Ketika datang untuk belajar tentang budaya Indonesia, Pancasila adalah tempat yang bagus untuk memulai. Lima sila Pancasila yang ditetapkan pada tahun 1945 merupakan inti dari ideologi nasional dan menjadi standar bagaimana memperlakukan satu sama lain. Sudahkah Anda dan keluarga menerapkan contoh pengamalan sila ke-3 pancasila di sekolah selama ini?
Sila ketiga Pancasila menyatakan bahwa persatuan Indonesia harus dijunjung tinggi dan dipraktikkan, dan sentimen ini dapat dilihat dalam banyak aspek kehidupan di Indonesia, termasuk di lingkungan sekolah.
Dalam artikel ini, tim theAsianparent akan mengulas beberapa contoh bagaimana sila ketiga Pancasila diekspresikan di lingkungan sekolah, dan menjelaskan pentingnya menjunjung tinggi persatuan Indonesia dalam lingkungan pendidikan.
Contoh Pengamalan Sila ke-3 Pancasila di Sekolah
1. Mendorong Komunikasi Saling Menghormati antara Mahasiswa dan Fakultas
– Mendemonstrasikan Persatuan Indonesia dengan menciptakan lingkungan komunikasi yang terbuka dan saling menghormati, tanpa memandang perbedaan.
Di sekolah, penting untuk menumbuhkan lingkungan yang saling menghormati antara siswa dan fakultas. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong komunikasi yang terbuka dan saling menghormati antara kedua belah pihak. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membuat forum di mana mahasiswa dan fakultas dapat berkumpul dan melakukan percakapan terbuka.
Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan mingguan atau bulanan dimana mahasiswa dapat berbagi ide dan keprihatinan mereka, dan fakultas dapat memberikan bimbingan dan wawasan.
Metode ini akan memberi siswa ruang untuk merasa didengarkan dan dihormati, yang membantu mempromosikan lingkungan persatuan, terlepas dari perbedaan yang mungkin ada. Dengan demikian, sekolah dapat menunjukkan komitmennya terhadap sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, dan menciptakan suasana yang mendorong persatuan dan rasa hormat.
2. Merayakan Kebhinekaan – Dengan merayakan perbedaan latar belakang dan budaya mahasiswa, dosen dan pegawai, sila ketiga Pancasila Persatuan Indonesia dapat dijunjung tinggi.
Salah satu contoh merayakan keberagaman di lingkungan sekolah dan menjunjung tinggi sila ketiga Pancasila adalah dengan menyelenggarakan acara berbagi budaya secara rutin. Acara ini dapat melibatkan mengundang siswa, dosen, dan staf untuk berbagi budaya dan tradisi mereka.
Acara menarik tentu akan membuat seluruh pihak belajar dari pengalaman satu sama lain, dan untuk menciptakan rasa pemahaman dan penghargaan terhadap berbagai latar belakang dan budaya yang ada di sekolah.
Kegiatan dapat mencakup musik tradisional, tarian, makanan, dan pakaian dari masing-masing budaya, dan dapat digunakan sebagai cara untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kerja sama di antara anggota sekolah yang beragam. Ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung di mana setiap orang dihormati dan dihargai karena perbedaan mereka.
3. Contoh Pengamalan Sila ke-3 Pancasila di Sekolah: Menumbuhkan Rasa Memiliki
– Menciptakan kegiatan dan inisiatif yang menyatukan orang-orang dapat membantu menumbuhkan rasa memiliki di sekolah dan membantu menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif yang menghargai Persatuan Indonesia.
Cara berikutnya adalah menumbuhkan rasa memiliki. Sekolah dapat membuat kegiatan dan inisiatif yang secara khusus dirancang untuk menyatukan siswa dari berbagai latar belakang dan membantu mereka mengenal satu sama lain.
Kegiatan ini dapat mencakup turnamen olahraga antar kelas, klub yang dijalankan siswa, atau bahkan makan siang seadanya di mana siswa membawa makanan dari budaya mereka sendiri. Semua kegiatan ini membantu mempromosikan rasa inklusivitas dan persatuan di sekolah, karena siswa belajar untuk menghormati dan menghargai perbedaan satu sama lain.
