Kasus pasien COVID-19 yang melarikan diri dari rumah sakit bertambah lagi. Kali ini, seorang wanita positif Virus Corona dikabarkan kabur dari Rumah Sakit Umum dr Soetomo, Surabaya. Pasien tersebut juga diketahui sudah menetap selama seminggu di rumah suami sirinya selepas melarikan diri dari rumah sakit.
Wanita positif Virus Corona yang kabur
Wanita yang dinyatakan positif Virus Corona itu pada akhirnya ditemukan di rumah sang suami siri, tepatnya di Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Para petugas bisa tahu keberadaan pasien kabur tersebut berkat adanya laporan masuk dari masyarakat setempat.
Hal ini pun dijelaskan oleh Camat Beji bernama Abdul Ghoni. Para petugas segera bertugas untuk menjemput perempuan berinisial P yang kabur tersebut setelah menerima laporan pada Minggu (3/5).
“Kemarin kami lakukan penjemputan setelah menerima aduan bahwa yang bersangkutan merupakan pasien dari RSU dr Soetomo Surabaya. Kemudian, kami bawa ke RSUD Bangil,” ungkap Ghoni seperti yang dikutip dari laman Detik News.
Diketahui, P yang berusia 55 tahun tersebut ternyata kabur ke rumah sang suami siri. Menurut keterangan Ghoni, P yang memang bekerja di kota Surabaya kerap pulang ke rumah sang suami berinisial M yang berada di Dusun Gersikan setiap akhir pekan, saat libur kerja.
Ghoni pun menjelaskan, “Jadi dia punya suami siri di Desa Kedungringin, Kecamatan Beji. Mereka nikah sah secara agama.”
Selepas kabur dari rumah sakit, P sudah tinggal selama satu minggu di rumah suami sirinya. Untuk alibi mengapa P kabur, Ghoni tidak memberikan keterangan secara rinci. Perempuan tersebut sudah jelas dinyatakan positif dari hasil tes swab, tetapi memilih melarikan dari rumah sakit.
Sang suami ikut bersembunyi saat petugas datang
Rumah yang ditempati P selama kabur dihuni oleh sang suami siri dan ibu mertuanya. Namun, ketika petugas datang untuk menjemput P, suaminya tersebut tidak ada di sana. Menurut keterangan, M berusaha bersembunyi untuk menghidari tim tenaga medis.
“Pas dijemput, di rumah itu cuma ada ibunya suami dan P. M tidak ada saat kami lakukan penjemputan,” ungkap Ghoni.
Meski demikian, petugas kemudian terus mencari keberadaan M. Setelah bersembunyi, lelaki tersebut pun pada akhirnya memilih untuk menyerahkan diri. Ia bergegas menghubungi salah satu tokoh Desa dan memberi tahu keberadaannya. M bersembunyi di rumah saudara yang ada di Kecamatan Gempol.
Ghoni memaparkan, “M dijemput pukul 9 malam dari Gempol dengan ambulans Puskesmas Beji menuju Kedungringin. Akan kami lakukan rapid test pada yang bersangkutan.”
Sementara itu, petugas juga melakukan penelurusan atau tracing terkait orang-orang yang sempat melakukan kontak langsung dengan P. Selain ibu mertua dan sang suami, para petugas kini berhasil menetapkan 7 orang yang melakukan kontak dengan P sebagai orang dalam pengawasan (ODP). Mereka diminta untuk melakukan isolasi mandiri.
“Ada 8 orang termasuk ibunya M yang kami pinta untuk isolasi diri. Setelah itu kami akan lakukan rapid test,” pungkas Ghoni.
Akses jalan menuju desa terkait langsung ditutup
Gugus Tugas COVID-19 Surabaya juga telah melakukan disinfeksi di sekitar lingkungan rumah M. Selain itu, warga setempat juga memilih untuk memperketat akses masuk ke wilayah tersebut sebagai upaya pencegahan penyebaran virus.
Menyikapi kabar pasien positif Virus Corona yang kabur, warga berinisiatif lakukan penjagaan di setiap akses keluar-masuk desa secara ketat. Orang-orang yang berniat masuk ke wilayah tersebut harus menjelaskan keperluannya saat baru datang. Bahkan, penutupan jalan diberlakukan pada siang maupun malam hari.
Para warga Dusun Gersikan tersebut berharap agar suami P maupun ibunya dinyatakan negatif COVID-19. Tentunya, masyakarat juga berharap agar kejadian seperti ini pun tidak terulang kembali.
Perlu diketahui, menjadi pasien COVID-19 bukanlah sebuah aib yang perlu ditutupi. Kejujuran sangat dibutuhkan agar penyakit ini bisa diatasi. Tak hanya itu, disiplin melakukan perawatan juga akan membantu untuk memutus penyebaran Virus Corona sehingga pandemi bisa segera terhenti.
Oleh karena itu, agaknya kita perlu bersikap bijak dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang sedang terjadi ini. Tidak perlu panik berlebihan, tetapi kita tetap perlu senantiasa waspada dan lakukan disiplin pencegahan.
Di sisi lain, pasien COVID-19 juga perlu diberikan arahan terkait kondisinya secara berkala. Berikan juga dukungan dan pemahaman, agar mereka tetap semangat bekerja sama dengan tenaga medis untuk sembuh.
Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi, ya, Parents!
***
Referensi: Detik News
Baca juga:
Waspada! Infeksi Virus Corona pada anak berkaitan dengan gejala penyakit kawasaki
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.