Tidak semua anak balita susah tidur, tetapi kasus seperti ini masih sering terjadi.
Saat si kecil telah menginjak usia 1 tahun, kita bisa lega karena masa-masa begadang akan segera berakhir. Ternyata masih ada tantangan yang harus kita atasi, karena si balita susah tidur lelap dan masih suka bangun dini hari.
Mereka tidak hanya terbangun dan menangis sembari membangunkan kita, tetapi juga berteriak-teriak dan mengigau sekeras-kerasnya. Masih normalkah hal ini? Mari kita pahami berbagai penyebab balita susah tidur lelap di malam hari.
Berbagai penyebab balita susah tidur lelap sepanjang malam
1. Masih ingin menyusu
Jika si batita masih menyusu kepada Anda, ia mungkin masih ingin melakukannya seperti di saat-saat larut, seperti yang ia lakukan saat masih bayi. Menyusui di malam hari biasanya sedikit berkurang saat si batita semakin besar.
Sebaiknya, batita tidak lagi menyusu saat memasuki usia 3 tahun. Walaupun sudah tidak menyusu, si batita ingin si ibu berada di dekatnya dan ia tetap terus ingin menempel di dada ibu.
2. Lapar
Pertumbuhan batita sangat pesat, baik secara fisik maupun psikis. Kinerja otak batita pun jauh lebih besar daripada orang dewasa. Otak batita membutuhkan glukosa dua kali lebih banyak daripada otak dewasa. Darimana lagi sumber glukosa jika tidak dari makanan? Batita yang sering bangun di malam hari bisa jadi merasa lapar.
Anak balita susah tidur banyak penyebabnya. Sering mendengar, “ Ma, aku lapar” di tengah malam?
Coba tips ini: Kenyangkan balita dengan makanan yang padat gizi saat makan malam dan susu sebelum tidur. Jika mereka masih sering bangun tengah malam, berikan makanan kecil yang bergizi seperti yogurt dengan kandungan lemak penuh, alpukat, atau roti isi selai kacang. Jangan lupa, sikat kembali gigi mereka sebelum tidur lagi.
3. Tumbuh gigi
Banyak orang tua mengira bahwa problem tumbuh gigi pada anak akan berakhir saat ia memasuki usia satu tahun. Padahal, ada beberapa gigi seperti gigi taring dan—terutama—gigi geraham yang akan tumbuh setelah si kecil melewati usia satu tahun. Gejalanya? Gusi kemerahan, bengkak dan tentu saja—si anak balita susah tidur.
Si kecil yang baru tumbuh giginya ingin terus mengunyah
4. Cacingan!
Jangan kaget! Cacing pita, parasit kecil ini bertelur di saluran pencernaan manusia. Menurut penelitian pakar kesehatan, keberadaan cacing pita ditemukan pada anak di bawah usia 10 tahun. Balita cacingan sering terbangun tengah malam, bisa jadi karena gatal pada anusnya.
Jangan malu dan kuatir dulu, karena kasus ini memang banyak menimpa anak kecil. Cacing pita terlihat pada BAB si kecil atau pada duburnya. Tentu saja, dokter menjadi alternatif terbaik untuk mendapat obat cacing sesuai dosisnya.
5. Mimpi buruk
Balita di atas 3 tahun memiliki imajinasi berlebihan, sehingga apa yang terjadi selama seharian akan tertancap di otaknya. Entah itu tontonan di televisi, atau pembicaraan seru tentang monster, hantu dan semacamnya.
Tentu saja, hal ini bisa menjadi pemicu mimpi buruk yang mereka alami. Balita di bawah 2 tahun memang merasa takut dengan sosok seram, tetapi mereka tidak membayangkan bahwa makhluk tersebut benar-benar ada.
Solusinya?
Tidak ada yang bisa mencegah mimpi buruk, tetapi orang tua bisa mengurangi kemungkinan tersebut dengan tidak memberi tontonan atau membicarakan—apalagi menakut-nakuti—tentang monster, hantu dan ‘kawan-kawannya’.
Saat ia terbangun karena mimpi buruk, hibur dan katakan bahwa makhluk menyeramkan yang ada dalam mimpinya itu tidak ada. Jika si balita tidur sendiri, gunakan lampu tidur.
Beri mainan empuk di sekitar anak balita susah tidur untuk kenyamanan tidurnya
6. Mengigau
Mengigau memiliki kemiripan dengan mimpi buruk. Hanya saja, si balita hanya berteriak ketakukan kendati masih dalam kondisi tidur. Ia mungkin berjalan atau berbicara dengan mata terbuka, meski ia akan menampik tangan kita saat kita berusaha memegangnya.
Menurut pendapat para ahli, mengigau ditandai dengan teriakan, tangisan, meningkatnya detak jantung, dan tidak adanya kesadaran. Mengigau bisa disebabkan karena anak terlalu lelah setelah beraktivitas sepanjang hari.
Solusinya?
Lebih baik menunggu hingga si kecil berhenti mengigau, namun tetap menjaga jangan sampai ia keluar ruangan. Tidak perlu dibangunkan, karena si kecil akan tidur lagi. Namun, apabila mengigau dalam waktu yang cukup lama terjadi hampir tiap malam, maka kita perlu membangunkannya sebelum ia mengigau?
Caranya, dengan mengubah siklus tidurnya. Biasanya, anak mengigau setelah tidur selama 1 – 4 jam. Biasakan ia tidur lebih awal. Perlu diinformasikan pula kepada pengasuh, bagaimana cara mengatasi balita mengigau di tengah malam.
7. Sedang gelisah
Balita pun bisa tertekan, terutama mereka yang sudah bersekolah. Entah karena ia takut dengan gurunya, atau pengasuh arunya. Bahkan, balita pun bisa merasakan tekanan yang dialami orang tuanya. Semua ini bisa menyebabkan ia kerap bangun tidur di malam hari dan mencari sang ibu.
Ketenangan batin anak hanya didapat dari kasih sayang orang tua, terutama ibu
Apa yang harus dilakukan?
Berikan mereka ketenangan batin sepanjang hari dan yakinkan mereka bahwa kita selalu ada untuk mereka. Ciuman, pelukan dan ungkapan sayang punya kekuatan maha dahsyat untuk menghilangkan rasa gelisah.
Bunda, memang ada masanya saat kita tidak menikmati waktu tidur secara kontinu. Tapi, yakinlah bahwa masa kanak-kanak—dan semua suka duka mereka—tentu akan berakhir. Saat ini, luangkan waktu untuk menarik nafas panjang, dan terapkan semua teori tersebut diatas tanpa beban. Nikmati waktu berharga bersama si kecil, karena mereka akan tumbuh besar dan asyik dengan dunia mereka sendiri.
Baca juga :
Efek Pelukan Ibu yang Luar Biasa Saat Balita Tantrum
Jam Tidur Mempengaruhi Perkembangan Otak Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.