersebut dengan dokter. Selain itu, pastikan obat-obatan atau suplemen yang dikonsumsi sudah aman dan seizin dokter kandungan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa janin tumbuh dengan sehat.
Bagaimana diagnosis abortus imminens?
Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul apabila ada indikasi atau ancaman abortus imminens. Selama pemeriksaan panggul, dokter lantas akan memeriksa bagian organ reproduksi termasuk di antaranya vagian, leher rahim, dan rahim.
Selanjutnya, dokter akan mencari sumber perdarahan dan mencaritahu apakah kantung ketuban sudah pecah? Umumnya, pemeriksaan ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.
Berikutnya, pemeriksaan ultrasonografi yang akan memantau detak jantung dan perkembangan janin dalam kandungan. Hal ini juga bisa dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak pendarahan yang dialami oleh Bunda.
Ultrasonografi transvaginal, atau ultrasonografi dengan probe vagina, biasanya hasilnyalebih akurat dibandingkan dengan ultrasonografi perut di awal kehamilan.
Selama menjalani pemeriksaan Ultrasonografi transvaginal, dokter akan memasukkan probe ultrasound sekitar 2-3 inci ke dalam vagina. Dalam hal ini, probe ultrasound menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk memperlihatkan gambar organ reproduksi secara nyata di layar sehingga memudahkan dokter untuk melihat lebih detail serta menyeluruh.
Lebih lanjut, tes darah serta perhitungan darah lengkap juga bisa digunakan untuk memeriksa kadar hormon yang tak normal. Dengan kata lain, tes ini digunakan untuk mengukur kadar hormon dalam darah atau human chorionic gonadotropin (HCG) juga progesteron.
Hormon HCG dalam tubuh merupakan hormon yang diproduksi selama masa kehamilan, sedangkan progesteron merupakan hormon yang mendukung kehamilan. Apabila diketahui ada tingkat atipikal dari suatu hormon maka bisa jadi indikasi adanya masalah.
Artikel Terkait: Istri Onadio Leonardo Keguguran, “Rest in Peace My Little Sunshine”
Bagaimana cara mengobatinya?
Memang, keguguran sulit untuk dicegah terlebih jika Bunda telah memiliki tanda-tanda abortus imminens. Namun, dalam beberapa kasus, dokter akan menyarankan sejumlah cara untuk mengatasi risiko keguguran.
Selama hamil, dokter akan meminta Bunda untuk menghindari sejumlah aktivitas tertentu. Selain itu, istirahat yang cukup dan menghindari hubungan seksual bisa jadi salah satu cara untuk mengurangi risiko keguguran hingga dokter menyatakan boleh untuk melakukan hubungan seksual.
Tak hanya itu, dokter juga akan memberi suntikan progesteron untuk meningkatkan kadar hormon. Dokter juga akan memberikan imunoglobulin Rh apabila Bunda memilih Rh-negatif dan janin dalam kandungan diketahui memiliki Rh-positif. Hal ini penting dilakukan untuk menghentikan tubuh Bunda untuk menciptakan antibodi pada darah janin yang bisa menyebabkan keguguran.
Bagaimana dengan pengobatan jangka panjang?
Melansir dari Healthline, meskipun memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi, namun orang dengan abortus imminens masih bisa melahirkan dengan normal dan sehat. Terlebih jika serviks belum melebar dan janin masih menempel di dinding rahim dengan aman. Selain itu, apabila Bunda memiliki kadar hormon atipikal, terapi hormon juga bisa membantu Bunda untuk melahirkan bayi yang sehat juga dengan cara yang aman.
Kabar baiknya, sebanyak 50% orang menderita abortus imminens tidak keguguran. Tapi, akan lebih baik jika mengonsultasikan hal ini ke dokter untuk mencaritahu kemungkinan penyebabnya terutama jika Bunda sudah mengalami keguguran sebanyak dua kali atau lebih.
Untuk banyak orang, abortus imminens bisa jadi pengalaman yang menakutkan bahkan menyebabkan kecemasan dan depresi. Oleh karena itu, sebaiknya, bicarakan hal ini ke dokter kandungan apabila Bunda mengalami salah satu kondisi atau gejala abortus imminens. Tentunya, dengan konsultasi dokter, diharapkan Bunda dapat memperoleh perawatan yang dibutuhkan.
Tak hanya itu, dengan konsultasi dokter Bunda juga bisa mengutarakan hal-hal apa saja yang Bunda khawatirkan selama mengidap abortus imminens.
Pertanyaan populer
1. Berapa lama perdarahan abortus imminens?
Bagi Bunda yang mengalami abortus imminens disarankan untuk segera memeriksakan diri dan melakukan perawatan intens di rumah sakit selama 2-3 hari hingga pendarahan benar-benar berhenti. Setelah itu, biasanya dokter akan menyarankan agar tidak berhubungan seksual dulu selama 2 minggu atau setelah pengobatan selesai.
2. Apakah yang dimaksud dengan abortus imminens?
Ini merupakan kondisi yang mengancam ibu hamil akan kemungkinan risiko keguguran. Biasanya, abortus imminens ditandai dengan pendarahan pada vagina pada waktu yang lama yakni selama 20 minggu pertama kehamilan. Hal ini dialami oleh 24% ibu hamil. Namun, hanya 60% di antaranya yang bisa melahirkan cukup bulan dan sehat. Hingga kini, penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun ini merupakan masalah medis yang cukup umum dan mengakibatkan keguguran.
3. Abortus imminens usia berapa?
Abortus imminens merupakan ancaman keguguran yang dialami oleh sebagian ibu hamil. Umumnya, abortus imminens terjadi ketika usia kandungan kurang dari 20 minggu atau saat berat janin kurang dari 500 gram.
4. Apa perbedaan abortus imminens dan insipiens?
Pada abortus imminens dapat dikatakan sebagai abortus mengancam yakni hasil konsepsi masih di dalam rahim atau ostium uteri dalam kondisi tertutup. Sedangkan abortus insipiens adalah kondisi yang terjadi lebih berat dan berisiko dibandingkan abortus imminens.
Bagaimana cara penanganan abortus imminens?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi abortus imminens yakni:
- Istirahat cukup terutama ketika terjadi pendarahan, Bunda disarankan untuk istirahat total hingga pendarahan benar-benar berhenti.
- Konsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
- Suplai hormon progesteron dalam tubuh
- Terapi suportif.
- Konsultasikan hal ini ke dokter untuk mencaritahu kemungkinan penyebabnya terutama jika Bunda sudah mengalami keguguran sebanyak dua kali atau lebih.
dr Boyke Hamil Dengan Kondisi Abortus Imminens
Mengenai jenis-jenis keguguran pada saat kehamilan
www.alodokter.com/komunitas/topic/abortus#post-286259
Threatened Abortion (Threatened Miscarriage)
www.healthline.com/health/miscarriage-threatened#what-is-it
Artikel ini di-update oleh: Lolita Valda Claudia
Baca juga:
Beberapa Penyebab Keguguran yang Sering Dijumpai
6 Penyebab Keguguran Berulang yang Perlu Bunda Ketahui
Faktor Genetika dan Lingkungan Penyebab Keguguran