Interaksi sosial sangat penting dipelajari untuk menjalin hubungan baik antar individu. Salah satu yang perlu diketahui adalah interaksi akomodasi yang dilakukan untuk meredakan pertentangan. Ada begitu banyak contoh interaksi sosial akomodasi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akomodasi adalah penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok untuk meredakan pertentangan. Ini juga bisa diartikan sebagai penyesuaian manusia dalam kesatuan sosial untuk menghindari dan meredakan interaksi ketegangan dan konflik.
Maka itu, jenis interaksi satu ini tentunya penting dipahami oleh kita semua untuk menciptakan hubungan individu yang harmonis. Yuk, simak contoh interaksi sosial akomodasi selengkapnya sebagai berikut!
Artikel terkait: 8 Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok, Cek Yuk!
Contoh Interaksi Sosial Akomodasi
1. Menggunakan Bahasa Inklusif dan Tidak Diskriminatif
Menggunakan bahasa inklusif sangat penting untuk menumbuhkan rasa memiliki dalam setiap interaksi sosial. Bahasa inklusif artinya menggunakan bahasa yang tidak membeda-bedakan atau mengecualikan pada seseorang berdasarkan identitasnya. Misalnya, seperti ras, jenis kelamin, atau kemampuan.
Seperti contoh, daripada menyebut sekelompok orang sebagai “pria” atau “wanita”, kita dapat menggunakan bahasa yang netral gender seperti “dia”. Demikian pula, jika kita berbicara kepada sekelompok orang, cobalah untuk menghindari penggunaan kata-kata seperti “cacat” atau “idiot” karena istilah ini dapat dianggap ofensif.
Alih-alih, gunakan istilah seperti “penyandang disabilitas” atau “orang dengan kemampuan berbeda”. Meluangkan waktu untuk menggunakan bahasa yang sopan dan tidak diskriminatif dapat membantu menciptakan suasana damai yang tentunya dapat menghindari konflik.
2. Mendengarkan Secara Seksama
Merupakan hal terlihat mudah, tetapi sebenarnya sulit dilakukan. Mendengarkan lawan bicara secara seksama merupakan contoh interaksi sosial akomodasi yang efektif mencegah konflik, lo.
Ketika seseorang berbicara bersama kita, penting untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita memperhatikan apa yang mereka katakan. Ini dapat dilakukan melalui isyarat verbal dan non-verbal. Misalnya, melakukan kontak mata, mengulangi apa yang mereka katakan, atau mengajukan pertanyaan tentang apa yang baru saja mereka katakan.
Sikap ini membuat orang lain tahu bahwa kita menghargai pendapat mereka. Ini juga membantu untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar mendengarkan, daripada hanya menunggu giliran berbicara.
3. Memberikan Umpan Balik yang Sopan
Umpan balik yang penuh hormat sangat penting agar interaksi sosial berhasil. Ini berarti meluangkan waktu untuk benar-benar mempertimbangkan perspektif orang lain dan menanggapinya dengan cara tulus dan hormat.
Saat memberikan umpan balik, penting untuk memperhatikan perasaan orang lain dan mengutarakan komentar dengan cara yang menunjukkan bahwa kita terbuka untuk berdialog.
Selain itu, penting untuk tidak menghakimi atau meremehkan pendapat orang lain. Sebaliknya, Anda harus meluangkan waktu untuk mendengarkan dan menawarkan saran dan solusi konstruktif untuk setiap masalah yang muncul. Melakukan hal itu menunjukkan bahwa Anda terbuka untuk berkompromi dan bersedia bekerja sama untuk menemukan penyelesaian yang berhasil.
4. Empati atau Memahami Perasaan Orang Lain
Empati adalah bagian penting dari interaksi sosial yang sukses. Ini adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan orang lain, serta menanggapi perasaan itu.
Empati melibatkan kesadaran akan keadaan emosional orang yang berinteraksi dengan kita, dan mampu berhubungan dengan pengalaman mereka.
Misalnya, jika teman khawatir tentang ujian yang akan datang, kita dapat merespons dengan menunjukkan bahwa kita memahami kecemasannya dan menawarkan kata-kata dukungan dan semangat.
