Siapa nih, di antara Parents yang punya masalah jerawat? Jangan khawatir, faktanya, jerawat menjadi permasalahan kulit yang dialami oleh 9,4% masyarakat di dunia, lo. Jerawat juga menjadi masalah untuk 46% masyarakat di Indonesia. Lantas, kapan sebenarnya waktu terbaik mengobati jerawat, ya?
Jerawat adalah bintik-bintik merah yang timbul dengan bagian tengah putih muncul ketika folikel rambut yang tersumbat meradang atau terinfeksi bakteri.
Penyumbatan dan peradangan yang berkembang jauh di dalam folikel rambut menghasilkan benjolan seperti kista di bawah permukaan kulit Anda.
Penyebab Timbulnya Jerawat
Sebenarnya ada banyak hal yang dapat menyebabkan jerawat. Salah satunya adalah pengaruh hormon yakni hormon androgen pada perempuan.
”Memang hormon androgen itu selama ini kita kenalnya ada di laki-laki, tapi peningkatan hormon ini di perempuan akan mengakibatkan jerawat. Stres pekerjaan juga sangat memungkinkan mengundang jerawat,” ujar dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV, FAADV, Dermato Venereologist dalam acara Media Briefing LA ROCHE-POSAY EFFACLAR SPOTSCAN, INOVASI TEKNOLOGI UNTUK ANALISA JERAWAT DIKEMBANGKAN BERSAMA DERMATOLOG DUNIA yang theAsianparent ikuti pada Rabu (13/7) lalu.
dr. Fitria pun memaparkan bahwa hingga kini masih menjadi misteri mengapa jerawat kebanyakan muncul di wajah utamanya area T-Zone dan U-Zone untuk orang dewasa. Namun, diduga kelenjar menjadi penyebabnya.
Adalah kelenjar minyak alias kelenjar sebasea yang menumpuk membuat jerawat akhirnya muncul. Ada pun area tubuh yang paling banyak menghasilkan kelenjar ini adalah wajah, dada, punggung, dan lengan atas. Lebih lanjut, kondisi skin barrier juga memengaruhi jerawat tumbuh subur di wajah.
Sebagai informasi, skin barrier bisa dibilang garda terdepan yang melindungi wajah manusia. Skin barrier memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan kulit, yaitu melindungi kulit dari kerusakan akibat polusi, sinar ultraviolet, zat kimia, kuman, dan bakteri, serta menjaga kelembapan kulit.
”Pada wajah terdapat mikrobiota baik sebenarnya yang menjaga supaya skin barrier ini tetap optimal. Kalau lapisan ini sudah rusak dan terganggu maka dapat mengakibatkan kelainan kulit. Seperti inflamasi dan jerawat, dermatitis atopik, rocacea. Bahkan ketombe itu juga termasuk,” papar dr. Fitria.
Terdapat beberapa kondisi yang memengaruhi skin barrier bisa saja rusak. Antara lain stratum corneum atau lapisan kulit paling luar tidak seimbang, natural moisturizing factor, layer antar sel, ikatan antar sel tidak menempel dengan baik, juga kondisi immunology dan chemical barrier atau pertahanan kimia yang terganggu.
Artikel terkait: Benarkah Toner Cuka Apel Ampuh untuk Menghilangkan Bekas Jerawat? Ini Penjelasannya
Waktu Terbaik Mengobati Jerawat
Sayangnya, kebanyakan orang tidak merasa percaya diri berkonsultasi ke dokter kala dihadapi pada permasalahan jerawat. Mayoritas akan datang ke dokter ketika jerawat sudah terlanjur parah.
Terlebih, hanya 10% yang memiliki akses mumpuni dengan dermatolog andal. Sisanya memilih mencari informasi di internet yang belum tentu kredibel hasilnya. Lebih dari 8,5 juta penderita jerawat di Indonesia mencari solusi penanganan masalah jerawat mereka secara online. Padahal, dokter kulit umumnya akan melakukan penanganan bertahap pada pasiennya.
”Biasanya kita akan melihat apakah kondisi jerawat pasien ini berpengaruh nggak ke kehidupan sosialnya. Dermatologis akan menggunakan semacam kuesioner yang berisi 14 pertanyaan. Nah ini ada skoringnya, kalau skoringnya itu parah kita akan arahkan ke perawatan yang tepat,” kata dr. Fitria.
dr. Fitria mengungkapkan bahwa penanganan akan bergantung pada security level permasalahan jerawat seseorang. Antara lain sebagai berikut:
- Pengobatan Utama. Pengobatan ini sifatnya berupa advice utama atau obat yang diresepkan oleh dokter tergantung keparahan tingkat jerawat;
- Adjuvant Therapy. Disebut juga terapi pendamping yang diawali dengan komunikasi, informasi, dan edukasi. Dokter biasanya akan memberikan advice untuk wajah pasien, juga menyarankan dermocosmetics yang tepat seperti sabun, moisturizer, sunscreen juga langkah yang hanya dapat dilakukan oleh dokter seperti chemical peel dan laser;
- Maintenance Therapy. Setelah jerawat membaik, sampailah pada terapi maintenance dimana dokter akan tetap memberikan obat, tapi dengan menurunkan konsentrat dan frekuensi penggunaan hingga akhirnya si pasien lepas dari obat jerawat.
”Mengobati jerawat itu penting supaya derajat jerawat itu sendiri tidak berkembang dan berisiko menimbulkan scar acne. Sudah ada risetnya bahwa jerawat derajat ringan kemungkinan untuk mengalami scar acne persentasenya sebesar 25%, jerawat derajat medium atau sedang 50%, dan jika jerawatnya sudah parah risiko untuk mengalami scar acne 75%. Jadi jangan tunggu parah baru diobati,” pungkas dr. Fitria.
Parents, semoga informasi ini bermanfaat ya. Segera kunjungi dokter jika sedang berjerawat dan tidak menunjukkan progres kesembuhan berarti.
***
Baca juga:
Fenomena Acne Shaming dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental
17 Cara Alami Hilangkan Jerawat Batu di Wajah Tanpa Obat
Kerap Diabaikan, Ini 10 Penyebab Jerawat di Leher dan Cara Mudah Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.