4. Mempromosikan Inklusivitas
– Menghormati semua siswa dan staf, terlepas dari ras, jenis kelamin, agama, atau perbedaan lainnya, menunjukkan Persatuan Indonesia dalam tindakan.
Salah satu cara untuk mempromosikan persatuan dan inklusivitas dalam lingkungan sekolah adalah dengan memiliki kebijakan sekolah yang menghormati semua siswa dan staf, terlepas dari ras, jenis kelamin, agama, atau perbedaan lainnya. Ini menunjukkan bahwa setiap orang dipandang setara di sekolah dan tidak ada yang lebih disukai dari yang lain.
Ini juga akan memastikan bahwa setiap orang merasa aman, diterima, dan dihormati di sekolah, mendorong semua orang untuk menjadi anggota komunitas sekolah yang aktif.
Selain itu, guru dapat memimpin diskusi kelas tentang keragaman dan pentingnya dalam masyarakat. Percakapan ini akan membantu siswa untuk lebih memahami dan menerima orang yang berbeda dari mereka dan lebih memahami perspektif yang berbeda. Ini akan membantu menciptakan suasana yang lebih bersatu di sekolah.
5. Menghormati Keyakinan Agama Masing-masing
– Mempromosikan rasa hormat terhadap keyakinan agama siswa dan staf serta menumbuhkan rasa pengertian dan penerimaan.
Sekolah dapat dengan mudah mempromosikan Persatuan Indonesia dengan menghormati keyakinan agama individu. Guru dan staf harus sadar dan peka terhadap berbagai keyakinan agama siswa dan staf mereka. Sekolah harus menciptakan lingkungan pemahaman dan penerimaan untuk semua keyakinan, apakah itu agama, spiritual, atau non-kepercayaan.
Mereka juga harus menyediakan ruang bagi orang untuk mengekspresikan keyakinan mereka dengan cara yang aman dan tidak menghakimi. Misalnya, guru dapat mendorong siswa untuk berbagi kepercayaan dan cerita mereka dengan teman sebayanya, dan sekolah dapat mengadakan acara di mana siswa dapat belajar tentang berbagai agama dan kepercayaan. Ini membantu menumbuhkan rasa pengertian dan penerimaan, memungkinkan setiap orang merasa diterima apa adanya dan keyakinan mereka.
6. Berpartisipasi dalam Pertukaran Mahasiswa dan Fakultas
Mengikuti pertukaran mahasiswa dan fakultas juga bisa menjadi cara efektif agar menerapkan sila ketiga bukan angan belaka. Melalui pertukaran ini, mahasiswa dan anggota fakultas dapat belajar tentang budaya, gaya hidup, dan kepercayaan yang berbeda dari bagian lain negara.
Dengan demikian, mereka dapat memperoleh apresiasi dan pemahaman yang lebih besar tentang keragaman yang membentuk penduduk Indonesia. Pengetahuan ini kemudian dapat dibagikan dengan siswa dan fakultas lain, membantu menumbuhkan rasa persatuan yang lebih besar di lingkungan sekolah. Selanjutnya, berpartisipasi dalam pertukaran mahasiswa dan fakultas dapat membantu menghilangkan prasangka dan stereotip, memajukan semangat persatuan.
Sebagai penutup, sangat penting bagi siswa untuk memahami dan mengamalkan sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Hal ini dapat dicapai dengan mendorong siswa untuk memiliki rasa saling menghargai dan memahami perbedaan budaya dan agama, merayakan hari besar nasional bersama, dan aktif terlibat dalam kegiatan yang mempromosikan kebersamaan dan persatuan. Dengan menerapkan contoh-contoh tersebut, siswa dapat belajar menghargai dan menumbuhkan rasa persatuan dan kerukunan di lingkungan sekolah.
Baca juga:
7 Contoh Pengamalan Sila ke-4 di Sekolah, Cek!
8 Contoh Sikap Bersyukur Kepada Tuhan yang Maha Esa, Cek Yuk!
8 Contoh Pengamalan Sila ke 1 di Rumah, Yuk Kenalkan Si Kecil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.