Menunjukkan empati adalah tanda pengertian dan rasa hormat terhadap orang lain, dan membantu menciptakan suasana kepercayaan dan koneksi.
Artikel Terkait: 8 Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Individu, Si Kecil Sudah Tahu?
5. Tidak Berasumsi Berlebihan
Membuat asumsi dapat merusak interaksi sosial, karena dapat menyebabkan miskomunikasi dan kesalahpahaman.
Untuk menghindari asumsi, penting untuk secara aktif mendengarkan orang lain dan meluangkan waktu untuk memahami perspektif mereka.
Misalnya, jika kita berbicara dengan seseorang dan mereka tidak menanggapi komentar atau pertanyaan, jangan berasumsi bahwa mereka tidak peduli atau tidak memiliki pendapat. Tanyakan apakah mereka memiliki sesuatu untuk ditambahkan atau apakah mereka ingin mendengar lebih banyak informasi. Ini menunjukkan rasa hormat terhadap pendapat dan memungkinkan mereka untuk mengekspresikan pikiran mereka.
6. Memiliki Kepekaan
Memahami bahasa tubuh seseorang atau peka terhadap keadaan merupakan contoh interaksi sosial akomodasi. Ini dapat membantu kita berhubungan lebih baik dengan mereka dan memastikan bahwa semua pihak yang terlibat merasa nyaman.
Misalnya, saat berbicara dengan seseorang, mencondongkan tubuh ke arah mereka dan mempertahankan kontak mata akan menunjukkan bahwa kita terlibat dalam percakapan dan tertarik dengan apa yang mereka katakan.
Di sisi lain, menyilangkan tangan dapat menunjukkan bahwa kita merasa defensif atau tertutup, dan harus dihindari.
Selain itu, memahami bahasa tubuh orang-orang di sekitar dapat membantu mengukur bagaimana percakapan berlangsung dan memberi gambaran kapan saatnya untuk melanjutkan.
7. Aktif Bertanya Secara Terbuka
Mengajukan pertanyaan terbuka bisa menjadi cara yang bagus untuk menunjukkan akomodasi dalam interaksi sosial.
Memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berbagi lebih banyak informas akan membantu kita lebih memahami perspektif mereka dan dapat membantu membina hubungan yang lebih positif.
Mengajukan pertanyaan terbuka memungkinkan orang yang berinteraksi dengan kita menjelaskan pikiran dan perasaan mereka. Mengajukan pertanyaan terbuka juga memungkinkan untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar tertarik pada sudut pandang orang lain.
8. Sadar dan Menghormati Adanya Perbedaan Budaya
Menyadari perbedaan budaya sangat penting dalam interaksi sosial yang sukses. Ini berarti meluangkan waktu untuk memahami bahasa dan kebiasaan budaya yang berbeda, dan menghormati perbedaan tersebut.
Misalnya, jika berbicara dengan seseorang dari budaya yang berbeda, penting untuk memastikan kita menggunakan bahasa asli mereka atau setidaknya dialek yang sesuai. Kita juga harus mengetahui kebiasaan budaya yang berbeda, seperti bahasa tubuh, jabat tangan dan kontak fisik, serta aturan berpakaian. Rasa hormat adalah kunci dalam mengakomodasi perbedaan budaya dalam interaksi sosial, dan memahami perbedaan tersebut serta memperhatikannya dapat sangat bermanfaat.
Kesimpulannya, akomodasi sosial adalah bagian penting dari hubungan. Mereka dapat membantu memperkuat ikatan, menciptakan rasa saling pengertian, dan meningkatkan kualitas keseluruhan komunikasi kita satu sama lain.
Contoh interaksi sosial akomodasi termasuk meminta klarifikasi, terbuka terhadap pendapat orang lain, fleksibel dengan rencana, dan memperhatikan perbedaan budaya. Dengan memahami dan menerapkan akomodasi sosial, kita semua dapat memperoleh manfaat dari interaksi yang lebih sukses dan bermakna.
***
Baca juga:
6 Contoh Interaksi Sosial Disosiatif dalam Kehidupan, Apa Saja?
7 Contoh Interaksi Sosial yang Dilakukan oleh Petani, Apa Saja?
8 Contoh Interaksi Sosial di Masyarakat yang Harus Dipahami
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.