Planaria yang juga dikenal sebagai cacing pipih, adalah spesies hewan aselomata yang dapat ditemukan di lingkungan akuatik dan lembap di seluruh dunia. Planaria dikenal karena berkembang biak dengan cara yang unik, baik secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi aseksual terjadi melalui proses yang dikenal sebagai fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan gamet. Pada artikel ini, akan dibahas secara spesifik reproduksi planarian, sehingga si kecil dapat lebih memahami bagaimana spesies ini terus berkembang.
Mengenal Cara Planaria Bereproduksi
Planaria Bereproduksi Melalui Fragmentasi
Planaria adalah cacing pipih kecil yang dikenal karena kemampuannya yang luar biasa untuk beregenerasi setelah terpotong-potong. Kemampuan ini disebabkan kemampuan mereka untuk bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi. Proses ini melibatkan pemecahan tubuh hewan menjadi potongan-potongan, yang masing-masing berkembang menjadi individu lengkap dengan semua organ dan fitur yang sama.
Fragmentasi adalah alat reproduksi utama planaria, tetapi mereka juga dapat bereproduksi secara seksual, dengan pembentukan gamet.
Planaria jantan dan betina menghasilkan gamet, yang kemudian bergabung bersama untuk membentuk embrio. Embrio ini berkembang menjadi planaria remaja, yang akhirnya menjadi dewasa.
Artikel terkait: 6 Fakta Unik Ulat Sagu, Jadi Makanan Favorit di Papua
Planaria Bertukar Gamet Melalui Sanggama
Planaria, sejenis cacing pipih mampu bereproduksi baik secara aseksual maupun seksual. Reproduksi seksual membutuhkan pembentukan dan pertukaran gamet. Proses ini disebut sebagai sanggama dan selesai ketika dua planaria bertukar gamet dan terjadi pembuahan.
Selama sanggama, planaria membentuk sperma dan sel telur, yang kemudian dilepaskan ke lingkungan habitat sekitarnya, memungkinkan mereka untuk dibuahi dan berkembang menjadi larva. Planaria juga dapat bereproduksi dengan pembuahan sendiri, suatu proses di mana planarian membuahi gametnya sendiri.
Selama pembentukan gamet di planaria, dua individu bertukar organ seksual untuk membentuk gamet haploid. Selama reproduksi seksual, dua individu planarian menyelaraskan dan membentuk pasangan. Pasangan ini menempel dan mengontrak tubuh mereka, bertukar organ seksual dalam prosesnya. Pertukaran ini memungkinkan kedua planaria untuk membentuk gamet haploid yang akhirnya menyatu membentuk zigot, yang kemudian akan berkembang menjadi planaria baru. Pembentukan gamet adalah cara lain planaria bereproduksi, di samping fragmentasi.
Zigot Terbentuk dan Berkembang Jadi Organisme Baru
Pada planaria, reproduksi seksual dimulai ketika dua gamet planarian bersatu, membentuk zigot. Setelah pembuahan, zigot terbentuk dan berkembang menjadi organisme baru dengan menggabungkan materi genetik dari kedua induknya. Proses reproduksi seksual ini lebih kompleks daripada reproduksi aseksual, yang dicapai melalui proses yang disebut fragmentasi.
Planaria adalah organisme yang berkembang biak dengan cara menarik dan kompleks, yang mampu bereproduksi baik secara seksual maupun aseksual. Sementara, reproduksi aseksual dengan fragmentasi adalah proses yang lebih umum dan sederhana. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan gamet, yang lebih kompleks dan melibatkan kombinasi materi genetik dari kedua induknya. Proses reproduksi aseksual dan seksual ini membantu planaria untuk bertahan hidup dan berkembang di berbagai lingkungan.
Baca juga:
Ngeri! Akibat main pasir, cacing ini masuk ke tangan seorang bocah
Gatal bukan main, ternyata ada 10 cacing bersarang di mata balita ini